Stunting, yang mempengaruhi sekitar 24,4% anak di Indonesia pada tahun 2022 (Kemenkes RI), memerlukan pendekatan yang cepat dan efisien. Dengan Si Penting, data dari berbagai layanan kesehatan dapat disatukan dalam satu platform yang memudahkan pemangku kepentingan untuk memantau, menganalisis, dan merespons secara real-time.
Salah satu aspek penting dari program ini adalah kemampuannya dalam meningkatkan koordinasi antarinstansi dan memastikan bahwa intervensi dilakukan secara tepat waktu. Di masa lalu, pengumpulan data sering kali berjalan lambat dan tidak terkoordinasi, yang mengakibatkan penanganan kasus stunting menjadi tidak efektif.Â
Dengan Si Penting, semua data terkait stunting---mulai dari kesehatan ibu hamil, status gizi anak, hingga intervensi yang dilakukan---terhubung dalam sistem yang mudah diakses oleh tenaga kesehatan dan pemerintah daerah.Â
Misalnya, petugas kesehatan dapat dengan cepat mengidentifikasi daerah dengan prevalensi stunting tinggi, memungkinkan tindakan cepat untuk dilakukan. Tahun 2023 menunjukkan penurunan stunting di Kulon Progo sebesar 2,5% dibandingkan tahun sebelumnya setelah implementasi sistem ini (Darumurti et al., 2023).
Lebih jauh lagi, Si Penting mengusung konsep community-driven governance, di mana masyarakat juga turut serta dalam proses pemantauan. Ini tidak hanya meningkatkan transparansi, tetapi juga memperkuat partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan anak-anak mereka.Â
Masyarakat bisa melaporkan kondisi anak-anak yang terindikasi stunting langsung melalui aplikasi, yang kemudian akan diverifikasi oleh tenaga kesehatan. Konsep ini memungkinkan kolaborasi lebih erat antara masyarakat dan pemerintah, sesuatu yang jarang terlihat di banyak daerah lainnya.
Namun, tantangan tetap ada. Penelitian menunjukkan bahwa infrastruktur teknologi masih menjadi hambatan di beberapa desa terpencil di Kulon Progo. Meskipun akses internet dan perangkat sudah lebih merata dibandingkan beberapa tahun lalu, masih ada daerah yang tertinggal.Â
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, sekitar 20% rumah tangga di wilayah pedesaan Indonesia masih belum memiliki akses internet yang memadai. Hal ini tentu menghambat upaya pemerintah dalam mengimplementasikan sistem berbasis digital seperti Si Penting.Â
Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu memastikan bahwa akses infrastruktur teknologi ditingkatkan agar semua masyarakat dapat berpartisipasi secara efektif dalam program ini.
Dengan keberhasilan awal yang telah dicapai, Si Penting berpotensi menjadi percontohan nasional. Implementasi sistem ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat diintegrasikan dalam tata kelola pemerintahan yang gesit, di mana keputusan cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan kritis seperti stunting.
Program Si Penting di Kabupaten Kulon Progo membuktikan bahwa digitalisasi layanan publik dapat meningkatkan efektivitas tata kelola pemerintahan, khususnya dalam penanganan stunting.Â