Mohon tunggu...
Lailatus Sholihah
Lailatus Sholihah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCUBUANA- MAHASISWI UNIVERSITAS MERCUBUANA

Nama : Lailatus Sholihah Nim : 43220010184 Mata Kuliah : Teori Akuntansi Dosen Pembimbing : Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak - UNIVERSITAS MERCUBUANA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K13_CU-116_Penelitian Akuntansi sebagai Seni (Hermeneutika, Semiotika)

6 Juni 2022   23:03 Diperbarui: 6 Juni 2022   23:43 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hermeneutika dan Semiotika, Dokpri.

Nama   : Lailatus Sholihah

Nim     : 43220010184

Kelas   : Teori Akuntansi (CU-116)

Dosen Pembimbing : Apollo, Prof, Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

UNIVERSITAS MERCUBUANA

A. Latar Belakang Penelitian

(Kam: 1990) mengemukakan bahwa sejarahnya, dapat kita ketahui bahwa sistem pembukuan double entry (pembukuan ganda) muncul pertama kali di Italia pada abad ke-13. Di abad itulah kita mengatahui catatan mengenai system double entry (pembukuan ganda), namun mungkin juga sudah ada di masa setelah abad ke-13 mengenai system double entry (pembukuan ganda). 

Pada awal abad 20 mulailah muncul penulisan dan pemikiran mengenai teori akuntansi, pada saat Paton dan Littleton pada tahun 1940 menerbitkan sebuah buku berjudul "An Introduction to Corporate Accounting" karena buku itulah yang menjadi pemikiran bidang akuntansi. 

Starling (1975) berpendapat bahwa akuntansi itu sebagai ilmu bukan sebagai seni karena ia beranggapan seni tidak memecahkan masalah namum ilmu dapat. Namun Stamp (1981) dan Baccouche (1992) mengemukakan dan berpendapat jika akuntansi bukanlah suatu ilmu. 

Menurut beberapa para ahli juga berpendapat akuntansi bukanlah suatu seni maupun ilmu, tetapi akuntansi adalah teknologi, karena beliau berpendapat akuntansi merupakan bagian dari praktik, karena akuntansi yang beliau pahami jika sebagai ilmu haruslah dapat mempengaruhi tatanan sosial tertentu dan diolah menjadi teknologi (Littleton, 1974, Sudibyo, 1987, Gaffikin, 1991 dan Suwardjono, 2005). 

Pyle dan White berpendapat bahwa akuntansi sebagai suatu seni mengenai pencatatan, peringkasan transaksi bisnis, 

dan menginterpretasikan terhadap seluruh aktivitas dari sebuah unit ekonomi. Dapat diartikan pendapatas mereka sebagai akuntansi dimaknai tidak sebagai ilmu melainkan sebagai pekerjaan. Semiotika Akuntansi merupakan ilmu yang mempelajari penggunaan symbol dan tanda Bahasa atau representasi dari simbolik tertentu yang biasanya digunakan dalam akuntansi untuk menghasilkan makna 

atas "tanda" tertentu yang dibentuk sendiri dalam klasifikasi akuntansi. 

Semiotika ini teori umum mengenai tanda-tanda dan symbol-simbol dalam bidang linguistic (ilmu yang membahas fonetik, gramatika, morfologi dan makna atas ungkapan tersebut). Tanda ini untuk berfungsi untuk tata Bahasa sebagai ungkapan yang menjadi media komunikasi dan semiotika ini adalah model penelitian kualitatif karena makna kata atau symbol 

atau tanda yang dikirimkan oleh pengirim pesan melalui media komunikasi tertentu. Dalam hermeneutika berkaitan dengan penafsirannya. 

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai seni sebagai catatan transaksi keuanga karena termasuk kegiatan atau proses untuk mengidentifikasi, mencatat, mengklasifikasikan, memproses, dan menyajikan data terkait seluruh transaksi yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan laporan keuangannya.

