Mohon tunggu...
LALA DEWANTI
LALA DEWANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

MHS.UNIKAMA - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pinter Aja Gak Cukup?!

24 Juni 2023   08:16 Diperbarui: 24 Juni 2023   08:17 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan rahasia lagi kalau dari dulu semua orang terutama orang tua, akan menuntut dan menghargai orang-orang yang "sukses". Mendapat nilai yang bagus di sekolah, pangkat yang tinggi dalam atau semakin besar gaji kita di tempat kerja, semakin besar pula apresiasi yang akan kita terima. Tetapi tidak jarang juga kita melihat orang-orang yang pintar di bidang akademik, justru biasa saja atau bisa dibilang "berantakan" di kehidupan mereka.

Lalu sekarang yang menjadi pertanyaan adalah "kenapa?", "kok bisa orang-orang itu seperti itu?", "kalo pinter aja gak cukup, apa yang harus kita lakuin biar bisa sukses?".

Nah, disini saya akan menjelaskan dari sudut pandang saya dan kita akan bertukar pikiran tentang "bagaimana itu bisa terjadi dan apa pola pikir yang bisa digunakan untuk kita dapat bertahan hidup".

Sebelum membahas itu semua, kita harus mempertanyakan hal yang sangat mendasar pada pembahasan kali ini. Jadi, apa itu sukses?.

Agar mudah anggap saja begini, sukses itu disaat kalian sehat secara fisik maupun mental, bahagia dan produktif. Bahagia yang berarti memiliki hobi dan hiburan untuk bersenang -- senang, hubungan yang bermakna dengan pasangan, keluarga maupun teman serta bagus secara spiritualitas. Produktif seperti memiliki karir dan keuangan pribadi yang stabil. Lalu yang paling penting tetapi sering diremehkan, yaitu memahami makna hidup. jika kalian sudah memiliki semua itu, berarti kalian sudah sukses.

Contohnya, kalian sudah memiliki prestasi dan mencapai hal yang kalian inginkan, itu sudah bisa dikatakan sukses. Tetapi jika orang hanya memiliki prestasi dan pengakuan saja orang itu belum bisa dikatakan sukses. Stabil secara finansial juga harus dimiliki untuk bisa dibilang sukses, seperti punya penghasilan yang cukup menghidupi diri. Sedangkan jika kalian sudah punya prestasi, pengakuan, dan stabil secara finansial tapi kalian gak punya teman, pasangan, atau bermasalah dalam agama atau spiritualitasnya, kalian belum bisa dibilang sukses.
Jadi, dari hal yang sudah dibahas di atas kita sudah tahu sukses itu apa. Berarti kita tahu gagal itu apa. Ya, gagal adalah di saat kalian belum mencapai tiga hal tadi yaitu sehat, bahagia dan produtif.

Lalu, ada gak orang-orang pintar tapi gagal?

Nairametrics
Nairametrics

Banyak, bahkan di beberapa butir kasus banyak yang berakhir dengan gangguan mental, percobaan mengakhiri hidup, atau mungkin mereka pintar dan sukses tapi gagal di bidang lain. Gagal dalam bidang lain ini bisa saja meliputi, gagal dalam hubungan dengan lawan jenis, hubungan dengan orang tua atau bingung dalam hal spiritualitas.

Tapi dari kebanyakan kasus, kegagalan ini biasanya disebabkan dari dalam diri atau faktor internal, bukan faktor eksternal. Contoh umumnya seperti ini, kebanyakan orang pintar akan lebih mendalami kemampuan yang dia kuasai. Tetapi cenderung menghindari kemampuan di luar kuasanya. Misalnya, orang yang pintar dalam bidang fisika belum tentu bisa mengajari fisika ke orang lain. Orang yang pintar berbisnis belum tentu pandai berkomunikasi. Hal ini bisa terjadi, karena orang-orang ini cenderung fokus ke bidang yang ingin ia pelajari. Tetapi tidak mempelajari faktor yang dapat mendukung kesuksesannya.

Itu tadi faktor pertama, faktor kedua adalah orang pintar cenderung sulit bekerja sama. Beberapa orang pintar berpikir bahwa jika mereka bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar, akan merusak nilai mereka. Padahal saat bekerja dalam kelompok, mengikuti organisasi atau yang lain, kerjasama sangat dibutuhkan.

Sodexo
Sodexo

Faktor ketiga adalah beberapa orang yang pintar cenderung menempatkan harga dirinya pada kepintarannya. Tidak semua orang pintar seperti ini, tetapi ada beberapa orang yang seperti ini. Orang-orang ini akan merasa tersaingi jika ia bertemu atau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar darinya. Jadi, mereka tidak ingin bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar. Tetapi mereka juga tidak mau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar. Pada akhirnya orang-orang ini akan lebih memilih untuk menyendiri.

Faktor selanjutnya adalah mudah bosan.

Psychology Today
Psychology Today
Faktor yang satu ini sangat masuk akal, karena orang yang pintar merasa dirinya bisa. Misalnya sorang mahasiswa disuruh belajar matematika tingkat sekolah dasar, karena ia sudah memahaminya maka ia akan sangat mudah bosan. Kecuali, jika orang ini selalu mencari hal baru untuk dipelajari, pasti mereka akan lebih kreatif.

Kemudian mereka terlalu banyak berpikir tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan. Orang-orang pintar memiliki pemikiran yang kompleks, jadi mereka akan lebih tertarik memikirkan sesuatu yang berat. Hal ini tidak hanya berlaku pada proses pembelajaran saja, tetapi juga berlaku saat mereka menghadapi suatu masalah.

The Economic Times
The Economic Times
Beberapa orang ini akan sangat memikirkan bagaimana cara ia menyelesaikan masalah itu. Terkadang mereka bahkan sudah menemukan solusinya, tetapi karena mereka terlalu banyak berpikir, masalah mereka tidak dapat terselesaikan.

Pada kasus seperti ini mereka tidak hanya menghambat kesuksesannya, tetapi mereka juga kurang merasa bahagia. Sebagian besar orang pintar berekspetasi tinggi terhadap kesuksesannya, dan mereka berpikir bahwa ekspetasi mereka itu realistis, padahal belum tentu. Jika ekspetasinya tidak terpenuhi, mereka akan berpikir bahwa mereka telah gagal. Sedangkan mereka lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang kesuksesan.

Day Of The Year
Day Of The Year
Mengejar kesempurnaan memang bagus, tetapi kita tidak perlu terlalu memaksakannya jika hal itu memang tidak masuk akal. Kita harus selalu optimis tetapi ingat untuk tetap realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun