"Tidak layak disebut pemimpin seseorang yang mengabaikan aspirasi apalagi jeritan rakyatnya.
Pemimpin itu laksana mentari di siang hari
laksana pijar di malam hari
tiada henti menyinari, mengisnpirasi dan mengayomi apa-apa yang ada di bawahnya.
Tak layak disebut sebagai pemimpin!
seseorang yang setelah berhasil merayu hati untuk mempercayainya
setelah duduk lantas hanya gandrung memikirkan perut, kursi dan elektabilitasnya
Sungguh itu bukan seorang pemimpin!"
Jakarta, 11:22, 19 Maret 2022
Sebuah Puisi: Pemimpin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H