Ada yang malu-malu bersuara.
Tapi, ketika azan datang.
Dia menggema.
Menakuti komputer dan semua papan tulis
Menaklukan dinding-dinding gedung tak bersuara
Menandingi masa
 menyatu dalam semesta
Meramaikan langit
Untuk sekedar menyampaikan pada bumi
Bahwa azan mengelana
dalam frequensi yang tak terbilang
dengan izin dari Rabb-Nya
Seperti Bilal Bin Raba yang ceritanya kudengar
Seribu Empat Belas Tahun Yang Lalu
Di Masa Kenabian
Dialah dengan legam kulitnya danÂ
Tulang-tulang rahang yang kokoh
mengalunkan asma-Nya
untuk menyatakan pada Dunia
Panggilan sholat telah tiba
mengalahkan bunyi semesta
Di sini,
Seusai azan bekumandang
Kutitipkan doa
menyampaikan rindu yang terlalu berat
seumpama air hujan yang tertahan di angkasa
kutitipkan bait-bait doa..
karena doa antara azan dan iqomah
Dibersamai para malaikatNya
kuingin menyebut satu nama
Ya Rasulullah...Ya Rasulullah..Ya Rasulullah..
Jakarta, 9 Mei 2018
Untukmu yang menanti Ramadhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H