3). Prinsip Kesederhanaan yaitu melakukan konsumsi sewajarnya dan tidak berlebihan.
4). Prinsip Kemurahan Hati, dengan mentaati perintah islam tidak ada bahaya maupun dosa ketika kita melakukan konsumsi produk atau barang yang disediakan tuhan karena kemurahan hati-Nya untuk kelangsungan hidup.
5). Prinsip Moralitas, bukan hanya mengenai makanan dan minuman tetapi dengan tujuan akhirnya, yakni untuk peningkatan atau kemajuan nilai-nilai moral dan spritual. Seorang muslim menyebut nama Allah sebelum makan dan mengucapkan trima kasih kepada-Nya setelah makan. Hal ini penting artinya karena Islam menghendaki perpaduan nilai-nilai hidup material dan spritual.
 Sebagai manusia monodualis dan monopluralis, kita harus menjaga prinsip keseimbangan dalam hidup, termasuk  dalam keseimbangan pemenuhan kebutuhan hidup (kegiatan konsumsi), baik fisik maupun rohani, baik individu maupun sosial sehingga daoat menciptakan harmoni. Semua kebutuhan dipenuhi secara wajar dan tidak berlebih-lebihan, dan jangan lupa bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat-Nya.
Refrensi:
- Rahman, Afzalur. 2002. Doktrin Ekonomi Islam jilid IIÂ Yogyakarta:PT.Dana Bakti Prima Yasa
- Suprayitno, Eko. 2005. Ekonomi Islam Yogyakarta:Graha Ilmu
- Rozalinda. 2014.  Ekonomi Islam; Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
- Kafh, Monzer. 1995. Ekonomi Islam; Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam Yogyakarta:Pustaka Pelajar
- Marthon, Said Sa’ad. 2007. Ekonomi Islam; Ditengah Krisis Ekonomi Global Jakarta-Timur:Maktabah ar-Riyadh
- Asy’ari, Musa. 2015. Filsafat Ekonomi Islam Yogyakarta:Lembaga Studi Filsafat Islam (LESFI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H