rendang jengkol,dokpri
Tinggal di Korea emang bisa makan jengkol? Begitulah pertanyaan keluarga saat saya bilang kalau saya habis masak rendang Jengkol. Sepertinya mereka setengah tak percaya. Weeeh emang Indonesia doang bisa makan rendang jengkol? di Korea juga bisa lho! Dan di Korea buat masak rendang jengkol tak mengenal musim kapan saja bisa. Kalau di China saya emang gak bisa masak rendang jengkol tapi kalau di Korea mau tiap hari masak rendang jengkol juga bisa dengan catatan selama masih ada toko makanan dan bumbu-bumbu Indonesia di Korea dijamin bisa makan rendang jengkol. Bukan cuma rendang jengkol tapi masak jantung pisang kesukaan suami juga bisa kok.
Aiihh berarti tinggal di Korea enak juga ya kalau kangen masakan Indonesia gampang banget. Asal punya waktu dan uang maka masalah lidah dan perut bisa teratasi. Yupp bener banget, karena di Korea ada satu kawasan yang bernama Ansan Multikultural Food disinilah tempat bermarkasnya orang-orang dari penjuru dunia yang berkumpul untuk memenuhi hasrat lidah dan perut karena disinilah pusatnya berbagai makanan dari berbagai negara. Bukan cuma makanan saja tetapi berbagai bumbu, sayuran mentah serta buah-buahan yang berasal dari berbagai negara bisa kita temui ditempat ini seperti duren dan manggis.
Untuk menuju ke Ansan lebih mudah naik subway kereta bawah tanah dari Seoul gak sampai satu jam sudah sampai tinggal naik yang line 4 dan turun di stasiun Ansan. keluar di pintu satu atau dua maka langsung akan kita lihat petunjuk arah menuju area restoran dan toko yang menjual makanan dan bumbu-bumbu asli Indonesia. Biasanya warung atau restoran Indonesia di Ansan ini mereka juga menyediakan bumbu-bumbu dan makanan kecil dari Indonesia.
Jika boleh saya katakan disinilah surganya bagi perantauan yang tinggal di Korea. Allhamdulillah banget pemerintah Korea menyediakan tempat ini, karena banyaknya tenaga migran dari berbagai negara yang bekerja di Korea dan banyak juga para mahasiswa dari berbagai penjuru dunia yang melanjutkan studynya di negara ini serta pernikahan campur antara warga lokal dengan warga negara lain . Bukan tidak mungkin tempat ini dibangun agar mereka betah tinggal di Korea maka pemerintah menyediakan Ansan sebagai fasilitas, tempat dan berkumpul bagi tenaga migran dan WNA yang kangen akan negaranya.
Bahkan ditempat ini kadang diwaktu tertentu ada juga berbagai atraksi kesenian dari berbagai negara yang digelar dilapangan kawasan Ansa. Disini juga ada sebuah tempat yang bisa kita kunjungi jika kita ingin mengenal berbagai negara dari penjuru dunia mulai dari Indonesia sampai negara-negara Asia lainya dan negara eropa juga ada. Tempat yang bernama World Cultural Center Ansan ini kita bisa melihat koleksi berupa berbagai mata uang, makanan, pakaian, topeng sampai bangunan miniatur dari belahan dunia sampai alat musik khas suatu negara juga ada di sini.
Benar-benar Ansan sebagai multi budaya yang ada di Korea ini, jadi bagi orang asing yang tinggal di Korea seperti saya sungguhlah tempat ini merupakan tempat obat rindu akan kampung halaman karena disinilah saya bisa bertemu sedulur dan bisa memanjakan lidah saya dengan mencicipi beraneka ragam makanan khas Indonesia. Nah kalau mau makan bakso atau mie ayam datang saja kesini dijamin nikmat tak kalah enaknya dengan di Indonesia.
Makanya saat kami kembali tinggal di Korea saya tak risau masalah makanan yang emang lidah saya susah menyesuaikan dengan makanan lokal. Bahkan suami yang asli Korea sudah kepincut makanan Indonesia buatnya makanan Indonesia tak susah untuk diterima di lidanya "Makanan Indonesia paling enak ya rendang jengkol. Mungkin orang boleh malu mengakui kalau doyan makan jengkol? tapi saya tidak." ucapnya.
Bener juga sih dulu saya suka melihat perubahan teman mengerenyitkan jidatnya saat saya bilang kalau saya doyan makan jengkol, bagi saya jengkol tuh enak kok. Biasanya teman selalu bilang "IIhhhdihh perempuan kok doyan Jengkol? Kan jengkol bau?Kampungan lagi? Wah Re gadis bau jengkol dong?"
"Helooo apa yang salah dengan Jengkol? Emang cowok doang yang boleh doyan dengan jengkol? tanya balik saya "Wahh bau sih emang bener tapi kalau habis makan sikat gigi dong biar gak bau? Dan kalau kampungan saya gak bisa komen karena relatif masing-masing penilaian orang". Jika sekarang ada teman yang bilang kalau makan jengkol tuh kampungan saya pasti bilang "Gak mungkinlah kalau jengkol tuh kampungan buktinya Jengkol sudah sampai terbang ke Korea"
Saya makan jengkol emang doyan tapi gak sampai banyak, masih bisa dikendalikan sebelum kebanyakan saya pasti berhenti. Beda dengan suami saya kalau belum habis rendang jengkol yang ada dipiring maka belum berhenti makan. Mungkin saat ia menyantap rendang jengkol lebih enak daripada Bulgogi sapi kali ya ^_^. Makanya rendang jengkol jadi makanan favorit suami. Dulu sih sebelum tahu kalau di Korea ada yang jual jengkol paling makan rendang jengkol ya kalau pulkam.
Nah sekitar tahun 2008 an saya pertama kali nemu disalah satu restoran Indonesia di daerah Jamsil yang menjual jengkol dalam kemasan plastik yang sudah di rebus. Sejak saat itu setiap kali berbelanja bumbu-bumbu Indonesia di restoran tersebut saya selalu membelinya. Hingga kami pindah ke negara lain dan sekarang balik lagi ke Korea dan tahu kalau di Ansan lebih lengkap lagi bumbu-bumbu serta sayur mayur khas Indonesia bisa saya dapatkan termasuk jantung pisang.
Di Korea untuk membeli sebungkus jengkol dengan berat 1/4 kg yang sudah direbus dan masuk di frezzer bisa dihargai 5000 Won. Jengkol ternyata bukan hanya dari Indonesia karena dari Laos dan Myanmar produk Jengkol yang sudah dikemas dalam kaleng juga bisa kita dapatkan diKorea. Hanya karena saya sukanya yang original dari Indonesia jadi belinya yang dalam kemasan plastik dan masuk di frezzer.
Bahan yang biasa saya siapkan:
- saya pakai 1 serei dimemarkan, (3 batang serei di Korea cukup mahal seharga 2000 Won)
- pakai daun salam 2 lembar saja,
- yang dihaluskan adalah 10 cabe merah, 3 cm lengkuas, 1cm jahe, 4 butir kemiri, 3cm kunyit, 6 siung bawang putih, 4 sung bawang merah, Sebenernya bisa juga pakai bumbu yang sudah praktis siap pakai bumbu rendang cuma biar tambah mantap saya pakai bumbu racikan sendiri kebetulan semuanya dijual di toko Indonesia di Korea.
- Santan kelapa satu butir berhubung ada santan kelapa yang sudah dalam kemasan bubuk jadilah saya pakai yang bubuk tinggal di larutkan dengan air lebih praktis gak pakai marut atau blender. Sebutir kelapa utuh di Korea bisa dibeli seharga 3000 Won, kalau yang santan kelapa dalam kemasan gak sampai 2000 Won bisa ngirit. Gak bisa pakai daun kunyit karena gak nemu di Korea.
Begini cara masaknya
- Setelah semua bumbu siap maka panaskan minyak goreng 2 sendok makan dan masukkan semua bumbu
- jika sudah terasa harum maka masukkan 1/4 jengkol kemasan yang sudah dicuci dan sudah dikprek.
- Baru kemudian masukkan air santanya. Setelah mulai asat dan bumbu serta santan telah mengental maka rendang jengkol siap disantap bersama sepiring nasi dan lalapan timun.
Salam Sya, 2016.05.01
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H