Mohon tunggu...
Mimin Mumet
Mimin Mumet Mohon Tunggu... lainnya -

Life's a journey from birth to death!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ku Pinjam Nama Uang

7 Desember 2011   23:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

'' Rambutnya dah putih gitu. Mau ajah lu ah ma kakek kakek model begituan ''

'' Sembarangan. Umurnya masih 40 an. Masih tok cer. Begitu gitu dia PNS. Salah satu SMA di Indonesia ini. ''

'' Dah pernah ketemu ?''

'' Ia sudah beberapa kali ke  mari. Sayang banget sama Eko anakku. Dari pada terus sama bapaknya Eko yang gak tau lagi gimana kabarnya . Mending aku terima dia. Tau sendiri kan sekarang aku sudah nganggur. Gak ada kerjaan apa apa lagi. Keahlian pun aku tidak punya. Kalau nggak kawin lagi , mau ngapain coba ?''

Sepanjang perjalanan pulang aku berpikir dan sesekali tersenyum. Ingat bagaimana Ina menemukan calon suaminya. Suami Ina sendiri entah ada di mana sekarang. Mungkin masih hidup menjadi TKI atau juga telah meninggal. Entahlah hanya Tuhan yang tau. Sampai pada hari H pernikahan Ina di langsungkan. Suaminya pun tetap tak ada kabar apapun. Aku yang ikut mendampingi Ina di samping penguhulu hanya bisa berpikir dalam diam.

'' Heran..... Bagaimana dia bisa mbolos kerja hari ini. ''

Tanyaku pada Ina setelah ijab di laksanakan. Ina tak terlalu sibuk melayani para tamu yang adalah para tetangga dekat dan sodara sendiri. Pernikahan Ina sendiri berlangsung sebelum ramenya RUU tentang pernikahan siri. Yang katanya , siapa yang melakukan pernikahan siri akan di hukum/denda. Yang sempat jadi polemik sesaat di negri ini. Yang paling berang adalah mereka yang mengaku sebagai para pendakwah.

'' Dia kan kepala. Jadi dia bisa bebas ke mana saja sesuka dia. Yang jadi hambatan tadi adalah istrinya dia. Sempat mau ikut. Tapi setelah dia bilang bahwa dia akan bertanding bulu tangkis di luar kota selama 2 hari. Istrinya percaya. Apalagi dia juga membawa alat alat olah raga di dalam mobilnya. ''

Senyam senyum Ina menceritakan bagaimana suaminya membohongi Istri pertamanya. Hanya supaya bisa kawin siri lagi denganya.

'' Dia sangat mendambakan anak, Ra. Ke 3 anaknya bukan anak kandungnya. Semuanya adalah keponakanya sendiri yang telah dewasa semua. Jadi apa salahnya kalau ku trima Dia. Sukur sukur aku bisa memberikan seorang anak kepadanya. Agar aku juga bisa menjadi istrinya yang sah juga di mata hukum. Lagian wanita mana sih, Ra. Yang rela menjadi istri simpanan? ''

Ada getir di nada suara Ina. Ina melakukan semua itu adalah demi anak semata wayangnya. Yang kini telah duduk di bangku kelas 6 SD. Agar anaknya masih bisa tetap sekolah. Dan agar dapur orang tuanya masih tetap mengepulkan asap. Ke dua adik kembar Ina bukanlah anak anak normal pada umumnya. Semuanya memiliki keterbelakangan mental. Satu satunya adik perempuanya sudah menikah. Tapi takdir bicara lain. Suaminya meninggal ketika anaknya dalam kandungan. Kini anak itu telah terlahir ke dunia. Dan Ina jugalah yang harus menanggunng kehidupanya. Karena sang adik pun pergi ke luar Propinsi . Untuk menyambung hidupnya. Di sana bersama kakak lelakinya yang lain. Sebelum pernikahanya terjadi Ina hendak kembali mengadu nasib ke luar negri. Begitu melihat keadaan ke dua orang tuanya yang sudah renta. Ina pun tak sanggup lagi melangkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun