Karena masa kecil dan remaja saya dihabiskan di sumatra jadilah saya tak pernah menyaksikan atraksi kuda lumping ini. Baru ketika saya kuliah di Jogja untuk pertama kalinya saya menyaksikan kuda lumping. Asli saya ketakutan setengah mati apalagi saat melihat penonton berbaju merah dikejar sama penari kuda lumping yang kesurupan. Weeee gara-gara itu jadilah saya pasti menghindar jika ada kerubunan orang yang lagi lihat kuda lumping. Namun itu dulu sebelum saya mengetahui sedikit rahasia ebleg.
Keponakan saya ternyata suka belajar tenaga dalam sejak SMA dan ia mengikuti sebuah group ebleg dikampungnya. Karena kepiawayannya berani guling-guling dibara api jadilah ia didaulatkan sebagai salah satu anggota yang dipercaya membawakan ataraksi tersebut. Keponakan pun bercerita sekelumit tentang rahasia ebleg ini.
Katanya orang-orang yang beratraksi mengiris lidahnya pakai golong atau mengiris pergelangan tanganya atau berguling-guling dibara api, atau makan beling merupakan perpaduan antara tenaga dalam dan trik seperti sulap. Lebih jauh ia mengatakan bahwa memang ada orang yang kesurupan atau biasa disebut mendem namun tak jarang juga ada yang bohong-bohongan kesurupanya biar para penonton histeris menontonya.
Weeee masa sih? Kalau orang yang benar kesurupan maka matanya benar-benar mendelik dan sepertinya pikirannya kosong, kalau yang bohongan biasanya masih suka plarak plirik lihat para penonton. Weee ketahuan deh tuh rahasianya ha3. Tak jarang ada juga kok penonton yang bohongan kesurupanya hehe biar bisa tenar, weee masa iya sih ^_^. Tapi biasanya kalau orang yang sudah pernah kena mendem alias kesurupan maka kalau nonton ebleg lagi kemungkinan besar ia bakalan kesurupan lagi.
Sebenarnya seni tradisional seperti eblek ini dulunya lahir dan diciptakan untuk memberi semangat juang para prajurit melawan penjajah jaman dulu. Namun setelah perang usai seni tradisional ini tetap digemari bahkan sebagai salah satu hiburan rakyat yang sayang jika dilewatkan. Kesenian tradisional ebleg merupakan budaya yang patut dilestarikan keberadaanya jangan sampai hilang dan di akui oleh negara tetangga dan untuk melestarikanya kalau bukan kita orang Indonesia maka siapa lagi.
Masih takut lihat kesenian tradisional ebleg? mungkin enggak kan ya?
Salam Sya, 2016.02.14