Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menariknya Seserahan Pernikahan di Korea

24 Oktober 2019   21:50 Diperbarui: 27 Oktober 2019   11:21 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peti gyeolhangsigham dan patung angsa gileogi (Sumber gambar: naver.com)

Melihat ragam seserahan pernikahan di Indonesia memang sudah terbilang biasa. Namun, pernahkah kamu melihat iring-iringan seserahan pernikahan ala masyarakat Korea?

Kalau belum tahu, stay tuned yaa....saya mau membagikan kisahnya di sini.....

Pada umumnya, jika acara pernikahan di Indonesia, mempelai pria bersama keluarga akan membawa seserahan mulai berupa makanan hingga barang untuk mempelai wanita. Nah, jikalau di Korea, seserahan untuk mempelai wanita hanya dibawa oleh satu orang saja, yang biasa disebut "Hamjabi". 

"Hamjabi" itu juga bukan orang sembarangan lho. Sebab, syarat orang tersebut dapat menjadi "Hamjabi" ialah ia harus merupakan teman dari mempelai laki-laki. Selain itu, "Hamjabi" yang dipilih juga harus yang sudah menikah serta memiliki anak laki-laki, dan yang paling penting, ia harus memiliki hoki yang bagus." 

Seorang "Hamjabi", saat akan membawa seserahan juga diwajibkan untuk menggunakan peti kecil yang dibungkus kain merah atau yang biasa dikenal dengan "Gyeolhongsig Ham".

Ilustrasi Hamjabi (Sumber gambar: naver.com)
Ilustrasi Hamjabi (Sumber gambar: naver.com)
Hal lain yang tak kalah unik dan harus diperhatikan oleh "Hamjabi" ialah ia harus memakai topeng yang terbuat dari cumi-cumi besar (sotong) kering dan selama acara berlangsung, "Hamjabi" dilarang mengucapkan sepatah katapun. Kenapa seperti itu?

Sebab, jikalau "Hamjabi" sampai bicara, maka hoki yang dimilikinya bisa hilang dan mempelaipun kena imbasnya. Waduhhhh mitos banget ya?

Selayang pandang tentang peti seserahan untuk mempelai 

Sama seperti di Indonesia, jikalau menikah, mempelai wanita juga akan mendapatkan hantara yang berupa peti kecil. Biasanya seserahan tersebut berupa keperluan mempelai wanita, seperti pakaian hingga satu set perhiasan. Dan jarang sekali seserahan berupa sepatu, karena sepatu memiliki makna "pergi", jadi tak mungkin dimasukan. 

Selanjutnya, yang tak kalah menarik ialah surat dari orangtua laki-laki dan perempuan, yang disebut "Honhsoji". Biasanya isi surat berupa ungkapan terima kasih karena sudah memilih anaknya untuk dijadikan pasangan dan nasehat untuk kedua mempelai agar selalu saling menjaga serta doa dan harapan agar selalu bahagia, cepat diberi momongan, dan selalu sehat. 

surat untuk mempelai (Sumber gambar: naver.com)
surat untuk mempelai (Sumber gambar: naver.com)
Surat "Hongsoji" ini biasanya disimpan hingga akhir hayat dan zaman dahulu biasanya jika orangnya telah meninggal, maka surat tersebut disertakan juga di dalam makamnya. 

Ada juga 2 patung angsa jantan dan betina yang disebut "Gileogi", hal ini dimaksudkan agar kedua mempelai bisa seperti dua angsa tersebut. 

peti gyeolhangsigham dan patung angsa gileogi (Sumber gambar: naver.com)
peti gyeolhangsigham dan patung angsa gileogi (Sumber gambar: naver.com)
Selanjutnya isi dalam kotak yang paling penting adalah 5 bungkus kantong berwarna warni yang disebut "Bogjumeoni".

Kantong warna biru berisi beras ketan, kantong warna kuning berisi kacang kedelai, kantong warna merah berisi kacang merah, kantong warna hijau berisi "Gangnangkong" dan kantong warna pink berisi serutan batang pohon cemara. 

kantung Bogjumeoni (Sumber gambar: naver.com)
kantung Bogjumeoni (Sumber gambar: naver.com)
Masing- masing kantong tentunya memiliki makna agar kedua mempelai memiliki kehidupan yang baik dan selalu bahagia, diberi kekayaan dan kesuksesan dalam hidup.

Okedeh lanjut masalah peti yang dibawa ya.....

Seperti dikatakan sebelumnya di awal, jika pembawa peti dibawakan oleh seorang "Hamjabi", maka "Hamjabi" juga harus ditemani oleh dua pengiring yang nantinya bertugas membawa lentera yang disebut "Cheongsacholog", sambil berteriak "Ham Saseo" 

Nah uniknya lagi nih ya, "Hamjabi" tidak akan mau melangkah mendekati rumah mempelai wanita jika tidak diberi sesuatu. Makanya dari pihak wanita pun ada yang menyambut "Hamjabi".

Biasanya "Hamjabi" ini akan meminta macam-macam, seperti minta disuapin makanan, minta disuapin minuman, bahkan bisa minta jongkok karena enggak mau jalan. 

dapet angpao baru hamjabi mau melangkah, (Sumber gambar: naver.com)
dapet angpao baru hamjabi mau melangkah, (Sumber gambar: naver.com)
hamjabi malah nongkrong, (Sumber gambar: naver.com)
hamjabi malah nongkrong, (Sumber gambar: naver.com)
Bisa juga, saat "Hamjabi" datang, mereka diberi amplop berisi uang. Biasanya nih, uang yang terkumpul dipakai buat traktir makan dan minum-minum bersama sama teman-teman yang ikut rombongan. 

Saat acara membawa "Gyeolhongsig Ham" tersebut mempelai pria sudah menunggu di rumah mempelai wanita. Dan "Hamjabi" juga selama perjalanan menuju rumah mempelai wanit, tidak boleh menurunkan petinya kecuali sudah sampai didalam rumah.

Setelah seru-seruan di luar rumah, "Hamjabi" yang telah sampai di depan pintu, maka orangtua laki-laki dari mempelai wanita akan memecahkan labu kering yang disebut "Bagaji". 

Bagaji (dokpri)
Bagaji (dokpri)
Cara memecahkan bagaji adalah memakai dengul kaki. Mitosnya adalah agar dapat mengusir hantu toilet dan hantu perawan. Orang Korea percaya 2 jenis hantu inilah yang biasanya mengganggu pernikahan.

Setelah proses memecahkan bagaji, maka "Hamjabi" sudah bisa masuk ke dalam rumah dan meletakkan peti "Gyeolhongsig Ham" di atas kain merah yang disebut Bonghaetteogsilu. 

Setelah diterima petinya, maka proses iring-iringan seserahan telah selesai. Biasanya mereka yang berkumpul akan merayakan makan makan dan minum-minum di luar. Acara kirim seserahan tersebut biasanya dilakukan pada hari yang berdekatan dengan tanggal pernikahan.

Seiring perkembangan zaman, tradisi unik seperti ini tetap dipertahankan baik di kota besar ataupun di pedesaan, karena sejatinya tradisi unik tersebut bertujuan untuk bersenang-senang menyambut hari pernikahan. 

Gimana seru kan tradisinya?

Salam Sya, 2019.10.24

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun