Seri film dokumenter Crime Scene: The Vanishing at the Cecil Hotel (TVATCH) yang menjadi trending di aplikasi Netflix. Film ini menceritakan kisah nyata kematian tragis siswa Elisa Lam di Los Angeles, 2013.Â
Seri Hotel Cecil terdiri dari 4 episode yang masing-masing episode berlangsung selama satu jam, setiap episode memperdalam kisah terjadinya kematian yang dianggap misterius, film ini mengisahkan bahwa peristiwa menyedihkan itu entah bagaimana bisa terjadi kematian yang mengerikan secara misterius.
Kejadian masa lalu didasarkan pada kejahatan individu. Faktanya, tentu saja ini adalah teori konspirasi, karena otopsi yang dilakukan "Lam" mengungkapkan bahwa kematiannya disebabkan oleh tenggelam secara tidak wajar dalam arti korban mati karena ditegelamkan atau disumbat pernapasan terlebih dahulu baru diceburkan ke air.
Yang perlu diketahui adalah jika Hotel Cecil sebelumnya memiliki julukan America's Hotel Death. Julukan ini didapat karena melihat fakta yang terjadi, sebenarnya masih banyak cerita kelam yang tragis di Hotel Cecil karena telah terjadi sejumlah kematian yang kasusnya diantaranya pembunuhan, bunuh diri, dan insiden kekerasan lainnya yang mengejutkan dalam beberapa tahun terakhir.
Hotel kini berusia 100 tahun, hotel ini dibuka di pusat kota Los Angeles pada tahun 1927, tidak lama sebelum depresi besar terjadi. Hotel Cecil dirancang oleh Loy Lester Smith yang menghabiskan biaya sekitar $ 1,5 juta untuk membangunnya kembali.Â
Hotel ini memiliki 14 lantai dan 700 kamar yang disediakan untuk menampung para pelancong dan wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut. Tetapi sekitar tahun 1940-an, itu menjadi tempat berlindung bagi pekerja dan pengunjung sementara, karena kota Los Angeles kalanitu sangat padat (salah satu kota yang populasinya meroket pada saat itu di Amerika).
Kisah nyata dari Hotel Cecil yang terkutuk
Beberapa tahun kemudian tiga pria melakukan tindakan bunuh diri dengan masing-masing menggunakan pil, pistol, dan pisau cukur, sedangkan pada tahun 1937, seorang wanita "Grace E Magro" jatuh dari jendela lantai 9. Penyebab sebenarnya dari kematiannya tidak diketahui motifnya apakah itu bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan, tidak pernah diketahui sampai sekarang.
Selain itu, banyak tentara veteran yang tinggal di Hotel Cecil untuk mengakhiri hidup mereka ketika pada tahun 1944, Dorothy Jean Purcell yang berusia 19 tahun melahirkan bayinya di kamar mandi kamarnya dan karena mengira bayinya sudah mati lalu ia kemudian melemparkannya ke luar jendela.
Laporan forensik menunjukkan bahwa anak itu masih hidup Purcell didakwa dengan pembunuhan, tetapi pengadilan memutuskan bahwa dia tidak bersalah karena dia tidak memiliki jiwa yang sehat atau ada keterbelakangan mental.
Kejadian tragis lainnya terjadi pada tahun 1964, ketika seorang karyawan Hotel Pigeon Goldie Osgood ditemukan tewas di kamarnya. Pembunuh yang memperkosa, memukul dan menikamnya sampai mati tidak pernah dapat diidentifikasi.
Beberapa dekade kemudian, ketika pembunuh berantai "Jack Unterweger dan Richard Ramirez" masih berkeliaran, merek dikatakan kerap menginap di hotel dengan melakukan penyamaran wajah.
Seram kedengarannya tetapi masih banyak orang yang memilih hotel ini untuk menginap. Seperti yang dijelaskan oleh mantan sutradaranya yang sangat bahagia dalam film dokumenter Hotel Cecil, hanya pada tahun 2011 sebuah upaya dilakukan untuk mendefinisikan kembali identitasnya untuk menjauhkan diri dari masa lalunya yang mengerikan.
Faktanya, pada tahun 2014 hotel itu dijual seharga $ 30 juta dolar Amerika kepada Richard Born. Kemudian hotel tersebut ditutup sementara selama 3 tahun kemudian untuk direnovasi total dan diharapkan dibuka pada tahun 2021. Namun, banyak orang tidak akan terlalu terkejut jika setelah begitu banyak publisitas negatif yang terukir dari hotel ini.
Apakah hotel ini akan mendapatkan banyak pelanggan? Atau justru jadi ramai dikunjungi orang karena kisah kelam Hotel Cecil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI