"Aku tak mau melepaskan-Mu..
Dan aku menyukai itu..
Kau kelebat bayangan yang menyekapku dalam gelap-Mu dan mengikutiku tanpa lelah dan henti dalam dederap langkah terangku..
Kau cahayaku..
Dengan-Mu tampak jelas degub-debar cintaku..
Kau permainkan emosiku..
Aku tak menyerah..
Syaithon terus menghasudku tuk mencari-cari kekurangan-Mu..
Aku memilih membantah..
Kau kendalikan rasa dan pikiranku..
Aku terbang melayang-layang di atas samudera biru..
hanyut terbuai ingatan segala tentang diri-Mu..,
tentang canduku akan Wajah-Mu..
pun seketika serasa berada di dalam perutnya, bagai sesak hendak hilang nafas diriku menyaksikan kenyataan aku dan Kau lama jua tuk bertemu..
Duh...
Kasih?..
Tak ada yang bisa untuk kulakukan..
Kau bagai semburat rona lembut kuning jingga keemasan mementari Dhuha bagi Cintaku..
Kau buat aku tak melihat derita lara yang menggilakan..
Bisakah kau melakukan sesuatu untuk menyambangiku di setiap detik dalam waktuku?..
Bagaimana Kau bisa melihat deraiku?..
Tapi tidak. Kau bahkan menyaksikan segala goresan kata di dalam dadaku..
Aku menangis dalam hujan..
Memekiki nama-Mu dengan luapan geliat rindu di balik topeng diam dan senyumku..
Tak adakah isyarat yang bisa Kau lihat walau hanya satu lintasan?
Tapi tidak. Bahkan Kau Maha Mengetahui segala yang ku mau dan yang terbaik untuku..
Duh..
Kasih?..
Aku membutuhkan-Mu..
Aku telah tersemayam begitu dalam..
Dalam perangkap lena akan pesona indah-Mu..
Yang tiada lain dan tiada bukan adalah impianku siang dan malam..
Wahai Tuhannya cinta tolonglah aku...
Ampuniku karena telah mencintaimu semauku.."
Sabtu, 12 Maret 2022
"Lalu Nurul Anwar"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H