Nyatoq dan Saudara kembarnya, keseharianya adalah mengembala kerbau. Nyatoq dan saudaranya tumbuh menjadi anak dewasa sampai akhirnya, penduduk desa melihat sesuatu yang istimewa yang ada pada diri nyatoq. sesuatu yang istimewa yang tidak dimiliki oleh pemuda seusianya di desa itu. Penduduk desa menyebut Nyatoq bukan orang sembarangan. Banyak keistimewaan yang mereka lihat pada diri nyatoq.Â
"Salah satu Keistimewaan yang dimiliki nyatoq adalah setiap hari Jum'at saat mengembala kerbau, nyatoq selalu menitip kerbaunya kepada masyarakat sekitar untuk pergi sholat Jum'at. Pulang dari Jum'atan Nyatoq selalu membawa oleh - oleh berupa buah berwarna hitam yang mirip asam dan kurma. pada waktu itu buah yang sering di bawa Nyatoq itu tidak pernah melihat tumbuh di daerah sekitar." tutur Lalu Dinsir.
Masyarakat sekitar menyebut Nyatoq bukan orang sembarangan, Beliau orang sakti, Beliau orang saleh, Beliau adalah Wali Allah sehingga para masyarakat menamakan beliau Wali Nyatoq. Menurut Lalu Dinsir, sepanjang hayatnya Wali Nyatoq sepanjang hayatnya menyebarkan agama islam bersama saudara kembarnya. Wali Nyatoq semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Lalu Dinsir mengatakan bahwa beliau (Nyatoq) berpesan untuk tidak ditulis tentang asal usulnya, tidak mau di bukukan sejarah hidupnya. Biarlah masyarakat mengenal beliau sebagai seorang pengembala kerbau dan peninggalan - peninggalannya yang di makam ini. sampai Wali Nyatoq meninggal dunia dan dimakamkan di tempat ini dan masyarakat memberi nama makam ini sebagai Makam Wali Nyatoq. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H