“Lif? Kamu marah sama aku dan Rahma?” kata Ari tiba-tiba,
“tidak kok” kata ku cuek sambil memandang datar,
“beneran?” kata Ari ragu,
“Yo” kata ku lagi. Setelah mengatakan itu, aku bangun dari kursiku dan tersenyum, sambil berjalan ke bangkunya Rahma, teman-temanku hanya memandang penasaran.
“Rahma” sapa ku dan duduk di kursi depan Rahma,
“ya ada apa?” tanya Rahma,
“ekhem, begini. Sebelum pacaran sama Ari, kamu anggep saya itu apa?” kata ku langsung ke intinya, sekarang bukan waktunya bertele-tele.
“hm, apa ya? Hmm” kata Rahma,
“haah, katakan saja Rahma, santai saja” kata ku sambil tersenyum,
“hmmhmm, kayaknya cuma teman Lif!” jawab Rahma akhirnya,
“Hahaha terima kasih Rahma” kata ku dan sedikit tertawa namun terdengar hambar.