Salah satu tradisi yang masih dilakukan sampai saat ini oleh masyarakat Pulau Lombok adalah Ziarah Makam. Makam yang di ziarahi adalah makam para wali atau para ulama yang menyebarkan dan menyiarkan agama islam di pulau Lombok. Makam - makam Para Wali Allah tersebar di pulau Lombok. Para Wali Allah itu sangat termashur keistimewaan dan kewalianya dikalangan masyarakat tempat para WALI Allah itu berdakwah.Â
Salah satu makam yang selalu padat dikunjungi para peziarah adalah Makam Wali Nyatoq. Makam ini terletak di Desa Rambitan Kabupaten Lombok Tengah. Keadaan Makam ini masih seperti dahulu dan tidak ada yang dirubah atau dipugar oleh masyarakat sekitar kecuali jalan masuk menuju makam dan Gerbang besar makam tersebut.Â
Di dalam makam in terdiri 2 makam yaitu ada yang menggunakan batu nisan besar dan ada menggunakan batu nisan kecil. yang besar itu merupakan Makam Wali Nyatok sendiri dan makam yang kecil itu ada makam milik saudara kembarnya. pagar untuk mengelilingi makam tersebut dari kayu dan sudah berumur ratusan tahun mungkin dan tidak pernah di ganti sampai saat ini.
Untuk memasuki makam, para peziarah harus melewati sebuah pintu kecil. Pintu kecil ini dijaga oleh 2 orang pemangku untuk mengatur keluar masuk para peziarah ke area makam. sebelum masuk ke area makam para peziarah di wajibkan untuk menundukkan kepala di depan Pintu makam sebagai wujud rasa hormat dan ucapan salam kepada Wali Allah ini. Pintu makam ini masih asli seperti dahulu. untuk memasuki makam ini, para wanita yang lagi haid di larang keras untuk memasuki makam ini.
Makam wali nyatoq selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah. Makam ini hanya boleh dikunjungi pada hari rabu saja. Menurut Pemangku Makam Lalu Dinsir bahwa Wali Nyatok pernah berwasiat "kalau ingin menemui saya datanglah pada hari rabu insyaAllah saya akan ada dan pulang pada hari itu, tuturnya". Sehingga sampai saat ini para peziarah hanya mengungjungi makam itu pada hari Rabu saja. Para peziarah tidak hanya datang dari masyarakat Lombok saja namun ada juga berasal dari daerah lain seperti pulau Jawa.
Para pezeriah datang ke makam wali nyatuq dengan berbagai hajat dan tujuan serta ingin memperoleh kesehatan dan keselamatan di dunia dengan berzikir dan memanjatkan doa disana. Menurut cerita yang beredar bahwa telah banyak masyarakat yang tercapai hajat dan niatnya setelah berziarah kemakam ini.Â
Sejarah wali nyatoq tidak banyak orang yang mengetahuinya karena tidak ditulis dan bukukan. Untuk mengetahui perjalanan hidup wali nyatuk kita harus bertanya kepada pemangku makam. Selain sebagai tokoh adat di daerah itu, dia juga mengenal kehidupan wali nyatok semasa kecilnya sampai wafat. Penulis mencoba menghubungi pemangku makam untuk memperoleh informasi tentang sejarah makam wali nyatok ini.Â
Beliau adalah L. Dinsir yang sudah mengabdikan dirinya menjaga makam ini sejak tahun 2009. Lalu Dinsir bercerita bahwa Nyatoq adalah nama populer dikalangan masyarakat Rambitan. Pada mulanya beliau (Nyatoq) datang ke desa Rambitan seorang diri, usianya sekitar 9 tahunan. masih sangat kecil. Di desa Rambitan, Nyatoq tidak tahu harus pergi kemana dan tidak tahu arah tujuannya. Beliau ditemukan oleh Mamiq Pernas.Â
Nyatoq di bawa kerumah Mamiq pernas. Karena Mamiq Pernas memiliki anak yang sangat mirip dengan Nyatoq maka Mamiq Pernas merawat nyatoq dengan penuh kasih sayang. Nyatoq dan Anak Mamiq Pernas di sebut-sebut sebagai saudara kembar oleh masyarakat sekitar karena hampir tidak bisa dibedakan keduanya.Â
Nyatoq dan Saudara kembarnya, keseharianya adalah mengembala kerbau. Nyatoq dan saudaranya tumbuh menjadi anak dewasa sampai akhirnya, penduduk desa melihat sesuatu yang istimewa yang ada pada diri nyatoq. sesuatu yang istimewa yang tidak dimiliki oleh pemuda seusianya di desa itu. Penduduk desa menyebut Nyatoq bukan orang sembarangan. Banyak keistimewaan yang mereka lihat pada diri nyatoq.Â
"Salah satu Keistimewaan yang dimiliki nyatoq adalah setiap hari Jum'at saat mengembala kerbau, nyatoq selalu menitip kerbaunya kepada masyarakat sekitar untuk pergi sholat Jum'at. Pulang dari Jum'atan Nyatoq selalu membawa oleh - oleh berupa buah berwarna hitam yang mirip asam dan kurma. pada waktu itu buah yang sering di bawa Nyatoq itu tidak pernah melihat tumbuh di daerah sekitar." tutur Lalu Dinsir.
Masyarakat sekitar menyebut Nyatoq bukan orang sembarangan, Beliau orang sakti, Beliau orang saleh, Beliau adalah Wali Allah sehingga para masyarakat menamakan beliau Wali Nyatoq. Menurut Lalu Dinsir, sepanjang hayatnya Wali Nyatoq sepanjang hayatnya menyebarkan agama islam bersama saudara kembarnya. Wali Nyatoq semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Lalu Dinsir mengatakan bahwa beliau (Nyatoq) berpesan untuk tidak ditulis tentang asal usulnya, tidak mau di bukukan sejarah hidupnya. Biarlah masyarakat mengenal beliau sebagai seorang pengembala kerbau dan peninggalan - peninggalannya yang di makam ini. sampai Wali Nyatoq meninggal dunia dan dimakamkan di tempat ini dan masyarakat memberi nama makam ini sebagai Makam Wali Nyatoq. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H