Ada juga 2 patung angsa jantan dan betina yang disebut "Gileogi", hal ini dimaksudkan agar kedua mempelai bisa seperti dua angsa tersebut.
Kantong warna biru berisi beras ketan, kantong warna kuning berisi kacang kedelai, kantong warna merah berisi kacang merah, kantong warna hijau berisi "Gangnangkong" dan kantong warna pink berisi serutan batang pohon cemara.
Okedeh lanjut masalah peti yang dibawa ya.....
Seperti dikatakan sebelumnya di awal, jika pembawa peti dibawakan oleh seorang "Hamjabi", maka "Hamjabi" juga harus ditemani oleh dua pengiring yang nantinya bertugas membawa lentera yang disebut "Cheongsacholog", sambil berteriak "Ham Saseo"
Nah uniknya lagi nih ya, "Hamjabi" tidak akan mau melangkah mendekati rumah mempelai wanita jika tidak diberi sesuatu. Makanya dari pihak wanita pun ada yang menyambut "Hamjabi".
Biasanya "Hamjabi" ini akan meminta macam-macam, seperti minta disuapin makanan, minta disuapin minuman, bahkan bisa minta jongkok karena enggak mau jalan.
Saat acara membawa "Gyeolhongsig Ham" tersebut mempelai pria sudah menunggu di rumah mempelai wanita. Dan "Hamjabi" juga selama perjalanan menuju rumah mempelai wanit, tidak boleh menurunkan petinya kecuali sudah sampai didalam rumah.
Setelah seru-seruan di luar rumah, "Hamjabi" yang telah sampai di depan pintu, maka orangtua laki-laki dari mempelai wanita akan memecahkan labu kering yang disebut "Bagaji".