Ada kalanya kita melihat deru ombak
 dari kapal-kapal yang membawamu menyebrang pulau.
Pun adakalanya
mata ini terbenam
 menyaksikan awan putih bertumpuk,
menyapu langit bagai lautan kapas putih.
Ada kalanya, malam terbelah, memberi ruang untuk subuh datang,
lalu kaki ini masih berdiri di ujung kereta, gerbong terakhir.
Ada kalanya mata ingin tertutup dan berharap
 ada pintu rumah yang kau sapa, saat mata itu terbuka.
Namun, catatanNya berkata lain. Setelah berlayar pergi...
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!