Regenerasi minyak trafo untuk mengembalikan kondisi minyak yang sudah buruk sehingga kualitas minyak dapat dikembalikan fungsinya dan tidak perlu diganti karena harga minyak cukup mahal.
Â
BERKAH PANDEMI
Tjahjadi melakukan rehabilitasi workshop dan pembelian peralatan baru. Order perbaikan trafo justru meningkat selama pandemi Covid-19. Bahkan, order perbaikan trafo sudah penuh sampai Juli 2021.
Selain harus profesional, imbuhnya, WEJ memiliki 3 prinsip. Pertama, respons cepat terhadap customer. Kedua, menjaga kualitas perbaikan trafo. Ketiga, menjaga kondisi cash flow tetap kuat.
Di tengah pandemi, PLN memprioritaskan perbaikan trafo dibandingkan harus mengganti yang baru untuk menghemat belanja modal. WEJ pun ditunjuk untuk perbaikan trafo milik UID PLN di Jawa Tengah dan UID Jawa Barat dengan kontrak 1 tahun.
Dia menuturkan bahwa komponen paling utama dari trafo adalah minyak (sebagai media pendingin). Selanjutnya pembebanan dan pengoperasian harus benar. "Jika kualitas minyak menurun, berpotensi meledak atau terbakar. Misalnya minyak terkontaminasi air, kondisif fault di kumparan trafo, akhirnya meledak, karena ada kandungan uap air atau partikel masa hidup. Trafo terkait erat dengan pemeliharaan, pengoperasian dan pembebanan, terutama pemeliharaan kondisi minyak trafo."
Tjahjadi menuturkan WEJ mampu bertahan karena bekerja secara profesional dan memiliki filosofi kuat dalam perbaikan trafo. "Kami memiliki filosofi dan prinsip kuat serta keahlian mumpuni dibalut dengan profesionalisme tinggi dan pelayanan berkualitas, itu yang membuat kami bisa bertahan sampai saat ini."
Pria kelahiran 1945 ini masih tetap semangat untuk membawa WEJ terbang semakin tinggi. WEJ akan memperluas segmen pasar swasta. Seperti halnya WEP di Surabaya dengan 42 karyawan kini 100% melayani perbaikan trafo swasta.
Kendati sudah memasuki usia 76 tahun, Tjahjadi masih memiliki semangat tinggi. Karakternya sebagai 'sang penjinak tantangan' yang sudah tertanam sejak muda, ternyata tidak pernah luntur hingga kini. "Ini berkah dari Tuhan, karena saya ini tipe pekerja keras. Memang kita tidak boleh berhenti baik secara fisik maupun otak untuk terus berpikir, fisik juga harus terus bergerak agar tetap sehat," katanya.
Sejak mendirikan usaha pada 1974, Tjahjadi mampu membuat bisnis Wisma Group kian menggurita dengan menelurkan berbagai anak perusahaan. Lalu apa kuncinya bisa semangat sampai saat ini? "Tidak pernah bosan bekerja, semangat berkarya, tidak boleh menganggur."