Itu tadi faktor pertama, faktor kedua adalah orang pintar cenderung sulit bekerja sama. Beberapa orang pintar berpikir bahwa jika mereka bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar, akan merusak nilai mereka. Padahal saat bekerja dalam kelompok, mengikuti organisasi atau yang lain, kerjasama sangat dibutuhkan.
Faktor ketiga adalah beberapa orang yang pintar cenderung menempatkan harga dirinya pada kepintarannya. Tidak semua orang pintar seperti ini, tetapi ada beberapa orang yang seperti ini. Orang-orang ini akan merasa tersaingi jika ia bertemu atau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar darinya. Jadi, mereka tidak ingin bekerja sama dengan orang yang tidak terlalu pintar. Tetapi mereka juga tidak mau bekerja sama dengan orang yang lebih pintar. Pada akhirnya orang-orang ini akan lebih memilih untuk menyendiri.
Faktor selanjutnya adalah mudah bosan.
Faktor yang satu ini sangat masuk akal, karena orang yang pintar merasa dirinya bisa. Misalnya sorang mahasiswa disuruh belajar matematika tingkat sekolah dasar, karena ia sudah memahaminya maka ia akan sangat mudah bosan. Kecuali, jika orang ini selalu mencari hal baru untuk dipelajari, pasti mereka akan lebih kreatif.
Kemudian mereka terlalu banyak berpikir tetapi tidak ada tindakan yang dilakukan. Orang-orang pintar memiliki pemikiran yang kompleks, jadi mereka akan lebih tertarik memikirkan sesuatu yang berat. Hal ini tidak hanya berlaku pada proses pembelajaran saja, tetapi juga berlaku saat mereka menghadapi suatu masalah.
Beberapa orang ini akan sangat memikirkan bagaimana cara ia menyelesaikan masalah itu. Terkadang mereka bahkan sudah menemukan solusinya, tetapi karena mereka terlalu banyak berpikir, masalah mereka tidak dapat terselesaikan.
Pada kasus seperti ini mereka tidak hanya menghambat kesuksesannya, tetapi mereka juga kurang merasa bahagia. Sebagian besar orang pintar berekspetasi tinggi terhadap kesuksesannya, dan mereka berpikir bahwa ekspetasi mereka itu realistis, padahal belum tentu. Jika ekspetasinya tidak terpenuhi, mereka akan berpikir bahwa mereka telah gagal. Sedangkan mereka lupa bahwa hidup ini bukan hanya tentang kesuksesan.
Mengejar kesempurnaan memang bagus, tetapi kita tidak perlu terlalu memaksakannya jika hal itu memang tidak masuk akal. Kita harus selalu optimis tetapi ingat untuk tetap realistis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H