Makanya saat kami kembali tinggal di Korea saya tak risau masalah makanan yang emang lidah saya susah menyesuaikan dengan makanan lokal. Bahkan suami yang asli Korea sudah kepincut makanan Indonesia buatnya makanan Indonesia tak susah untuk diterima di lidanya "Makanan Indonesia paling enak ya rendang jengkol. Mungkin orang boleh malu mengakui kalau doyan makan jengkol? tapi saya tidak." ucapnya.
Bener juga sih dulu saya suka melihat perubahan teman mengerenyitkan jidatnya saat saya bilang kalau saya doyan makan jengkol, bagi saya jengkol tuh enak kok. Biasanya teman selalu bilang "IIhhhdihh perempuan kok doyan Jengkol? Kan jengkol bau?Kampungan lagi? Wah Re gadis bau jengkol dong?"
"Helooo apa yang salah dengan Jengkol? Emang cowok doang yang boleh doyan dengan jengkol? tanya balik saya "Wahh bau sih emang bener tapi kalau habis makan sikat gigi dong biar gak bau? Dan kalau kampungan saya gak bisa komen karena relatif masing-masing penilaian orang". Jika sekarang ada teman yang bilang kalau makan jengkol tuh kampungan saya pasti bilang "Gak mungkinlah kalau jengkol tuh kampungan buktinya Jengkol sudah sampai terbang ke Korea"
Saya makan jengkol emang doyan tapi gak sampai banyak, masih bisa dikendalikan sebelum kebanyakan saya pasti berhenti. Beda dengan suami saya kalau belum habis rendang jengkol yang ada dipiring maka belum berhenti makan. Mungkin saat ia menyantap rendang jengkol lebih enak daripada Bulgogi sapi kali ya ^_^. Makanya rendang jengkol jadi makanan favorit suami. Dulu sih sebelum tahu kalau di Korea ada yang jual jengkol paling makan rendang jengkol ya kalau pulkam.
Nah sekitar tahun 2008 an saya pertama kali nemu disalah satu restoran Indonesia di daerah Jamsil yang menjual jengkol dalam kemasan plastik yang sudah di rebus. Sejak saat itu setiap kali berbelanja bumbu-bumbu Indonesia di restoran tersebut saya selalu membelinya. Hingga kami pindah ke negara lain dan sekarang balik lagi ke Korea dan tahu kalau di Ansan lebih lengkap lagi bumbu-bumbu serta sayur mayur khas Indonesia bisa saya dapatkan termasuk jantung pisang.
Di Korea untuk membeli sebungkus jengkol dengan berat 1/4 kg yang sudah direbus dan masuk di frezzer bisa dihargai 5000 Won. Jengkol ternyata bukan hanya dari Indonesia karena dari Laos dan Myanmar produk Jengkol yang sudah dikemas dalam kaleng juga bisa kita dapatkan diKorea. Hanya karena saya sukanya yang original dari Indonesia jadi belinya yang dalam kemasan plastik dan masuk di frezzer.
Bahan yang biasa saya siapkan:
- saya pakai 1 serei dimemarkan, (3 batang serei di Korea cukup mahal seharga 2000 Won)
- pakai daun salam 2 lembar saja,
- yang dihaluskan adalah 10 cabe merah, 3 cm lengkuas, 1cm jahe, 4 butir kemiri, 3cm kunyit, 6 siung bawang putih, 4 sung bawang merah, Sebenernya bisa juga pakai bumbu yang sudah praktis siap pakai bumbu rendang cuma biar tambah mantap saya pakai bumbu racikan sendiri kebetulan semuanya dijual di toko Indonesia di Korea.
- Santan kelapa satu butir berhubung ada santan kelapa yang sudah dalam kemasan bubuk jadilah saya pakai yang bubuk tinggal di larutkan dengan air lebih praktis gak pakai marut atau blender. Sebutir kelapa utuh di Korea bisa dibeli seharga 3000 Won, kalau yang santan kelapa dalam kemasan gak sampai 2000 Won bisa ngirit. Gak bisa pakai daun kunyit karena gak nemu di Korea.
Begini cara masaknya
- Setelah semua bumbu siap maka panaskan minyak goreng 2 sendok makan dan masukkan semua bumbu
- jika sudah terasa harum maka masukkan 1/4 jengkol kemasan yang sudah dicuci dan sudah dikprek.
- Baru kemudian masukkan air santanya. Setelah mulai asat dan bumbu serta santan telah mengental maka rendang jengkol siap disantap bersama sepiring nasi dan lalapan timun.
Salam Sya, 2016.05.01
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H