Fakultas pendidikan negeri ini tak ubahnya mencetak para pekerja dunia pendidikan yang siap menambah pernak -- pernik dinamika peradaban bangsa. Menjadikan dunia pendidikan menjadi komoditi bagi para kapitalis.
Seorang sarjana yang lulus lalu menjadi guru, mengajar dengan metode yang baik dan benar sebagaimana yang pernah ia pelajari agar siswa mampu mengerjakan soal ujian dengan nilai sempurna kemudian pihak penyelenggara mendapat apresiasi. Demikian sederhananya definisi "berhasil" seorang sarjana pendidikan --yang diamini oleh mereka yang tidak merasa janggal.
Hal ini diperparah dengan siswa yang juga mempertanyakan materi yang mereka pelajari yang bahkan sama sekali tidak memberikan kontribusi nyata dalam kehidupannya. Tapi atas dasar "adat" atau kebiasaan yang ada bahwa anak yang pintar adalah mereka yang nilainya bagus di kelas, akhirnya pun siswa tetap mempelajari materi -- materi yang bahkan mereka sendiri tidak mampu menginternalisasikan ke dalam dirinya.
Dan ritual ini terus berlangsung hingga siswa -- siswa ini dewasa. Lalu menjadi oknum penyelenggara pendidikan, dan mengulangi ritual yang sama lagi.
Perlu adanya kesadaran bersama, pendidikan Indonesia ini terus merangkak ke arah yang lebih baik. Yang perlu kita optimalkan adalah kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat, segenap bangsa Indonesia untuk mewujudnyatakan cita-cita yang mulia, untuk menjadi bangsa yang maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI