Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) tahun ini kembali membawa semangat untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat, terutama dalam bidang pelestarian budaya lokal. Salah satu kelompok mahasiswa KKN-T Unikama mengambil langkah kreatif dengan mengadakan pelatiha tari topeng bapang dan beskalan di desa Glanggang, Pakisaji yang kaya akan tradisi budaya. Program kerja ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi para peserta pelatihan, tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat setempat.
Tari Topeng Bapang Dan Beskalan: Warisan Budaya Yang Harus Dijaga
Tari topeng bapang dan beskalan merupakan bagian dari kesenian topeng malangan yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya jawa timur, khususnya Malang. Tari topeng bapang menggambarkan karakter gagah berani dan penuh semangat, sementara tari beskalan dikenal sebagai tarian pembuka yang bersifat dinamis dan ceria. Keduanya memiliki filosofi yang mendalam dan menjadi simbol kekayaan tradisi nenek moyang yang harus terus dilestarikan.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman, minat generasi muda terhadap seni tradisional seperti ini mulai memudar. Hal ini mendorong mahasiswa KKN-T Universitas Kanjuruhan Malang untuk mengadakan pelatihan tari sebagai upaya memperkenalkan kembali kekayaan budaya lokal kepada masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
Pelatihan Yang Menghidupkan Semangat Gotong RoyongÂ
Program pelatihan tari topeng bapang dan beskalan ini dilaksanakan dengan menggandeng para seniman lokal yang berpengalaman sebagai pelatih. Dalam beberapa sesi latihan, para peserta tidak hanya diajarkan gerakan tarian, tetapi juga dikenalkan pada makna dan sejarah di balik tarian tersebut. Hal ini memberikan nilai tambah bagi peserta, sehingga mereka tidak sekedar mempelajari gerak, tetapi juga menghargai warisan budaya yang ada.
Pelatihan ini juga menjadi ajang mempererat hubungan antara mahasiswa KKN-T Universitas Kanjuruhan Malang dan warga desa. Melalui kegiatan bersama, semangat gotong royong semakin terasa. Mahasiswa berperan sebagai fasilitator yang aktif, sementara warga desa, terutama generasi muda, dengna antusias mengikuti sesi latihan.
Dampak Positif Pada Generasi Muda
Salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk membangkitkan minat generasi muda terhadap seni dan budaya tradisional. Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan bisa menjadi duta budaya yang nantinya akan melanjutkan dan mengajarkan tari topeng pada generasi selanjutnya. Tidak hanya itu, partisipasi aktif mereka dalam program ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya daerah mereka sendiri. Salah satu peserta, seorang anak dari desa setempat, mengungkapkan kebanggaannya dapat ikut serta dalam pelatihan ini.
Harapan Untuk Masa Depan
Pelatihan tari topeng bapang dan beskalan ini bukanlah akhir, tetapi awal dari proses panjang pelestarian budaya. Mahasiswa KKN-T Unikama berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut bahkan setelah mereka menyelesaikan masa KKN. Harapannya, masyarakat desa mampu melanjutkan inisiatif ini secara mandiri, dan generasi muda bisa menjadi pelopor dalam menjaga seni tradisional.
Melalui program ini, mahasiswa KKN-T Universitas Kanjuruhan Malang tidak hanya berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran budaya, tetapi juga membantu memperkuat identitas lokal masyarakat. Inisiatif ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat terlibat langsung dalam pelestarian budaya, sekaligus memperkaya kehidupan masyarakat dengan seni dan tradisi yang berharga.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah daerah, pelestarian tari tradisional seperti tari topeng bapang dan beskalan ini dapat terus dilakukan, sehingga kekayaan budaya jawa timur tidak akan hilang ditelan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H