"Mam Sya gak tau ya? air disini kan sebenarnya dari samudra hindia cuma kan terhalang oleh pulau nusakambangan jadi nih gak ada ombaknya." ucap si teman yang asli kampung laut. Mulai deh tuh si mama menerangkan ini dan itu. Menurut penuturannya air yang berada disini masuk melalui plawangan atau masuk melalui pintu selat nusakambangan diujung timur maupun diujung barat. Karena nih air laut samudra hindia terhalang oleh pulau nusakambangan jadilah air disini cukup tenang.
[caption caption="sumber ft. googlemap"]
Hal inilah yang menyebabkan segara anakan menjadi lebih dangkal dan timbulah daratan-daratan yang baru. Dan yang lebih memprihatinkan lagi kalau sampai tak diperhatikan apalagi ditangaini oleh pemerintah bukan tak mungkin pintu diplawangan yang membawa air laut dari samudra hindia akan tertutup karena banyaknya lumpur yang terbawa oleh air sungai dari daratan tinggi di sebelah utara. Terang saja jika hal ini terjadi ekosistem di laguna segara anakan akan terganggu.
Dua jam perjalanan serasa singkat mungkin karena saya benar-benar tertegun karena disunguhi oleh pemandangan hutan mangrove yang apik ditambah lagi sesekali melihat para para nelayan sedang menjala ikan atau melihat para bapak-bapak yang hobbi mancing menunggu hasil tangkapanya diatas perahu. Ada lagi yang gak kalah bikin saya terpesona banyak burung-burung yang berterbangan kesana kemari. Duh nama burungnya saya gak tau apa cuma nih lihat tuh burung nyelem nangkep ikan dan terbang lagi sambil membawa ikan segar diparuhnya.
Beberapa kali berpapasan dengan kapal compreng dan kapal Jungkung yang melintas ada juga sebuah kapal yang mengalami mesin mati ditengah jalan. Saya sempat berucap "Duh kasihan amat? gimana kalau gak bisa jalan" si teman berkata "tenang aja mam, mereka berpengalaman kok, kalaupun gak bisa dibenerin nanti ada perahu yang mau nolong kok"
[caption caption="dokpri"]
Dulu suka denger kenapa sampai pulau nusa kambangan di banggun sebagai tempat penjara kelas kakap, karena dipenjara ini orang gak akan mudah kabur karena aliran air laut disini ada arus bawah dan arus atas bahkan ada pusaran air jadi siapa yang berani nyebrang berenang bakalan balik lagi ketempat asalnya. Berarti bener deh tuh kalau ada rambu pusaran air heheh.
[caption caption="dokpri"]
Dulu sesurut-surutnya air laut sebenernya gak sampai kelihatan dangkal airnya, karena akibat lumpur yang dibawa dari sunga-sungai air tawar didaratan tinggi sebelah utara menjadikan permukaan air laut semakin cetek. Makanya kapal juga gak bisa jalan. Pesan si bapak saya dengarkan inilah resikonya kalau datang ke kampung laut jika tak beruntung maka akan menikmati bermalam di sebuah kampung terpencil dari kota cilacap yang nyaris terisolir. Karena udah niat jadi mamalang jadilah resikonya saya terima dengan riang gembira, senantiasa senang dan menari bersama haha hihi tertawa selamanya (minjem kata-kata om Ninoy)
Ok lanjut, sampai jugalah didesa pertama kampung laut yaitu desa Ujungalang. Weeeh ada apa didesa ini? karena saya bukan tamasya jadilah datang kedesa ini untuk mengobati rasa penasaran saya. Memasuki desa ujung alang terlihat beberapa rumah yang cukup sederhana. Dulunya rumah-rumah itu dibangun mengunakan kayu namun sekarang karena banyaknya lumpur dari aliran air jadi sedikit demi sedikit mereka mengumpulkannya dan jadilah daratan, kemudian dibangunlah rumah diatasnya. Agar lumpur tar terbawa air laut saat pasang maka didekat rumah mereka menanam pohon-pohon bakau.
[caption caption="dokpri"]