Angin laut menuju darat
Meniup jilbab bersegi empat
Setengah Ramadhan telah lewat
Adakah kita tergolong yang taat?
Ramadhan di Ibu Kota
Jakarta, setengah Ramadhan telah terlewat di Ibukota. Ada banyak cara menyemarakkan Ramadhan tahun ini. Di mulai dengan euforia Tarhib Ramadhan yang digelar oleh beberapa Masjid di Ibukota, misalnya Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, dan masjid-masjid lainnya. Tentu saja, euforia ini disambut baik oleh warga karena memang, acara Tahrib dikemas semenarik mungkin untuk membawa kesan suka cita kita menyambut bulan penuh Rahmat, bulan penuh keberkahan, bulan yang amat mulia, yang lebih istimewa dari seribu bulan, Yaitu Bulan Ramadhan.
Jakarta, menjadi salah satu kota yang pastinya diliput banyak media untuk memberitakan banyak hal seputar Ramadhan. Mulai dari aktivitas jelang ramadhan, kuliner, fashion, termasuk aktivitas para artis dan juga pejabat yang mengisi Ramadhan. Tapi, terlepas dari sorotan lampu kamera dan semua liputan media yang sudah masuk meja redaksi, sebenarnya yang tahu Ramadhan di Jakarta adalah penduduk Jakarta itu sendiri. Ya, masyarakat Jakartalah yang lebih tahu banyak bagaimana euforia Ramadhan Tahun ini.
Jika Ramadhan Tahun dulu, ada pawai obor sepanjang jalan yang membuat suasana 'desa' pindah ke 'kota', maka tahun ini, tidak saya temukan tu lagi. Sedikit heran tapi..sudahlah, yang paling penting adalah suasanan hati kita. Em..bagi anak perantau, moment satu Ramadhan menjadi moment penting, why? Karena di saat yang lain berkumpul bersama keluarga dan sanak keluarga, si perantau ibukota harus 'pintar-pintar' cari suasana kekeluargaan menyambut Ramadhan pertama, slaah satunya dengan berbuka puasa bersama di masjid/komunitas.
Namun, beranjak ke hari-hari berikutnya, Ramadhan di ibukota terasa masih belum menemukan ghirohnya, kecuali di tempat-tempat tertentu yang memang membuat semangat ramadhan dan ibadah semakin meningkat. Maka, jangan heran jika di busway (baca: transjakarta), suasananya masih seperti biasa pada hari kerja. Hampir tidak ada perubahan, hampir tidak ada kekhawatiran jika mendengar adzan namun kita masih berada di tengah kemacetan Jakarta, hampir tidak merasa rugi jika tidak mengisi waktu di dalam bus dengan membaca (qur'an), dan hampir-hampir, Ramadhan dianggap biasa. Namun begitu, kita harus husnuzon. Harus berpikiran positif bahwa para pekerja insyaa Allah tetap menempatkan Ramadhan sebagai bulan mulia. Bisa jadi, diamnya kita adalah berdzikir kepada Allah, bisa jadi macetnya kita di jalanan merupakan ikhtiar kita untuk buru-buru agar bisa berbuka bersama keluarga, dan bisa jadi semua 'kecuekan' di bulan Ramadhan ini hanya kasat matanya saja, bukan berarti kita mengabaikan bulan yang teramat mulia ini. Semua itu bisa kita alihkan ke pemikiran yang lebih positif, sembari berdoa di sisa 15 hari ramadhan kita masih bisa memanfaatkan semua potensi diri kita untuk memaksimalkan Ramadhan yang hanya  datang setahun sekali.
Ramadhan Goal?
Memasuki awal Ramadhan, sebagian dari kita mungkin mempunyai goal-goal atau tujuan yang mau dicapai. Yang paling populer adalah goal meng-khatamkan Al-qur'an. Ya, itu hampir menjadi harapan sebagian muslim di Indonesia jika ditanya perihal goal di bulan Ramadhan. Maka, setelah mencatat goal-goal tersebut, ada baiknya kita mencek ulang, apakah goal-goal itu telah terlaksana? Apa saja goal-goal itu, berikut sebagai kindly reminder untuk kamu yang masih semangat buat memaksimalkan diri menjalani bulan Ramadhan.
