Mohon tunggu...
Lailya aries tantya
Lailya aries tantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Prososial

15 November 2022   00:02 Diperbarui: 15 November 2022   00:14 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Awalnya sih nggak nyangka, lama -- lama kok terbiasa ?

Awal mula terheran -- heran "kok bisa ya ?, apa nggak kena hukuman tuh?", saya heran sekali mendengar cerita yang disambi penjelasan orang tua saya ketika baru membeli "mokas".

Sedikit cerita ketika saya beli motor "mokas" berlokasi di daerah dekat rumah saya, ketika telah dill salah satu motor sesuai dengan kesepakatan bersama, pemilik dealer berkata akan mengantar sepedah yang telah dibeli kerumah saya, orang tua saya dan saya pun meng-iya kan pernyataan pemilik dealer tersebut. Beberapa jam pun berlalu, orang tua dan saya pun sudah sangat tidak sabar menungu datangnya sepedah tersebut. Hingga sekian lama menunggu, datanglah kariawan dealer tadi dengan membawa sepedahnya, "Alhamdulillah" pernyataan serentak seisi rumah.  

Setelah kariawan dealer itu pun pulang orang tua saya pun menjelaskan sedikit kepada saya tentang perpajakan sambil sedikit -- sedikit melirik sepedah yang baru datang. "Wah, ban orisnilnya diganti sama dealernya ini" sambil menghampiri sepedah dengan melanjutkan pernyataanya, "Tapi yang begini ini sudah biasa, permainan dealer". 

Saya yang mendengar pernyataan itu pun agak sedikit kaget dan terheran -- heran di dalam hati sendiri, bergumam " kok bisa ya, dianggap sudah menjadi suatu hal yang lumrah, padahal bila dilogika itu adalah sebuah penipuan", tapi apalah daya saya pun hanya terdiam, karena tidak tahu akan berbuat apa bila sudah menjadi kebiasaan dan menjadi hal yang lumrah.

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Perilaku Prososial

Pentingnya memiliki kecerdasan emosional dalam setiap individu akan berpengaruh pada perilaku yang akan diperbuatnya. Sedikit cerita diatas membuktikan bahwa semakin kesini perkembangan perilaku sosial semakin memburuk, hingga suatu hal yang diangap kurang benar pun malah menjadi sebuah hal yang lumrah -- lumrah saja. Tinggi rendahnya kemampan kecerdasan yang dimiliki setiap individu menjadi faktor dan alasan pertama yang menjadikan perilaku sosial akan dilakukan. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional seseorang maka akan semakin baik pula perilaku sosialnya, dan begitu pula sebaliknya, semakin rendahnya kecerdasan sosial yang dimiliki seseorang maka semakin kurang baik pula perilaku prososial yang akan ia perbuat.

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku sosial sangat signifikan. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian tentang bagaimana kaitan kecerdasan emosional dengan perilaku prososial yang dilakukan pada remaja SMA Kristen Satya Wacana, bahwasanya rendahnya perilaku sosial yang banyak dialami remaja SMA disebabkan karena rendahnya kecerdasan emosionalnya. Penelitian yang dilakukan juga didasari dengan teori psikososial Erik Erikson, dan peneliti menyatakan bahwa remaja SMA Kristen Satya Wacana dalam tahapan cenderung masih rendah yakni tahapan identitas dan kekacauan diri. Pada tahapan -- tahapan dalam teori Erik Erikson yang dilalui setiap individu akan mempengaruhi dan berperan sebagai penentu bagi perkembangan emosi di masa dewasa nantinya.  

Lalu, apa itu kecerdasan emosional ?

Pernyataan sebelumnya menyatakan bahwasanya tingkat kecerdasan emosional dalam diri seseorang yang tinggi, maka akan semakin baik pula perilaku prososial yang akan dilakukannya. Nah, apa itu kecerdasan emosional ?

Dalam sebuah jurnal disebutkan bahwasanya menurut Daniel.G (2002) dalam bukunya yang berjudul Kecerdasan Emosional mendefinisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain. 

Daniel. G juga menyebutkan lima dimensi yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi yaitu, (1) Penyadaran diri; (2) Mengelola emosi; (3) Motivasi diri; (4) Empati; (5) Keterampilan sosial. Maka dari itu, ketika seseorang memiliki kecerdasan emosi dalam dirinya, otomatis ia akan dapat mengelola berbagai emosi terhadap lingkunganya, dapat menangani masalah dengan tepat serta dapat menyesuaikan diri dengan berbagai kejadian yang dialami oleh orang lain.

Setelah kecerdasan dimiliki dalam diri seseorang maka tumbuhlah perilaku -- perilaku prososial, apa saja macam -- macam perilaku prososial ?

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Setiap manusia pasti akan membutuhkan orang lain dalam hal tertentu untuk melansungkan kehidupanya, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial. Saling bergotong royong, tolong menolong adalah salah satu tindakan sosial yang sangat familiar ditelinga kita.

Menurut Baron dan Byrne (2005) bahwa perilaku Prososial merupakan segala tindakan apa pun yang menguntungkan orang lain. Adapun menurut Santrok menyebutkan perilaku prososial adalah tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri, membantu orang lain dan menunjukkan empati. Beberapa definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwasanya perilaku sosial adalah segala macam bentuk yang dilakukan untuk memberikan pertolongan yang dapat menguntungkan orang yang ditolong dan mengekspresikan rasa empati kita terhadapnya. 

Contoh dari perilaku sosial yakni : menolong, berbagi, kerja sama,kejujuran, menyumbang dan banyak hal yang menyangkut pertimbangan pada kesejahteraan orang lain. Adapun faktor -- faktor yang mempengaruhi perilaku sosial terjadi karena diri sendiri juga lingkungan sekitar. Ketika kita memiliki kecerdasan emosional maka ketika terjadi suatu kesulitan yang dialami oleh orang lain, secara tidak langsung kita akan berempati dan segera menolong.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun