Mohon tunggu...
LALA DEWANTI
LALA DEWANTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

MHS.UNIKAMA - PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA (PBSI)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pinter Aja Gak Cukup?!

24 Juni 2023   08:16 Diperbarui: 24 Juni 2023   08:17 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itu tadi faktor pertama, faktor kedua adalah orang pintar cenderung sulit bekerja sama. Beberapa orang pintar berpikir bahwa jika mereka bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar, akan merusak nilai mereka. Padahal saat bekerja dalam kelompok, mengikuti organisasi atau yang lain, kerjasama sangat dibutuhkan.

Sodexo
Sodexo

Faktor ketiga adalah beberapa orang yang pintar cenderung menempatkan harga dirinya pada kepintarannya. Tidak semua orang pintar seperti ini, tetapi ada beberapa orang yang seperti ini. Orang-orang ini akan merasa tersaingi jika ia bertemu atau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar darinya. Jadi, mereka tidak ingin bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar. Tetapi mereka juga tidak mau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar. Pada akhirnya orang-orang ini akan lebih memilih untuk menyendiri.

Faktor selanjutnya adalah mudah bosan.

Psychology Today
Psychology Today
Faktor yang satu ini sangat masuk akal, karena orang yang pintar merasa dirinya bisa. Misalnya sorang mahasiswa disuruh belajar matematika tingkat sekolah dasar, karena ia sudah memahaminya maka ia akan sangat mudah bosan. Kecuali, jika orang ini selalu mencari hal baru untuk dipelajari, pasti mereka akan lebih kreatif.

Kemudian mereka terlalu banyak berpikir tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan. Orang-orang pintar memiliki pemikiran yang kompleks, jadi mereka akan lebih tertarik memikirkan sesuatu yang berat. Hal ini tidak hanya berlaku pada proses pembelajaran saja, tetapi juga berlaku saat mereka menghadapi suatu masalah.

The Economic Times
The Economic Times
Beberapa orang ini akan sangat memikirkan bagaimana cara ia menyelesaikan masalah itu. Terkadang mereka bahkan sudah menemukan solusinya, tetapi karena mereka terlalu banyak berpikir, masalah mereka tidak dapat terselesaikan.

Pada kasus seperti ini mereka tidak hanya menghambat kesuksesannya, tetapi mereka juga kurang merasa bahagia. Sebagian besar orang pintar berekspetasi tinggi terhadap kesuksesannya, dan mereka berpikir bahwa ekspetasi mereka itu realistis, padahal belum tentu. Jika ekspetasinya tidak terpenuhi, mereka akan berpikir bahwa mereka telah gagal. Sedangkan mereka lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang kesuksesan.

Day Of The Year
Day Of The Year
Mengejar kesempurnaan memang bagus, tetapi kita tidak perlu terlalu memaksakannya jika hal itu memang tidak masuk akal. Kita harus selalu optimis tetapi ingat untuk tetap realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun