Perekonomian Indonesia menurut (Word Bank) mengalami pertumbuhan pada tahun 2017 yakni sebesar 5,2 persen, namun sayangnya dari pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ternyata masih terdapat ketimpangan ekonomi yang semakin melebar. Dimana masih terlihat distribusi kekayaan yang tidak merata, sehingga mengakibatkan yang kaya semakin kaya yang miskin semakin melarat. Kesenjangan sosial dalam Islam benar-benar dihindari termasuk dalam kaitanya dengan ketimpangan ekonomi. Ekonomi Islam memiliki tujuan yang sangat mulia yaitu mengantarkan umatnya kepada kebahagian dunia maupun akhirat (maqashid Syariah). Maka dari itu ketimpangan ekonomi harus dilawan dengan keadilan ekonomi atau ekonomi yang berkeadilan
Ekonomi Islam Sebagai Sarana Mewujudkan Ekonomi Yang Berkeadilan
Islam sangat memperhatikan masalah ibadah maupun muamalah. Dalam hal muamalah Islam telah mengaturnya mulai dari aspek hukum sampai kepada implementasinya, termasuk dalam aspek ekonomi. Paradigma ekonomi Islam membawa esensi yang luar biasa terhadap ekonomi yang berkeadilan, karena yang dimaksud ekonomi berkeadilan adalah persamaan konpensasi, persamaan hukum, moderat dan proposional. Maka muncul pertanyaan bagaimana ekonomi Islam mewujudkan ekonomi yang berkeadilan?
Untuk mewujudkan ekonomi yang berkeadilan Islam mengajarkan agar pertama, distribusi kesejahteraan yang sama, artinya bahwa distribusi kekayaan harus merata dan adil ditengah masyarakat, kekayaan tidak hanya dinikmati oleh indivudual atau kelompok-kelompok tertentu saja. Dalam al-Qur'an menyatakan bahwa; harta itu agar tidak beredar dikalangan orang kaya saja diantara kamu, (QS.59.7). yang kedua jaminan sosial, dalam ekonomi Islam keadilan ekonomi tidak akan tercapai bila tidak ada jaminan sosial, sistem ekonomi Islam menjamin telaksananya jaminan sosial, karena Islam mengajarkan umatnya agar saling tolong menolang dalam menanggung beban untuk kemaslahatan bersama.Â
Oleh karena itu tujuan dari ekonomi Islam adalah untuk mencapai kesejahteraan bersama. al-Qur'an menyatakan bahwa; tidakkah kamu melihat orang yang mendustakan agama? Mereka adalah orang-orang yang membiarkan anak yatim dan mereka juga tidak memberikan makan orang miskin (QS.107.1-3).Â
Ini artinya bahwa Islam itu sangat identik dengan kasih sayang, tolong-menolang antara sesama untuk mencapai kesejahteraan. Dan yang ketiga yaitu peran negara, dalam ekonomi Islam negara memiliki kewajiban terhadap tercapainya kesejahteraan masyarakat, karena negara memiliki kuasa yang besar terhadap tercapainya kesejahteraan. Untuk itu Negara berkewajiban untuk mengalokasikan sumber daya yang ada untuk kepentingan rakyatnya secara menyeluruh.
Sebagai contoh peran negara dalam mewujudkan ekonomi yang berkeadilan antara lain yaitu menekan terjadinya kesenjangan atau ketimpangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, sirkulasi harta harus merata dikalangan masyarakat kurang mampu artinya kekayaan tidak hanya mengendap di orang kaya saja melainkan harus didistribusikan dengan adil, negara harus lebih mengutamakan kepentingan rakyat sendiri ketimbang asing maupun aseng, negara memberikan dukungan kepada para pengusaha kecil menengah baik itu dalam bentuk modal atau pelatihan, yang paling penting lagi yaitu optimalisasi potensi zakat oleh negara sebagai wujud untuk memberikan disrtibusi harta yang adil dan merata kepada masyarakat yang kurang mampu.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan dari ekonomi yang berkeadilan tersebut perlu adanya itikad atau kesungguhan dari kita semua mulai dari pribadi, masyarakat sampai negara untuk menciptakan masyarakat yang berdedikasi terhadap terciptanya kesejahteraan dan mewujudkan ekonomi yang berkeadilan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. wallahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H