| SEBUAH PUISI | Angkasa Raya Imajinasi
"Tersebar di penjuru angkasa raya imajinasi sang pujangga..
Setiap lukisan kata kekaguman akan dirimu dan keindahannya..
Sedangkan hasratnya terus terbisiki untuk berlaga dan bertarung dengan kenyataan..
Tapi kenyataan bagai tembok baja yang memayahkan..
Hasrat sang pujangga terus menerus mencoba peruntungan..
Menyerang kenyataan dengan tekad dan keberanian..
Tak perduli halang rintang yang membentang..
Demi terwujudnya lukisan kisah asmara yang terpampang..
Duh, duh sayang,,, kabut datang menyelimuti angkasa imajinasi..
Badai topan hujan ikut menyeringai menghalang-halangi..
Hasrat sang pujangga pun terhanyut oleh banjir bah yang dicipta badai topan hujan..
Lukisan kisah asmara lantas terlarut dalam derasnya arus sungai air hujan..
Angkasa raya imajinasi kini terperangkap seolah tawanan..
Kabut pekat enggan berlalu menjadikan sang pujangga penunggu sepi..
Tapi gelora asanya berdebar hidup oleh sulut keyakinan..
Wahai kenyataan!, bersiaplah karena perjuangan akan dimulai lagi demi semi dan megahnya angkasa raya imajinasi"
Jakarta, 10:45, 18 Maret 2022
| SEBUAH PUISI | Angasa Raya Imajinasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H