Remaja adalah masa depan bangsa. Teringat kata-kata Sang Proklamator, IR. Soekarno "Beri aku 10 pemuda maka akan kugoncangkan dunia".Â
Kata-kata tersebut menunjukkan betapa kuat dan berpengaruhnya para remaja terhadap perubahan dunia. Untuk itu para remaja haruslah dipersiapkan untuk menuju masa depan ini. Untuk menghadapi tantangan dunia, para remaja haruslah menjadi remaja yang tangguh, cerdas, berbudi pekerti dan kreatif.
Namun mengingat masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa awal masa dewasa, pada masa ini remaja menjadi sangat rentan karena mereka sedang mencari identitas dan jati dirinya.Â
Oleh karena itu, remaja haruslah mendapat pendidikan karakter agar mengarahkan minat pada kegiatan-kegiatan positif dan tidak terjerumus pada hal-hal negatif.
Dalam jurnal Prosiding Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol.5 No.2 Hal. 176-187 yang berjudul "Peran Pendidikan Karakter di Masa Remaja Sebagai Pencegah Kenakalan Remaja" dijelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan pembinaan yang baik bagi remaja sebagai generasi yang diandalkan dalam pembangunan negara.Â
Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan karena pada masa remaja lebih menyukai dan ingin mencoba hal-hal baru dari apa yang mereka lihat atau yang mereka dengar tanpa mempertimbangkan baik atau buruknya dampak yang akan mereka rasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang menyangkut masa depannya.Â
Sehingga remaja ini tentunya sangat membutuhkan pembinaan berupa pendidikan karakter yang mampu menggerakkan mereka menjadi sosok yang diharapkan oleh bangsa.Â
Sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad Kristiawan, pendidikan karakter pada remaja dilakukan untuk pengendalian diri supaya remaja tidak terjerumus kedalam karakter negatif dan supaya karakter positif dapat di internalisasi menjadi karakter yang permanen.Â
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya pendidikan karakter ini berintegrasi dengan pendidikan formal, Â informal dan non formal agar dapat membentuk karakter positif khususnya di kalangan remaja.
Diawali dari upaya pengimplementasian pendidikan karakter untuk para remaja ini, mahasiswa KKN MDR IPMAFA di Desa Dukuhseti-Pati tepatnya di Rt07 RW 01 Dukuhseti yang dibantu para ustadz/ustadzah alumni pondok Pesantren yang berdomisili di area setempat, membuat sebuah wadah pendidikan non formal untuk para remaja ini dalam memperkuat karakter.Â
Pendidikan non formal ini dalam bentuk Majlis ta'lim yang diberi nama Majlis Ta'lim Bustanul Qur'an yang didalamnya mengangkat gerakan magrib mengaji yakni kegiatan mengaji Al-Qur'an dan kitab-kitab salaf serta kegiatan pembekalan ketrampilan yang dilakukan sehabis magrib sampai isya'.Â
Tujuan majlis ta'lim ini adalah untuk meningkatan pengetahuan keagamaan, kreativitas dan karakter para remaja di era new normal.
Kita tahu, di masa pandemi ini kita banyak gelisah, orang tua pun banyak hawatir akan pendidikan dan karakter anak-anak remaja mereka yang kesehariannya hanya di depan gawai.Â
Untuk itu di era new normal ini, dengan tetap mentaati protokol kesehatan, Majlis Ta'lim Bustanul Qur'an berharap para remaja ini mempunyai kegiatan positif yang dapat membantu mereka menjadi remaja dang berkepribadian agamis, berbudi pekerti luhur, cerdas dan kreatif.
Kegiatan di Majlis Ta'lim Bustanul Qur'an diantaranya yaitu sorogan Al-Qur'an yang dilakukan setiap hari setelah magrib yang bertujuan menghidupkan dan membiasakan tradisi mengaji setelah magrib dan berharap para remaja dapat istiqomah mengaji setelah magrib (meskipun sudah khotam) sampai mereka dewasa kelak.Â
Dengan mengaji Al-Qur'an selain mengharap pahala juga dapat menenangkan jiwa dan meminimalisasi pengaruh negatif dari media-media elektronik dan media sosial.
Setelah mengaji sorogan Al-Qur'an dilanjutkan mengaji beberapa kitab-kitab salaf yang di jadwalkan seminggu sekali. Kitab-kitabnya antara lain, kitab tajwid dibelajarkan untuk memperlancar bacaan Al-Qur'an para remaja. kitab fikih  untuk menambah pengetahuan para remaja tentang hukum-hukum agama sehingga para remaja tahu bagaimana cara beribadah yang benar dan tahu batas-batas yang diperbolehkan dan yang tak diperbolehkan oleh agama.Â
Kemudian kitab hadist dibelajarkan pada para remaja agar dapat meneladani sikap dan perbuatan serta sifat nabi Muhammad yang jujur, amanah, tabligh dan cerdas serta penuh suri tauladan dalam kebaikan.Â
Dan dalam pengajian kitab-kitab ini juga dibuka kesempatan berdiskusi bersama untuk mengatasi pertanyaan atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para remaja.Â
Kemudian kegiatan pembacaan Al-barzanji satu minggu sekali untuk menumbuhkan rasa cinta para remaja pada Nabi Muhammad SAW. Dan berharap kelak mendapat syafa'at dari Beliau.
Selain kegiatan mengaji kitab-kitab diatas, juga ada kegiatan khusus untuk para remaja putri yakni mengaji risalah haid dan kegiatan ketrampilan keputrian dua minggu sekali. Mengaji risalah haid untuk membekali para remaja putri tentang hukum haid (menstruasi) dan ketentuan-ketetuan haid sesuai agama.Â
Kegiatan keputrian meliputi ketrampilan-ketrampilan untuk remaja putri sebagai bekal kelak mereka dewasa dan berumah tangga diantaranya kegiatan menjahit dan mengenal bumbu-bumbu dan rempah-rempah dalam memasak. Ini dapat dijadikan bekal ketrampilan kelak jika mereka telah dewasa dan berumah tangga.
Dengan adanya kegiatan-kegiatan di Majlis Ta'lim Bustanul Qur'an tersebut, para penggagas kegiatan ini yakni peserta KKN MDR IPMAFA Dukuhseti serta para ustadz/ustadzah berharap semoga kegiatan-kegiatan tersebut dapat bermanfaat untuk menanamkan karakter kepribadian yang baik bagi para remaja khususnya di Desa Dukuhseti.Â
Dan semoga Majlis ta'lim Bustanul Qur'an dan kegiatan-kegiatannya dapat tetap berjalan walaupun masa KKN sudah usai. Sehingga dapat memberi kontribusi pada masyarakat di Desa Dukuhseti dari generasi ke generasi. Amin...
Oleh: Laili Chosiah
Mahasiswa PGMIÂ
Peserta KKN MDR IPMAFA 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H