Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengintip Gulyong Maeul Pemukiman Tidak Mampu di Gangnam Korea

29 September 2019   11:53 Diperbarui: 29 September 2019   17:46 4312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gulyong Maeul dan Gangnam Korea, dokpri

Siapa  yang tak kenal  Gangnam hayuuk ngaku? Jelas tau kan ya?  Gangnam populer sejak ada lagu Korea yang berjudul Gangnam Style yang diyanyikan oleh Psy. 

Gangnam merupakan kota yang dihuni oleh orang orang kaya bahkan super kaya. Yap ditempat inilah kalau ingin bertemu orang kaya Korea. 

Dengan super duper kemewahanya, mulai dari mobilnya hingga pakaian dan berlian yang dipakai. Biasanya jika ada yang berkata "Saya punya apartemen di Gangnam" orang Korea langsung berkata "Wuuuuuuu mantap, ajak saya mampir ya?" hemmm begitulah kekayaan membuat silau mata yang memandangnya.

Namun tahukah kalian bahwa ada sebuh pemukiman di kota Gangnam yang bernama Gulyong Maeul yang bertolak belakang dengan penghuni gangnam sendiri? Yap di Gulyong Maeul dihuni oleh orang orang yang tidak mampu alias orang miskin. 

Suatu ketika saat melintasi jalan menuju pusat kota Gangnam saya melihat bagunan bangunan yang aduhai beda banget dengan di seberangnya. Di sisi lain Gedung Pencakar langit sebelahnya bagunan ala kadarnya. "Pap itu pemukiman miskin apa?" ucap saya kala itu.

Paksu (pak suami) agak melotot matanya "Tolong kata miskin diganti dengan orang tidak mampu, mam" ucap paksu serius "Siap pak boss" sambil mesem mesem minta dijelaskan. 

Paksu pun menerangkan bahwa kata "Miskin" tidaklah pantas diucapkan itu termasuk kata yang tidak sopan diucapkan bagi orang Korea. Paksu pun menerangkan itu pemukiman orang-orang yang tidak mampu yang bernama Gulyong Maeul, pulangnya nanti kita mampir kalau mau melihat lihat. 

sibawah gunung Gulyong San pemukiman orang tidak mampu, dokpri
sibawah gunung Gulyong San pemukiman orang tidak mampu, dokpri
Gulyong Maeul terletak dibawah gunung Gulyong San dan berjarak 1 km dari pusat kota Gangnam di Seoul Korea. Dengan kondisi Gulyong Maeul yang berbanding terbalik dengan kondisi Gangnam yang super duper metropolit banget.  

Di sinilah dua sisi perbedaan yang mencolok dapat kita lihat. Betapa perbedaan itu ada dan dapat menyelaraskan kehidupan. Di Gulyong Maeul kondisinya lebih menyedihkan dari tahun 70 an.

Yup kemajuan daerah ini seolah terhenti tidak bisa maju dan tidak dapat mundur juga alais tetap begitu gitu saja. Sebuah daerah yang jika dicari di google map tidak akan ditemukan, karena kota yang dihuni sekitar 4122 jiwa dan 1850 gubuk ini tidak memiliki alamat yang pasti.

Lho kok bisa sampai tidak memiliki alamat? Yap sebenarnya orang-orang di daerah  ini tidak memiliki izin untuk mendirikan bangunan. Walau aslinya dahulu ada beberapa rumah  yang memang memiliki izin, namun sejak tahun 1985 kondisinya berubah. 

Banyak pendatang dari luar kota yang dengan sengaja mendirikan bangunan ala kadarnya.  Hingga 1988 semakin banyak bangunan ilegal di tempat tersebut berdiri.

pemukiman ala kadarnya, dokpri
pemukiman ala kadarnya, dokpri
Orang-orang pinggiran yang mendirikan bangunan ala kadarnya tersebut karena kondisi mereka yang sangat tidak punya alias kategori miskin. Ketika di tahun 1981 Korea terpilih sebagai tuan rumah olimpiade musim panas ke 24 yang diadakan sekitar tanggal 17 septermber hingga 2 oktober 1988. 

Olimpiade diadakan di kota-kota besar di Korea, akibatnya kota ditata sedemikian rupa hingga membuat orang-orang yang tidak mampu tersingkir dari tempatnya dan menemukan sebuah lokasi  dilereng gunung Gulyong San yang terletak dipusat kota Seoul. 

Hingga kini daerah Gulyong Maeul dan Gangnam tak ubahnya seperti bumi dan langit, terlihat perbedaan yang sangat mencolok antara si kaya dan simiskin. 

Berada di pemukiman Gulyong bisa lihat gedung gedung pencakar langit yang gemerlap, sementara dari apartemen apartemen Gangnam bisa melihat potret suram dan remang remangnya pemukinam Gulyong.

gerlap Gangnam, redup Gulyong, dokpri
gerlap Gangnam, redup Gulyong, dokpri
Sejak berdirinya pemukiman tersebut hingga kini tercatat 2 kali kebakaran yang serius, ditahun 1989 menghabiskan 270 gubuk terbakar dan ditahun 2005 terjadi kembali. Saat ini agar dapat mengantisipasi kebakaran maka dibeberapa tempat terdapat alat pemadam kebakaran. 

Pemukiman ini awalnya tak memiliki listrik dan air bersih namun sejak 10 tahun terakhir baru ada aliran listrik dan air di pemukiman ini. Untuk pasokan bahan bakar mereka mengunakan tabung gas isi ulang. 

Agar musim dingin air tetap mengalir maka pipa-pipa dipasang kain tebal agar air tidak membeku saat musim dingin.

bagunan ala kadarnya, dokpri
bagunan ala kadarnya, dokpri
Pemukiman ini tak memiliki kelurahan ataupun kantor pos polisi walaupun seharusnya ada mengingat jumlah penduduknya yang lumayan banyak. Agar tetap aman penduduk pemukiman Gulyong mengadakan ronda bergilir setiap malamnya. 

Penduduk Gulyong kebanyakan telah menetap di lokasi tersebut kurun waktu 30 tahunan, dan yang dulunya muda kini kebayakan penghuninya berusia lanjut. Pekerjaan sehari hari mereka hanyalah pekerja kasar dari tukang bangunan hingga perkerja paruh waktu.

Gubuk-gubuk di Gulyong terbuat dari bahan baku ala kadarnya tambal tambalan, apa saja bisa kayu bekas bisa juga terpal terpal yang penting bisa untuk berteduh. Bahkan atapnya dari karpet karpet tebal yang ditumpuk tumpuk kemudian dikasih terpal agar tak tembus air. 

Karpet tebal dipasang di atap agar jika musim panas tetap teduh dan saat musim dingin bisa hangat. Jangan ditanya kenyamanan di pemukiman ini, jika musim panas tiba lalar dan nyamuk begitu banyaknya. 

Kalau tak ada obat nyamuk tak akan bisa tidur. Pemukiman inipun masing-masing rumah tak memiliki toilet namun tersedia toilet umum. Dan toilet juga berbentuk toilet zaman dulu tahun 70 an. 

Walaupun pemukiman Gulyong yang padat dan terbilang kumuh namun tak ada sampah yang berserakan di tempat itu, terbukti di jalan-jalan sungguh bersih. Hanya bangunannya saja yang tampak kumuh namun pemandangan jalanannya terjaga kebersihannya. 

Dari sini saya bisa berasumsi bahwa kebersihan tetap nomer satu bagi orang Korea. Di samping karena memang peraturan tak boleh membuang sampah sembarangan namun saat berada di dalam gubuk pemukiman Gulyong memang bersih juga. Salut dengan kebersihan mereka.

Para penghuninya sungguh benar-benar kekeluargaan sekali, mereka sering berbagi makanan dengan penghuni lain. Dan kondisi seperti ini sudah tidak didapat di kota kota besar. Yang kebanyakan sudah elu elu gw gw. 

Biasanya dulu saat ada penghuni yang mau pindah gubuknya dijual dengan orang lain. Akibatnya yang membeli gubuk tersebut tak mau pindah dan merasa itu miliknya. 

Namun sekarang pemerintah mulai berlaku tegas mereka akan menyegel bangunan yang sudah tak berpenghuni. Merekapun tidak mengusir para penghuni Gulyong walau bagaimanapun mereka merupakan warga negara yang harus dilindungi juga.

Jadi keberadaan  Pemukiman Gulyong bisa jadi potret orang orang pinggiran yang tidak sanggup menghadapi kemajuan jaman.  Mereka hidup seolah ditahun 1970an dengan keterbatasan dana dan sebagian besar warganya merasa  nyaman hidup seperti itu kota rasa desa di daerah Gangnam. 

Hikmah kondisi seperti ini adalah "Syukurilah apa yang kita miliki karena kebahagian seseorang tidak bisa dinilai dari kekayaan materi tetapi kekayaan hatilah yang dapat memberikan kebahagiaan"

Salam Sya, 2019.09.29

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun