Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Beginilah Imlek di Korea "Saehea Bok Mani Badeuseyo"

10 Februari 2016   00:11 Diperbarui: 10 Februari 2016   00:31 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun sedang ada ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan tetep yang namanya hari besar jalan terus. Mungkin banyak dari kita tahunya Imlek tuh cuma dirayain sama orang China saja. Nyatanya di Korea imlek juga dirayakan. Cuma nih bedanya kalau di China disebut Imlek maka di Korea imlek disebut dengan Seollal [설날]. Budaya dari negri China yang emang rada mirip mirip dengan budaya Korea walaupun kedua negara gak mau disamain. Bisa dibilang China dan Korea budayanya serupa tapi tak sama.

Jika di China imlek biasanya di rayakan dengan menghias rumah, toko gedung ataupun bagunan lain dengan warna-warna merah yang bikin meriah. Maka di Korea gak ada hiasan sama sekali kalau gak karena  ramai mudik maka gak ketahuan kalau sebenernya tuh Korea sedang merayakan tahun baru. Kalau bersih-bersih rumah dan masak-masak sih ada so pasti.

Jadilah di Korea gak ketahuan mana yang merayakan imlek dan mana yang tidak. Karena Seollal bukanlah dianggap hari keagaman tapi dianggap tahun baru maka semua masyarakat Korea menyambut tahun baru Seollal gak kalah meriahnya. walaupun ada acara penghormatan pada leluhur juga, sepertinya tahun baru adalah harapan baru. Maka saat tahun baru sebisa mungkin merayakannya bersama keluarga. 

Pulang kampung saat Seollal bisa dibilangg kewajiban seorang anak untuk mengunjungi orangtuanya. Jika orangtuanya tidak ada maka anak sulung laki-laki pertama yang akan mengantikan posisinya. Sebagian besar masyarakat Korea akan berkumpul di rumah orangtua dari suami atau dirumah anak sulung laki-laki dikeluarga jika orangtua sudah tidak ada. Dan kewajiban istri dari anak sulung laki-laki pertamalah yang harus mempersiapkan tetek bengek Seollal. Termasuk hidangan untuk dimakan saat berkumpul dan mempersiapkan altar dan sesajen untuk para leluhur keluarga.

Saya termasuk menantu dari anak sulung laki-laki dikeluarga jadilah kewajiban mempersiapkan masaka untuk dimakan dan untuk sajen adalah tugas utama saya sebagai menantu. Jadi tuh keluarga dari suami akan diladenin sepenuhnya dengan menantu laki-laki pertama dalam keluarga, kalaupun ada yang bantu ya sesama menantu perempuan. Allhamdulillah ibu mertua mengerti agama yang saya anut jadilah ibu mertua tidak pernah menuntut saya untuk mempersiapkan makanan sajen. Biasanya saya hanya akan hadir dipagi hari saat makan bersama, dan membawa masakan yang saya buat untuk dimakan bersama serta memberi sungkem pada ibu mertua.

Cangkingan untuk ibu mertua, foto Sya

Umumnya sore sebelum seollal menantu perempuan  dari anak sulung wajib masak-masak. Menu wajib saat Seollal adalah aneka tempura sebagai cemilan dari sayuran, cabe besar, ikan, udang, cumi-cumi dan ubi jalar cemilan ini disebut twigim (튀김). Kemudian capcae, telur dadar, dan hidangan wajib yang akan dimakan saat Seollal yaitu Tteok guk ( 떡국).

Keluarga dipagi hari akan berpakaian hanbok dan bersiap-siap akan memberi penghormatan dialtar yang ada sesajinya. Altar yang ada foto leluhur yang telah meninggal dan  diberi berbagai makanan, buah dan arak. Ritual menghormati arwah leluhur disebut Jeongjo charye. Anak sulung laki-laki pertama dalam keluarga yang pertama akan menuangkan arah dan meletakkan dihadapan altar kemudian sujud dihadapan altar tersebut.

Khusus yang ini saya, suami maupun anak-anak hanya ada dibelakang layar, padahal dalam tradisi orang Korea tugas anak laki-laki pertama dalam keluargalah yang akan memberi penghormatan di altar tersebut. Lagi lagi saya patut  bersyukur karena keluarga suami khususnya mertua tak pernah menuntut hal tersebut karena mereka menghormati agama kami. Dan kami sebagai anak menantu dan cucunya hadir hanya sebatas menghormati tradisi dan budaya tersebut saja. 

Selepas memberi penghormatan di altar acara selanjutnya adalah sungkeman kepada orang yang lebih tua dalam keluarga. Acara sungkeman ini disebut sebae. Dalam acara sungkemannya saya pakai sungkeman ala Indonesia yaitu hanya mencium tangan dari mertua dan mereka memberi berbagai mewajangan dan doa semoga ditahun yang baru ini kami sekeluarga akan lebih baik dan maju lagi.

Sungkeman seperti inii saya anggap sama seperti saat saya sungkeman di hari raya idul fitri. Sebenarnya sungkeman ala Korea yang benar adalah kita (suami dan istri)  berdiri menghadap ortu kemudian kedua telapak tangan disatukan dan diangkat menempel dahi sementara kepala menunduk. Setelah itu baru deh kita sujud dihadapan orangtua kemudian bangun dengan posisi kedua telapak tangan tetap disatukan dan lakukan hal seperti itu sampai 3 kali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun