Mohon tunggu...
LAILY SAFIRA KAMILAINI
LAILY SAFIRA KAMILAINI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychological Student

Keep going, keep growing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sering Mengalami Mood Swings, Benarkah Berkaitan dengan Gangguan Bipolar?

1 Januari 2022   16:45 Diperbarui: 1 Januari 2022   16:51 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mood swings merupakan salah satu efek samping yang pasti dialami oleh orang-orang yang mengalami bipolar disorder (Broome et al., 2015). Namun, perlu digarisbawahi dan dipahami, bahwa orang-orang yang mengalami mood swings belum tentu mengalami bipolar disorder. 

Dengan kata lain, mood swings merupakan sesuatu yang normal dan dapat dialami oleh siapapun. Mengalami perubahan suasana hati adalah sesuatu yang wajar. Beberapa orang lebih moody daripada yang lainnya, atau beberapa orang biasanya lebih terbuka tentang perasaaannya, dan itu tidak apa-apa.

Untuk menangani bipolar disorder dibutuhkan perawatan oleh psikiater dan pengobatan dengan obat-obatan. Seorang pasien dalam episode mania atau depresi mungkin memerlukan rawat inap agar aman dan untuk menerima perawatan yang dibutuhkan. 

Dukungan secara emosional kepada orang yang mengalami bipolar disorder dari orang-orang terdekat juga dapat membantu pasien mengembangkan strategi perilaku untuk mengatasi gejala dan menstabilkan suasana hatinya. Selain itu, psikoterapi seperti Cogntive Behavioral Theraphy (CBT) atau Interpersonal and Social Rhythm Therapy (IPRST) juga dapat digunakan sebagai treatment pada orang yang mengalami bipolar disorder (Beidel, et al., 2012).

Sedangkan untuk menangani mood swings dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti memperbaiki pola tidur, menjaga nutrisi pada makanan, menjalani gaya hidup sehat, berolahraga, meditasi, atau dengan melakukan hal-hal yang disukai serta menghindari hal-hal yang sekiranya dapat merusak mood.

Setiap orang dapat mengalami perubahan suasana hati dari waktu ke waktu. Tetapi jika Anda merasa sering mengalaminya dengan begitu kuat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari Anda, seperti dalam masalah pekerjaan dan hubungan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari tenaga professional seperti Psikolog atau Psikiater. Disamping itu, usahakan juga untuk tidak melakukan self diagnosed mengenai keadaan mental Anda. Mari bersama-sama menjaga kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental!

REFERENSI

Abbas, J., Aqeel, M., Wenhong, Z., Aman, J., & Zahra, F. (2018). The moderating role of gender inequality and age among emotional intelligence, homesickness and development of mood swings in university students. International Journal of Human Rights in Healthcare, 11(5), 356–367. https://doi.org/10.1108/IJHRH-11-2017-0071

Aldinger, F., & Schulze, T. G. (2016). Environmental factors, life events, and trauma in the course of bipolar disorder. Psychiatry and Clinical Neurosciences, 6–17. https://doi.org/10.1111/pcn.12433

Beidel, Deborah C; Bulik, Cynthia M; Stanley, M. A. (2012). Abnormal Psychology, 2nd Edition. Pearson Education.

Broome, M. R., Saunders, K. E. A., Harrison, P. J., & Marwaha, S. (2015). Mood instability : significance, definition, and measurement. The British Journal of Psychiatry, 283–285. https://doi.org/10.1192/bjp.bp.114.158543

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun