Mohon tunggu...
Laili Ivana
Laili Ivana Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Saya berprofesi sebagai guru bahasa Indonesia di salah satu SMA Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghidupkan Kelas Menulis Teks Negosiasi dengan Bahan Ajar Digital Berdiferensiasi Konten

10 November 2024   01:03 Diperbarui: 10 November 2024   03:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Penuis

Pendekatan ini tidak hanya menyesuaikan tingkat kesulitan berdasarkan kemampuan peserta didik, tapi juga memanfaatkan platform digital yang sudah familiar bagi mereka, menjadikan proses belajar lebih relevan dan menarik.

Mengapa bahan ajar digital menjadi penting dalam penelitian ini? Saat ini, generasi peserta didik kita sangat terbiasa dengan teknologi. Mereka lebih sering mengakses informasi melalui smartphone daripada buku teks. 

Dengan memanfaatkan bahan ajar digital, kami tidak hanya beradaptasi dengan gaya belajar mereka, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dan variatif. Bahan ajar digital ini memungkinkan peserta didik untuk mengakses materi kapan saja dan di mana saja, serta memberikan ruang bagi mereka untuk belajar secara mandiri dengan kecepatan masing-masing.

Penelitian ini tidak saya lakukan secara individu. Saya dibantu oleh tim guru yang berperan dalam implementasi di kelas, serta dibimbing oleh dosen ahli dan pakar pendidikan yang turut memvalidasi bahan ajar yang dikembangkan. 

Proses validasi melibatkan beberapa ahli, termasuk ahli pendidikan bahasa, ahli bahan ajar digital, dan praktisi untuk memastikan bahwa bahan ajar ini efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Validasi ini penting agar materi yang disajikan dapat benar-benar mendukung perkembangan keterampilan menulis peserta didik.

Manfaat dari penelitian ini mulai terlihat sejak awal pelaksanaan. Peserta didik yang sebelumnya merasa kesulitan menulis kini lebih percaya diri dan antusias. Mereka bisa mengakses materi dengan mudah melalui platform digital, belajar kapanpun dan dimanapun, serta memilih tugas yang sesuai dengan tingkat kesiapan belajar.

 Hasilnya, teks negosiasi yang dihasilkan peserta didik jauh lebih kreatif dan bervariasi. Bagi guru yang terlibat, pengalaman ini memberikan wawasan baru tentang metode pengajaran yang lebih adaptif dan inovatif, sesuatu yang akan sangat berguna bagi mereka di masa depan.

Harapan saya dari penelitian ini cukup sederhana, yaitu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, adaptif, dan relevan dengan perkembangan teknologi saat ini. Saya ingin peserta didik tidak lagi melihat menulis sebagai tugas yang berat, tetapi sebagai aktivitas yang seru dan penuh tantangan. 

Dengan bahan ajar digital berdiferensiasi konten, saya berharap metode ini dapat menginspirasi guru-guru lain untuk menerapkan inovasi serupa, menciptakan suasana belajar yang lebih dinamis, dan meningkatkan keterampilan literasi peserta didik secara signifikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun