Mohon tunggu...
Lalu Nurul Anwar QH.
Lalu Nurul Anwar QH. Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberikan manfa'at kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Puisi: Pemimpin

19 Maret 2022   12:42 Diperbarui: 19 Maret 2022   12:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah Puisi: Pemimpin

Karya: Lalu Nurul Anwar

"Tidak layak disebut pemimpin seseorang yang mengabaikan aspirasi apalagi jeritan rakyatnya.

Pemimpin itu laksana mentari di siang hari

laksana pijar di malam hari

tiada henti menyinari, mengisnpirasi dan mengayomi apa-apa yang ada di bawahnya.

Tak layak disebut sebagai pemimpin!

seseorang yang setelah berhasil merayu hati untuk mempercayainya

setelah duduk lantas hanya gandrung memikirkan perut, kursi dan elektabilitasnya

Sungguh itu bukan seorang pemimpin!"

Jakarta, 11:22, 19 Maret 2022

Sebuah Puisi: Pemimpin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun