Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tersesat di Kuburan Seoul Donggwanwangmyo Shrine

10 Januari 2016   10:37 Diperbarui: 10 Januari 2016   11:46 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wihhh serem amat ya, masa kesesat sampai kekuburan sih? Eiit tunggu dulu, ini bukan kuburan sembarang kuburan karena nih kuburan milik seorang Jendral yang mengorbankan nyawanya demi kerajaan Korea.

Pengalaman ini bermula saat saya tinggal di Korea, waktu itu suami minta ditemani pergi ke Dongmyo kawasan pertokoan yang menjual bahan-bahan kulit. Mulai dari kulit sapi sampai kulit ular ada disana. Bagi pengrajin tas, jaket, tali pinggang, dompet atau pun sepatu yang memakai bahan dasar kulit hewan pasti lah datang ke pusat pasar ini. Kebetulan suami sedang ngajarin saya caranya bikin dompet dan  tas kulit jadilah kami membutuhkan beberapa bahannya. Dipasar ini harganya juga lumayan murah, lagian bisa milih-milih bahan yang cocok.

Setelah puas pilih bahan kamipun beranjak pulang, namun karena ada alat yang perlu dibeli akhirnya kami memutuskan keliling pasar dahulu. Setelah agak lama berjalan tiba-tiba kami melihat orang-orang menjajakan barang-barang bekas, mulai dari kompor bekas sampai blender bekas juga ada. Jangan salah walaupun bekas kondisinya masih bagus lo. Bahkan barang-barang antik juga ada, yang lebih bikin saya semangat lihat barang-barang di sini ternyata saya nemu beberapa pedagang menjual uang koin 25 dan 100 rp yang koin besar dari Indonesia.

Suami yang lihat koin itu langsung bilang "mam, barang Indonesia juga ada dipasar ini lo?" kata saya "Mana, pap." penuh semangat clingak clinguk mencari. "Tuh" sambil nunjuk uang koin 25 rp dari Indonesia. "Weee ada juga disni ya, wah di Indonesia sudah gak laku pa."ucap saya.

Puas melihat-lihat barang bekas dan barang antik sampai gak tau udah seberapa jauh kaki ini melangkah. "Pa, kita sepertinya udah jauh deh, sampai mana ini? tau jalan pulang gak pa?" ucap saya. Tapi saat bicara itu mata saya melihat sebuah gapura yang antik banget berdiri kokoh dihadapan saya. 

"Pap, apa ini?" tanya saya. Suami senyum-senyum bilang "Gak tau, mam." 

"Wadoh papa nih ya, orang Korea masa gak tau tempat apa ini." ucap saya "Emang, mentang-mentang saya orang Korea lantas tau segala sesuatu tentang Korea? coba mama apa tau tuh lokasi-lokasi wisata yang ada di Indonesia." ucapnya membela diri. "Ya udah deh daripada berdebat mendingan kita masuk yuk?"

Saya clingak clinguk dulu jangan-jagan untuk masuk ke sini mesti bayar he3, gak taunya enggak bayar alias gratis. Narsis sana-narsis sini saya minta di fotoin suami nurut aja, padahal aslinya saya gak suka di foto. Berhubung anak-anak gak ikut makanya gak bisa foto mereka, sayang lah kalau gak diabadikan nih tempat.

Puas lihat sana-sini hingga, saya perhatikan orang-orang yang datang gak pada foto-foto semuanya hening dan diam. Kebanyakan duduk dengan hikmatnya dibangku ataupun pelataran bangunan sambil memperhatikan burung-burung merpati yang cukup banyak disana.

Saya langsng minta suami ngecek, tulisan dan keterangan di papan petunjuk sebenarnya nih tempat apaan sih. Agak lama juga nunggu suami kembali, kok ya hawanya gak enak amat ya ditempat ini padahal hari masih siang. "Mam, ternyata ini adalah tempat  kuburan seorang jendral jaman dulu" ucapnya

Weeee pantes aja suasananya hening. Setelah saya telusuri ternyata benar juga kalau ini nih kuburan alias sebuah kuil tempat makam jaman kerajaan dulu. Di plang keterangan tertulislah bahwa kuil ini bernama Seoul Donggwanwangmyo (Shrine) dibagun pada tahun 1601. Kuil ini juga lebih dikenal dengan sebutan Dongmyo Shrine atau bisa juga seoul Dongguan Angmyo yang artinya Gwanwangmyo di timur Seoul.

Sebenarnya kuil ini dibagun untuk menghormati kepahlawanan seorang Jendral asal negri China, yang bernama Jendral Guan Yu. Ia gugur dimedan perang saat Korea waktu itu dipimpin oleh dinasti Joseon berperang melawan Jepang yang saat itu ingin menaklukkan kerajaan dinasti Jeseon pada tahun 1592.

Untuk menghormati kepahlawanan sang Jendral Guan Yu , Dinasti Ming meminta pada Dinasti Joseon untuk membagun kuil tempat makam sang Jendral. Bentuk kuil disesuaikan dengan permintaan kerajaan China. Dulu sejak belum terjadi kebakaran besar-besaran pada bagunan-bangunan bersejarah Korea akibat perang melawan Jepang kuil ini hampir tidak diperhatikan. Setelah kejadian itu barulah pemerintah Korea mulai memperhatikan dan melestarikan aset-aset budaya dari negri Korea tak terkecuali kuil Dongmyo.

Area kuil ini memiliki 2 bangunan utama, yang terdapat di depan dan belakang. Khusus untuk bangunan yang dibelakang sebenarnya terdapat patung sang jendral. Sayang saat saya datang ke kuburan ini, ruangan tertutup jadi gak bisa masuk. Tapi gpp saya juga gak berani lihat patung tersebut secara takut arwah sang jendral melototin saya ^_^

Saya cukup puas melihat-lihat bangunan luar dari kuburan ini, Sungguh bangunanya unik perpaduan antara Korea dan Cina. Setahu saya sejak dulu Korea dan Cina memiliki kedekatan hubungan yang cukup baik antar kerajaan. Jadi pantaslah kalau sang Jendral ikut membela kerajaan Korea.

Pulang dari lokasi ini saya langsung menemui putri saya yang sedang bersama sang nenek dirumah dan menceritakan kalau mamanya habis dari kuburan, kontan deh mereka ketakutan he3 ^_^

Salam Sya, 2016.01.09

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun