"Astaga, ini baru beberapa jam, dan aku udah gak ada makanan?" Darmin mulai panik.
Tanpa pilihan lain, ia akhirnya nekat berjalan mengikuti suara aliran sungai. Di sana ia berharap bisa menemukan jalan keluar. Di sepanjang perjalanan, Darmin mulai berimajinasi tentang sepiring nasi hangat dan ayam goreng.
Setelah beberapa waktu, akhirnya ia melihat sungai dan mengikuti alirannya, hingga tiba di sebuah desa. Darmin yang sudah kelelahan dan kelaparan langsung disambut dengan tatapan heran dari penduduk desa. Seorang warga mendekat dan bertanya, "Mas, kok bajunya berantakan begitu? Tersesat?"
Dengan sisa-sisa wibawa yang ada, Darmin mengangguk dan berkata, "Tersesat itu cuma perspektif. Saya sedang melakukan ekspedisi."
Penduduk desa tertawa, lalu memberinya makanan. Dalam hati, Darmin bertekad, "Lain kali ekspedisi bareng guide aja, deh. Penjelajah sejati pun butuh bantuan."
Sambil makan dengan lahap, Darmin mendengarkan cerita-cerita warga desa tentang mitos dan legenda yang ada di sekitar hutan Sukamaju. Mereka bercerita tentang sosok penjaga hutan, seorang kakek tua misterius yang konon bisa muncul kapan saja untuk menolong orang tersesat.
"Kalau Mas Darmin tadi ketemu kambing hutan, itu sudah pertanda baik. Katanya, setiap orang yang bertemu kambing di hutan pasti akan selamat," ujar seorang bapak tua sambil mengelus jenggotnya yang panjang.
Darmin hanya mengangguk-angguk, pura-pura percaya. "Iya, Pak. Saya pikir tadi itu predator, tapi ternyata kambing. Bapak tahu gak, kambing itu malah bikin saya lari terbirit-birit!"
Warga desa tertawa mendengar cerita Budi yang penuh kelucuan. Salah seorang dari mereka, bernama Diden, akhirnya menawarkan bantuan untuk mengantarkan Darmin kembali ke kota keesokan paginya.
"Kita istirahat dulu malam ini, Mas. Nanti pagi-pagi kita berangkat, biar Mas Darmin gak perlu takut tersesat lagi," kata Diden dengan ramah.
Darmin merasa lega dan menerima tawaran itu dengan senang hati. Malam itu, dia tidur di bale-bale bambu di depan rumah warga, ditemani suara jangkrik dan gemericik air sungai di kejauhan. Tepat sebelum tertidur, Budi tersenyum dan berpikir, Wah, ternyata jadi penjelajah memang seru, tapi serem juga kalau sendirian.