Mohon tunggu...
Lailya NurOktaviani
Lailya NurOktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pendidikan profesi guru di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transformasi Pendidikan di Abad 21: Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Menciptakan Pendidikan yang Merdeka Belajar

11 Januari 2024   10:11 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:52 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila memainkan peran sentral dalam membentuk peserta didik yang holistik. Pendidikan karakter memfokuskan pada pembentukan moral dan etika peserta didik, sejalan dengan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan kebhinekaan. 

Kemampuan 4C, seperti kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berpikir kritis, dan kreativitas, menjadi inti dalam pengembangan kecerdasan peserta didik di era modern ini. Integrasi nilai-nilai Pancasila memberikan panduan moral dan etis, menjadikan kolaborasi berbasis gotong royong, komunikasi yang adil, berpikir kritis dengan kearifan lokal, dan kreativitas yang menghargai kebhinekaan sebagai contoh implementasi nilai-nilai Pancasila dalam 4C.

Integrasi nilai-nilai Pancasila dalam konsep merdeka belajar berfokus pada upaya untuk menyelaraskan prinsip-prinsip dasar Pancasila dengan pendekatan merdeka belajar. 

Hal ini mencakup penerapan nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan, demokrasi, kebhinekaan, dan ketuhanan yang maha esa dalam seluruh aspek pembelajaran. 

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, pendidikan merdeka belajar bertujuan menciptakan peserta didik yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran moral, sosial, dan etika yang kuat, sesuai dengan nilai-nilai dasar yang menjadi landasan negara Indonesia.

Hakikat Manusia Indonesia dalam Merdeka Belajar

Hakikat manusia mencakup dimensi kompleks sebagai makhluk yang memiliki kecerdasan, emosi, dan spiritualitas. Manusia memiliki kemampuan berpikir, merasakan, dan bertindak secara bebas. Keunikan manusia juga tercermin dalam kemampuannya untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan menciptakan budaya. 

Hakikat manusia tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga melibatkan dimensi moral dan sosial yang membentuk identitas manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai dan tujuan hidup. Kesadaran akan hakikat manusia membuka pintu untuk pengembangan pribadi, pemberdayaan, dan kontribusi positif dalam masyarakat.

Dalam penerapan konsep merdeka belajar yang dicetuskan oleh filosofis Ki Hadjar Dewantara, peran pendidik menjadi fasilitator yang membimbing fitrah anak untuk mencapai tingkat keamanan dan kebahagiaan yang optimal, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 

Pendidik berperan sebagai pengarah yang menuntun pertumbuhan dan potensi alami yang dimiliki oleh anak, dengan tujuan agar mereka dapat memperbaiki tingkah laku mereka sebagai bagian integral dari perkembangan kehidupan dan potensi bawaan yang dimiliki oleh setiap anak. 

Pendekatan ini menjadikan pendidik sebagai pembimbing yang membantu anak menggali potensi dan memahami kodratnya untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan secara menyeluruh. Untuk memahami kodrat anak, pendidik harus mengetahui identitas manusia Indonesia yang meliputi:

  • Manusia Indonesia yang Kebhinekatunggalikaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun