Mohon tunggu...
Afifuddin Kadir
Afifuddin Kadir Mohon Tunggu... -

Jangan kau menyesali masa lalu! Kecuali jika dapat membangkitkan semangatmu hari ini. (Umar bin Khattab)

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Islam sebagai Instrumen Menuju Indonesia Berdaulat

30 Agustus 2017   11:33 Diperbarui: 30 Agustus 2017   11:45 1702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, dalam prakteknya kebahagiaan multidimensi ini sangat sulit diraih karena keterbatasan kemampuan manusia dalam memahami dan menerjemahkan keinginannya secara komperhensif, keterbatasan dalam menyeimbangkan antara aspek kehidupan, maupun keterbatasan sumber daya yang bisa digunakan untuk meraih kebahagiaan tersebut. Masalah ekonomi adalah salah satu kendaraan dari kehidupan yang diharapkan mampu menghantarkan manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.

Ekonomi Islam merupakan instrumen yang tepat untuk membawa manusia mencapai tujuan hidup. Bila ekonomi konvensional hanya mampu membawa seseorang atau kelompok kecil tertentu dalam mencapai tujuan hidupnya. Lain halnya dengan ekonomi Islam, karena sistem ekonomi ini mampu menghantarkan seluruh umat manusia mencapai tujuan kehidupannya secara bersama sama. Hal ini tertuang dalam konsep tolong menolong yang terdapat dalam islam. seperti yang terdapat pada beberapa hadits berikut.

Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya: "Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?" Beliau menjawab: "Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya." [HR. al-Bukhri]

Kemudian terdapat pula ayat dalam al-quran yang menganjurkan untuk saling tolong menolong. Salah satunya adalah surat Al maidah ayat 2

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Midah/5:2]"

Dari  ayat Al-Quran dan Hadits Hadits ini melambangkan keharmonisan hubungan antar sesama manusia yang di dijarkan oleh islam. Kita selalu dianjurkan menolong orang dalam keadaan apapun, demi mencari ridha Allah. Membantu orang yang teraniya adalah doktrin yang dimiliki oleh ekonomi Syariah, bukan malah menganiaya orang lain demi kepentingan pribadi.

Doktrin yang luhur ini bila benar bisa terealisasi tentunya akan membawa banyak perubahan kearah positif bagi perekonomian indonesia. doktrin ini akan mampu mengembalikan keseimbangan ekonomi yang sudah lama tidak terjadi. Dimana sikaya membantu si miskin, dan pemimpin mengayomi rakyatnya agar bisa meningkatkan taraf hidupnya. Dengan begitu seluruh masyarakat indonesia akan mampu memasuki era kesejahteraan, yang menjadi tujuan hidup manusia didunia.

Maka dari itu Ekonomi Islam menggunakan konsep falah sebagai tujuan hidup. Falah berasal dari bahasa Arab dari kata kerja Aflaha-Yuflihu yang berarti kesuksesan, kemuliayan atau kemenangan. Dalam pengertian literal, falah adalah kemuliaan dan kemenangan, yaitu kemuliaan dan kemenangan dalam hidup. Istilah falah dalam islam diambil dari kata kata alquran.

Yang dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan di akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek material tapi justru lebih ditekankan pada aspek spiritual. Untuk kehidupan dunia falah mencakup tiga pengertian, yaitu kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, serta kekuatan dan kehormatan. Sedangkan untuk kehidupan akhirat falah mencakup pengertian kelangsungan hidup yang abadi kesejahteraan abadi, kemuliaan abadi, dan pengetahuan abadi.

"Kita semua, dimana pun di dunia ini, hidup dizaman pembangunan bangsa bangsa dan tuntuhnya imperium imperium, inilah zaman bangkitnya bangsa bangsa dan bergejolaknya nasionalisme".Ini adalah kalimat sukarno, presiden pertama indonesia sekaligus salah satu pendiri negara ini. Kalimat ini beliau sampaikan pada sidang umum PBB tahun 1960. Kalimat yang mampu merangsang spirit nasionalisme yang dibingkai dalam dimensi kekeluargaan. Karena Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya akan tetapi tetap bersatu menjaga kerukunan satu sama lain selayaknya keluarga.

Akan tetapi nilai persaudaraan yang menjadi corak bangsa kini mulai usang dimakan kapitalisme. Hal ini diperkeruh dengan patologi sosial yang tengah melanda Indonesia. Rasa ke bhinekaan, berprilaku luhur, perduli terhadap sesama dan saling menyayangi sudah pudar dari mainset masyarakat. Nasionalisme yang dahulu membara di hati para leluhur kini sudah tidak tampak lagi dari sebagian besar masyarakat dan pemimpin bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun