Mohon tunggu...
Sepudin Zuhri
Sepudin Zuhri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Analisis Pemberitaan Insiden Brigadir J dan Ferdy Sambo

11 Agustus 2022   11:36 Diperbarui: 12 Agustus 2022   12:51 4126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kata kunci (keyword) "Ferdy Sambo" melonjak tajam dalam 30 hari terakhir (11 Juli-7 Agustus 2022) di mesin pencari Google dan Google Trends ((ANTARA FOTO/Aprillio Akbar via KOMPAS.com)

Kata kunci (keyword) "Ferdy Sambo" melonjak tajam dalam 30 hari terakhir (11 Juli-7 Agustus 2022) di mesin pencari Google dan Google Trends. Kemudian yang menarik, pencarian di Google dengan kata kunci "Ferdy Sambo" terjadi merata di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang-Merauke.

Hal ini bisa menjadi indikator bahwa, perhatian isu ini tidak hanya terjadi di Jakarta atau kota-kota besar saja, tetapi menjadi perhatian publik di seluruh wilayah Indonesia.

Kemudian dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang selama ini masif dalam pemberitaan, seperti Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, kalah semua tokoh-tokoh tersebut dibandingkan dengan kata kunci "Ferdy Sambo" selama periode 11 Juli-7 Agustus 2022.

Pemberitaan tentang peristiwa kematian Brigadir J (Joshua) baru muncul pada Senin (11 Juli 2022), 3 hari sejak kejadian tersebut pada Jumat (8 Juli 2022). Selama 3 hari, peristiwa penting seperti ini bisa mampu "ditahan" tidak muncul ke publik (melalui media baik media mainstream maupun media sosial).

Masyarakat baru mulai mengikuti berita ini pada Senin (11 Juli 2022). Media mulai memberitakan kejadian ini setelah mendapatkan keterangan pers dari Divisi Humas Polri melalui Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri yang memberikan keterangan pers, Senin (11/7/2022).

Hari pertama mulai munculnya pemberitaan (11 Juli 2022), volume beritanya mulai masif, yaitu sekitar 600 berita. Saat itu, topiknya tentang kronologi kematian Brigadir J.

Jumat, 8 Juli 2022

Peristiwa kematian Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam. Belum ada berita atau informasi sama sekali di semua kanal media atas kejadian ini.

Sabtu, 9 Juli 2022

Sehari setelah peristiwa ini, masih belum muncul pemberitaan di media (media cetak, online, dan elektronik).

Minggu, 10 Juli 2022

Dua hari setelah peristiwa, masih belum juga muncul pemberitaan di media.

Senin, 11 Juli 2022

Tiga hari setelah kejadian, barulah muncul pemberitaan peristiwa kematian Brigadir J yang disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri. Sebanyak 600 berita.

Publik sangat tertarik mengikuti perkembangan informasi kasus ini dari hari ke hari, terutama sejak 11 Juli 2022. Misteri dan teka-teki menjadikan topik ini menarik perhatian yang sangat besar dari publik. Selain itu, publik juga ingin mengetahui motof yang menjadi penyebab kematian Brigadir J. 

Demikian juga dengan media yang terus mengikuti perkembangannya baik media cetak, online, dan elektronik. Tak kalah dahsyat, media sosial terus mengamplifikasinya, menjadi perbincangan dominan di jejaring media sosial. Beberapa kali menjadi trending topic di Twitter.

Bagi media, tingginya topik ini di Google Trends dan Mesin Pencari Google, mengindikasikan bahwa publik menginginkan berita/informasi ini.

Artinya, berita-berita tentang peristiwa kematian Brigadir J akan dibaca atau 'dimakan' oleh publik. Terlepas dari tugas utama media dalam memberikan informasi yang kredibel dan akurat.

Tulisan ini tidak akan membahas soal teknis kasus ini, tetapi lebih mengulas soal publikasi di media. Sejak Senin, media massa terus menindaklanjuti (follow up) atas progres peristiwa ini. Hal ini terlihat dari lonjakan volume berita satu hari berikutnya, pada 12 Juli 2022, mencapai 2.410 berita naik signifikan dibandingkan hari sebelumnya .

13 Juli 2022

Pemberitaan tentang peristiwa kematian Brigadir J kian masif dengan berbagai angle seperti olah tempat kejadian perkara (TKP), ulasan Glock 17 & HS-9, kecurigaan Ketua RT, hingga statement Menkopolhukam pada 13 Juli 2022 bahwa Penembakan di Rumah Ferdy Sambo Penuh Kejanggalan.

Volume pemberitaan pada 13 Juli masih sangat tinggi, yatiu 2.380 berita. Ini kategori sangat tinggi

14 Juli 2022

Volume pemberitaan pada 14 Juli 2022 sebanyak 1.860 berita, sangat tinggi.

Pemberitaan-pemberitaan tentang Brigadir J dan Ferdy Sambo terus bergulir hingga puncaknya pada Selasa (9 Agustus 2022) saat Kapolri mengumumkan Ferdy Sambo sebagai tersangka baru atas peristiwa penembakan Brigadir J.

Sementara itu, total volume pemberitaan peristiwa kematian Brigadir J selama periode 11 Juli-11 Agustus 2022 (selama 32 hari) kisaran 100.000 berita atau rerata 3.125 berita per hari. Ini adalah kategori topik pemberitaan yang diamplifikasi sangat tinggi.

Coba bandingkan, volume berita dengan kata kunci "Kadiv Propram" selama periode 10 Juni-10 Juli 2022 hanya 670 berita atau rerata 22 berita per hari. Sebelumnya hanya 22 berita per hari, tetiba melonjak menjadi 3.125 berita per hari, sangat luar biasa.

Dari sisi volume sangat tinggi. Lalu bagaimana dari sisi tonaliti (tone) pemberitaan, terutama terhadap Mabes Polri. Tone pemberitaan tentang peristiwa penembakan Brigadir J hampir seluruhnya negatif. Tonaliti negatif ini tentu berdampak terhadap citra institusi Polri.

Selanjutnya beberapa kali statement Kapolri yang bersungguh-sungguh untuk membuka kasus ini menjadi terang-benderang secara langsung menetralisir tonaliti negatif. Puncaknya adalah statement Kapolri pada 9 Agustus 2022 saat mengumumkan Irjen FS sebagai tersangka. Statement Kapolri memberikan sentimen positif.

Lagi-lagi, tulisan ini tidak membahas soal teknis peristiwa penembakan Brigadir J, tetapi mengulas dari sisi volume dan tonaliti pemberitaan di media massa. Tentu, semua berharap kasus ini bisa dibuka dengan terang-benderang dan mendoakan agar keluarga almarhum Brigadir J bisa diberikan ketabahan dan kekuatan.

Dari kacamata public relation (PR), peristiwa Brigadir J dan Irjen FS ini memberikan hantaman bagi Polri, kendati kini sudah mulai bisa berbalik menjadi tone netral dan tone positif. Dari sisi komunikasi, Mabes Polri, khususnya Divisi Humas Polri bisa menggunakan strategi riding the wave dengan menampilkan kinerja positif, khususnya komitmen Polri dalam peristiwa ini. Strategi riding the wave juga digunakan hampir semua pihak, bahkan pebisnis untuk melihat tren dan peluang saat ini.

Selama ini, volume pemberitaan tertinggi adalah kata kunci "Jokowi". Wajar sebagai presiden dengan berbagai aktivitas dan berbagai isu nasional di negeri ini sehingga Jokowi menjadi tokoh dengan pemberitaan tertinggi.

Sebagai perbandingan, volume pemberitaan dengan kata kunci "Jokowi" selama periode 11 Juli-11 Agustus 2022 sekitar 100.000 berita. Volume ini sama dengan volume berita dengan kata kunci "Kadiv Propam" dalam periode yang sama. Artinya, topik Brigadir J & Ferdy Sambo mampu menghipnotis publik segera fokusnya tercurah ke dalam kasus ini.

Bahkan, seorang teman sambil bercanda, nyeletuk: "Ayo kita bikin produk dengan nama FS, sepertinya bisa laku, misalnya kue FS, merek kaos FS, atau apa aja hahaha...". Jangan-jangan di luar sana sudah mulai ada yang mempraktikan candaan dari teman saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun