Dilansir dari National Institute of Mental Health, penyebab pasti gangguan bipolar belum diketahui. Akan tetapi, banyak penelitian menunjukkan bahwa bipolar disorder tidak terjadi karena penyebab tunggal saja. Berikut ini adalah kombinasi faktor-faktor yang dapat berkontribusi dalam menyebabkan seseorang mengalami bipolar disorder:
- Genetik
Adanya faktor keturunan atau gen dapat menyebabkan terjadinya bipolar disorder. Namun, faktor genetik ini bukanlah satu-satunya faktor, dan tidak selalu menjadi faktor utama. Beberapa penelitian tentang kembar identik telah menemukan bahwa bahkan ketika satu kembar mengembangkan gangguan bipolar, kembaran lainnya mungkin tidak.
- Struktur dan Fungsi Otak
Para peneliti mempelajari bahwa struktur dan fungsi otak orang yang mengalami bipolar disorder mungkin berbeda dari struktur dan fungsi otak orang yang tidak mengalami bipolar disorder atau gangguan kejiwaan lainnya.
- Lingkungan.
Tinggal di lingkungan yang penuh tekanan dapat membuat seseorang lebih mungkin mengembangkan bipolar disorder. Misalnya seperti hidup dalam kemiskinan, atau memiliki keluarga yang kasar dapat memberi banyak tekanan pada otak, dan seringkali memicu episode mania atau depresi.
- Trauma Masa Kecil (Childhood Trauma)
Meskipun seseorang tidak lagi berada dalam lingkungan yang penuh tekanan, namun hal itu dapat menimbulkan dampak di kemudian hari. Childhood trauma dapat memicu terjadinya bipolar disorder. Orang yang mengalami bipolar dengan riwayat trauma masa kecil lebih cenderung menunjukkan risiko lebih besar untuk melakukan upaya bunuh diri, dan penyalahgunaan zat (Aldinger & Schulze, 2016).
- Psikopatologi
Beberapa bukti menunjukkan adanya psikopatologi yang signifikan sebelum timbulnya penyakit bipolar. Berdasarkan penelitian retrospektif pada orang dewasa dan anak-anak, gangguan tidur, kecemasan, gejala depresi, labilitas afektif, gejala hipomanik sub ambang, diskontrol perilaku, dan iritabilitas telah dilaporkan mendahului timbulnya gangguan bipolar (Hafeman et al., 2016).
- Peristiwa Kehidupan Yang Penuh Tekanan (Stressful Life Events)
Istilah ini menggambarkan setiap perubahan substansial dalam lingkungan pribadi yang mengakibatkan konsekuensi pribadi dan sosial. Peristiwa kehidupan mungkin terjadi secara tidak terduga, seperti kehilangan orang yang dicintai, atau mengalami kecelakaan.
- Penyalahgunaan Obat-obatan dan Alkohol
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol juga dapat meningkatkan risiko bipolar disorder. Hal ini juga dapat mempersulit pemulihan dari gangguan bipolar. Beberapa obat dapat memicu episode mania atau depresi.
Setelah memahami berbagai hal yang berkaitan dengan mood swings dan bipolar disorder di atas, mari cari tahu lebih lanjut tentang hubungan mood swings dengan bipolar disorder!
Perubahan suasana hati dan gangguan bipolar mungkin tampak serupa, tetapi sebenarnya keduanya adalah kondisi yang sangat berbeda, lho. Perubahan perasaan pada bipolar disorder terjadi dengan ekstrem sehingga kerap menyebabkan orang yang mengalaminya tidak dapat melakukan aktivitas sehar-hari dengan baik.Â
Durasi dari episode mania dan depresi yang terdapat dalam bipolar disorder juga dapat berlangsung mulai dari beberapa minggu hingga beberapa bulan. Sebaliknya, mood swings biasa dapat terjadi dalam kurun waktu yang singkat, dan dapat diatasi dengan lebih mudah jika dibandingkan dengan bipolar disorder.