1. Sahur
 Ini bisa jadi goal kamu karena makan sahur itu sangat dianjurkan. Berdasarkan hadits dari Anas bin Malik radiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur terdapat barakah." (Muttafaqun 'alaih)
Al-Imam An-Nawawi t berkata: "Para ulama telah bersepakat tentang sunnahnya makan sahur dan bukan suatu kewajiban." (Syarh Shahih Muslim, 7/207)
Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu alaihi wasallam mendorong kita untuk tidak meninggalkan makan sahur meskipun hanya dengan seteguk air. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Sa'id Al-Khudri radiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
...
"Makan sahur adalah barakah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air." (HR. Ahmad, hadits hasan, lihat Shahihul Jami'ish Shaghir, 1/686 no. 3683)
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Sahur dapat diperoleh seseorang yang makan dan minum meskipun hanya sedikit." (Fathul Bari, 4/166)
2. Membaca Al-qur'an
 Salah satu goal Ramadhan biasanya adalah mengkhatamkan alqur'an. Jika kamu mau, kamu bisa mentarbiyah diri dengan menghafal Al-quran di bulan suci ini, misalnya ikut kelas menghafal Al-qur'an juz 30. Seperti yang diadakan oleh AQL (Ar RAhman Qur'an Learning) di Tebet yang menyelenggarakan kelas menghafal Al-qur'an dari tanggal 1-10 Ramadhan . Tujuannya peserta dapat menghafal al-qur'an juz 30. Peserta terbagi dua kelas, yakni pagi dan malam. Selain mendisiplinkan diri menghafal al-qur'an, tentu kamu akan merasakan nuansa ramadhan yang berbeda, suasana mabit dan makan sahur bersama peserta yang lain. Tidak hanya anak muda, bahkan ibu-ibu dan nenek-nenek pun semangat mengikuti program ini. Loh, kok saya tahu..hehe..(maklum saya salah pesertanya :D.Â
Allah Ta'ala berfirman,
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)" QS. (Al Baqarah : 185)
Sedangkan keutamaan membaca Al-Quran sangat banyak dijelaskan, salah satunya adalah Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam,
"Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "alif lam mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf" ( HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami', no. 6469)
Begitu juga Sabda beliau,
"Siapa yang membaca 100 ayat pada suatu malam dituliskan baginya pahala shalat sepanjang malam" ( HR. Ahmad dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami', no. 6468)
3. Mengkhatam Al-qur'an
 ini menjadi goal utama, kita tidak hanya membaca tapi kita ditantang untuk mengatur waktu alias manajemen waktu bagaimana kita mengkhatamkan al-qur'an. Minimal 1 kali khatam. Â
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu,
"Dahulu Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur'an kepada Nabi shalallahu 'alayhi wa sallam setiap tahun sekali (pada bulan ramadhan). Pada tahun wafatnya Rasulullah shalallahu 'alayi wasallam Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur'an kepada beliau sebanyak dua kali (untuk mengokohkan dan memantapkannya)" ( HR. Bukhari no. 4614)
Ibnu Atsir rahimahullah menjelaskan,
"yaitu mempelajari (mudarasah) semua ayat Al-Quran yang turun" ( Al-Jami' fi Gharib Hadits,4/64).
4. Sholat Tarawih
 Sholat Tarawih hanya ada di bulan Ramadhan. Itulah menjadi salah satu penanda Ramadhan. Di belahan bumi manapun, sholat tarawih dilaksanakan.  Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama' dari yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid.
5. Sedekah
Urgensi bersedekah sebenarnya tidak hanya di Bulan Ramadhan, kapanpun sedekah dianjurkan karena banyaknya keberkahan setelah bersedekah. ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Sungguh keajaiban sedekah ini memiliki keutamaan yang besar. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan  orang-orang yang bersedekah.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614).
6. Perbanyak Silaturahim
Bulan Ramadhan menjadi moment penyambung silaturahmi. Bagaimana tidak? Kita kadang diundang untuk ikut buka puasa bersama. Di sana menjadi moment untuk bersilaturahim dengan kolega dan mengakrabkan satu sama lain. Ini bisa menjadi salah satu tujuan yang kita pingin wujudkan di Ramadhan. Insyaa Allah berkah dan bahagia.
7. Baca Buku Islami minimal 1 Buku
 Tidak ada salahnya memasukkan agenda ini di Ramadhan-mu. Why? Tentunya kita juga ingin membaca langsung karya-karya penulis muslim yang keren. Jika selama ini kita hanya menjadi penikmat youtube, maka saatnya kita menjadi penikmat buku. pilih salah satu buku yang sangat ingin kamu  baca untuk menambah pengetahuan Islami kamu! Iqro! Bacalah...begitu perintah pertama dalam Al-qur;an. Jika kamu sudah enjoy dengan membaca, maka bisa jadi kebiasaan ini menular di bulan-bulan berikutnya.
8. Itikaf di Masjid.
Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Nabi shallallahu alaihui wasallam mengencangkan kainnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya (HR. Bukhari).
Salah satu yang beliau kerjakan di sepuluh hari terakhir adalah dengan berdiam diri di masjid dan mendekatkan diri kepada Allah. Berdiam diri di masjid dan melakukan peribadahan demi mendekatkan diri kepada Allah sering diistilahkan dengan I'tikaf.
Mendekatkan diri kepada Allah merupakan sebentuk ungkapan rasa syukur. Terlebih jika peribadahan tersebut dilakukan secara kontinue dan langgeng di akhir dari bulan Ramadhan.
:- -- -- , , --
Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beri'tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri'tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun 'alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).
9. Berlomba-Lomba dalam Kebaikan
Salah satu hal yang diajarkan oleh bulan Ramadhan adalah kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Karena kebaikan itu akan berkali lipat nilainya. Kita bisa ikut terlibat di banyak kegiatan positif selama Ramadhan. Misalnya, membagikan takjil bagi pengendara motor/ mobil di jalan, menyantuni anak yatim, mendonasikan rejeki untuk pembangunan masjid, mengikuti pesantren kilat untuk menambah semangat beribadah, dan mengikuti kajian-kajian keagamaan. Karena jika segala sesuatunya diniatkan karena Allah, maka setetes keringat kita insyaa Allah akan bernilai ibadah.
10. Â Tahajud
 Sholat Tahajud bisa kamu lakukan di luar bulan Ramadhan. Namun, dengan datangnya bulan Ramadhan, kekuatan doa kita dan semangat kita untuk tahajud semakin terjaga.Â
Allah Subhanahu wa Ta'ala pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang senantiasa melakukan shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]
Ibnu 'Abbas Radhiyallahu anhuma mengatakan, "Tak ada satu pun malam yang terlewatkan oleh mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa raka'at saja."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam memuji dan menyanjung mereka:
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo'a kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkah-kan sebagian dari rizki yang Kami berikan ke-pada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." [As-Sajdah/32: 16-17]
Al-'Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga."
      Itulah  Goals yang bisa kamu ceklis bagaiman progresnya. Kamu bisa mengajak temanmu untuk menjadi 'auditor' tentang pencapaian ramadhan kamu.  Kamu juga bisa menambahkan goal versimu sendiri. Mumpung masih ada 15 hari lagi, kita koreksi lagi ibadah kita. Jika belum maksimal, mari kita maksimalkan. Jangan sampai, semakin ke sakhir, semakin sepi yang ke masjid, semakin pendek shaf tarawihnya, dan semakin dikit sedekah hanya karena baju baru.
Jadilah seseorang yang merindu Ramadhan, jadilah seseorang yang ingin memberikan yang terbaik untuk Ramadhan, karena kita tidak pernah tahu..apakah tahun depan, kita masih bertemu dengan Ramadhan berikutnya?
Demikian, semoga bermanfaat.
Jakarta, 16 Ramadhan 1439 Hijriah
31 Mei 2018
Referensi: Dari Berbagai Sumber :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H