Melihat kesengsaraan rakyat dengan mata kepala sendiri, di tahun 1993 Lie mengorganisir bedah jantung terbuka secara gratis bagi pasien-pasien tak mampu. Ia mendapatkan dukungan dari para dokter bedah di Jerman yang dulu adalah guru-gurunya. Setelah itu Lie bekerja sama dengan Yayasan Jantung Harapan Kita dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Dalam biografi Lie 'Dokter di Jalan Kemanusiaan' terungkap bahwa almarhum Leo Soekoto (Uskup Agung saat itu) sempat bertanya untuk memastikan bahwa segala bakti sosial Lie tidak mengganggu keharmonisan keluarganya. Terhadap pertanyaan itu Lie menjawab: "Istri saya malah bertanya apakah uang kami cukup untuk membantu para pasien itu? Kalau kurang masih ada dan jumlahnya bisa ditingkatkan." Leo Soekoto terbahak-bahak. "Kamu orang gila. Tapi rupanya ada satu lagi orang gila!" ujarnya merujuk pada Listijani Gunawan, istri Lie.
Program bedah jantung terbuka bagi para pasien tak mampu ternyata membuka jalan bagi serangkaian 'kegilaan' lainnya. Tak hanya ikut dalam barisan mahasiswa yang berdemonstrasi memperjuangkan demokrasi di tahun 1998, Lie juga berdiri sebagai pendamping para korban perkosaan di saat pecah kerusuhan dan amuk masa di bulan Mei 1998. Keterlibatannya dalam berbagai aksi sosial di saat penanggulangan korban bencana alam antara lain di Aceh, Pangandaran, Yogyakarta, Padang, dan Nusa Tenggara Timur - membuka matanya bahwa ruang geraknya terlalu terbatas untuk bisa meraih begitu banyak rakyat kecil yang perlu dibantu.
Karena itu pada tahun 2009 Lie mendirikan Yayasan Dokter Peduli atau yang dikenal dengan DoctorSHARE. Visinya adalah untuk menolong rakyat kecil yang tak berdaya, yang membutuhkan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil. Kemudian ide gila mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) terlontar di sela pelayanan medis pada para korban bencana letusan Gunung Merapi di Yogyakarta di tahun 2010. Pada saat itu beberapa rekannya menganggap Lie benar-benar sudah mulai gila!
Maka, yang terjadi selanjutnya adalah pengukiran sejarah. Meski ditentang banyak orang dan dihadang berbagai rintangan, Lie menerabas semuanya. RSA telah berlayar ke berbagai wilayah terpencil di Indonesia dan telah menolong atau menyelamatkan lebih dari 100 ribu jiwa. Tak hanya membuat Rumah Sakit Apung, untuk mencapai masyarakat terpencil yang tinggal di hutan-hutan dan pegunungan seperti di Papua atau Kalimantan, Lie juga menciptakan program 'Dokter Terbang'. Dalam 'program 'Dokter Terbang' pelayanan medis dilakukan oleh dokter-dokter yang diterbangkan oleh pesawat-pesawat kecil. 'Dokter gila' ini mendapatkan beberapa penghargaan termasuk Heroes Award 2014 di acara TV populer 'Kick Andy'. Namun yang menjadi fokusnya selalu adalah bagaimana menolong rakyat kecil.
"Kalau kalian punya ide, jangan dengarkan orang lain," tuturnya, di antara berbagai wejangan lainnya. "Jangan pernah menyerah. Jangan pernah takut."
Apa yang kau cari, Lie? Pertanyaan itu melintas di benakku. Kemudian angin laut yang menerpa wajahku seakan membawa jawabannya: "Ia tidak mencari apa-apa. Ia sedang menyemai benih-benih kebaikan. Ia tak akan berhenti hingga ladangnya tumbuh subur. Ia tak akan berhenti sampai akhir hayatnya."
***