Namun, sekitar tengah malam, suara aneh mulai terdengar dari balik pohon bambu di dekat rumah. Suara lirih seperti bisikan, "Darmin... Darmin... kamu tidak akan bisa kabur dari hutan ini..."
Darmin bangkit dari tidurnya dengan wajah panik, melihat ke kiri dan ke kanan, tetapi tidak melihat siapa pun. Dia mencoba kembali tidur, tapi suara itu kembali terdengar, bahkan kali ini lebih jelas, "Darmin... kamu tidak akan bisa kembali tanpa izin..."
Dengan detak jantung berdegup kencang, Darmin memberanikan diri untuk memanggil, "Siapa itu?! Jangan ganggu aku, ya! Aku cuma tersesat!"
Tiba-tiba, seorang pria tua berbaju serba putih muncul dari balik pohon bambu, tersenyum lebar dengan mata yang tajam. Budi terdiam, tidak bisa berkata-kata.
"Aku adalah penjaga hutan Sukamaju," kata kakek tua itu dengan suara berat. "Kau tersesat di wilayahku, dan aku akan membantumu... asal kau berjanji untuk tidak sembarangan lagi di hutan ini."
Darmin menelan ludah. "S-siap, Kek. Saya berjanji! Saya gak akan masuk hutan sembarangan lagi tanpa izin dan tanpa persiapan!"
Kakek tua itu mengangguk puas, lalu berkata, "Besok, Diden akan mengantarmu. Jangan lupa bawa kembali segala yang kau bawa masuk ke hutan. Jangan tinggalkan sampah, dan hargai alam."
Pagi harinya, Darmin bangun dengan perasaan campur aduk. Ia mencari-cari kakek penjaga hutan itu, tapi tidak ada siapa pun kecuali Diden yang sudah siap mengantarnya pulang.
"Diden, tadi malam saya ketemu kakek penjaga hutan itu... Dia bilang akan membantu saya keluar kalau saya janji menjaga alam," kata Darmin sambil mengusap matanya.
Diden tersenyum, "Oh, kalau ketemu kakek itu, berarti Mas Darmin sudah diberkati untuk kembali dengan selamat. Kakek itu memang suka membantu orang tersesat, tapi hanya orang yang benar-benar niat belajar."
Sepanjang perjalanan pulang, Darmin terus memikirkan kejadian itu. Bagaimana mungkin ia bertemu kakek misterius di tengah hutan? Apa itu hanya mimpi? Namun, satu hal yang pasti: Darmin tidak akan lagi menganggap enteng alam. Sekarang, ia menyadari bahwa seorang penjelajah sejati bukan hanya orang yang berani masuk hutan, tapi juga orang yang tahu bagaimana menghormatinya.