B. Identifikasi Masalah

Seni diekspresikan dalam menemukan jalan tengah antara memenuhi persyaratan standar akuntansi, pembatasan peraturan dan kepentingan perusahaan-perusahaan administrasi. Namun, tampaknya akuntansi lebih erat terkait dengan seni daripada yang dapat dibayangkan oleh para praktisi. 

Akuntan, dengan menggunakan aturan yang telah ditetapkan, membuat potret realitas di sekitarnya dengan membentuk neraca, dan menyajikannya untuk evaluasi penggunaan laporan keuangan. 

Tentu saja, cara untuk mencapai tujuan berbeda secara signifikan dalam kasus yang terdapat dalam seni akuntansi dan dikembangakan oleh akuntan. Dalam pemikiran untuk memahami teori akuntansi mengenai pengembangan ilmu hermeneutika. 

Metode hermeneutika hanya memahami isi dan maknanya sesuai harfiahnya saja. Memahami teks namun tidak hanya itu saja ada beberapa seperti penulis, pembaca, dan penulisan dalam teks itu sendiri. Dengan kata lain, hermeneutika memfokuskan pada tiga metode interpretas yaitu, komponen utama aktivitas interpretative, teks maupun konteks, dan kontekstualisasi.

C. Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu

  • Akuntansi Sebagai Seni

Konsep "seni" adalah formasi semantik multidimensi, secara fundamental terbuka untuk dimasukkannya elemen semantik baru yang dihasilkan oleh pengalaman artistik dan estetika umat manusia yang tak henti-hentinya dan mengubah, termasuk pengembangan koneksi antar budaya, komunikasi, pertukaran, teknologi yang menyediakan dan mendukung kreativitas dan terjemahan ke dalam masyarakat dalam produk-produknya. 

Yang menarik adalah definisi akuntansi yang digunakan oleh AICPA (American Institute of Chartered Public Accountants) yaitu 

"Akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran untuk sebagian besar dan dalam satuan uang, operasi dan kejadian, yang memiliki transaksi, setidaknya sebagian, bersifat finansial dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam bentuk laporan keuangan. 

Akuntansi dianggap sebagai seni, karena membutuhkan penggunaan keterampilan dan kreativitas. Di mana ia menemukan pengekpresiannya dalam hal, akuntan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Haruskah kita menggunakan penyusutan aset tetap secara langsung atau dipercepat? 

Berapa periode waktu di mana kita harus mendepresiasi aset tetap atau mendepresiasi aset tidak berwujud? Bagaimana cara menghitung penyisihan piutang? Haruskah kita mempertimbangkan kewajiban kontinjensi kita, dan jika demikian, berapa jumlahnya? 

Apakah rumus perhitungan persentase penyelesaian proyek konstruksi secara ekonomi masuk akal? Berapa tarif pajak yang harus kita gunakan untuk mengakui pajak penghasilan tangguhan? Apakah pikiran menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dipandu oleh ilmu akuntansi atau seni akuntansi? 

Akuntansi adalah seni, karena akuntansi dilakukan dalam suatu sistem yang diwujudkan dalam totalitas asumsi atau penilaian pribadi. Ini adalah mata pelajaran praktis yang mencakup keterampilan, pengetahuan dan latihan teratur.

  • Semiotika

Akuntansi telah dilihat sebagai bahasa karena memiliki simbol atau karakteristik leksikal dari suatu bahasa. 

Dengan lambang atau ciri tersebut dapat diartikan bahwa akuntansi memiliki satuan-satuan yang mengandung arti atau kata-kata yang dapat diidentifikasi dalam bahasa apapun. Selain itu, dalam akuntansi ada tata bahasa yang mengacu pada seperangkat prosedur umum yang digunakan 

dan diikuti dalam penyusunan seluruh data keuangan untuk tujuan bisnis. Dengan demikian ungkapan bahasa dalam menyampaikan informasi akuntansi secara tepat harus sesuai antara makna yang tersirat dengan makna yang tersirat. Oleh karena itu, selain aspek pengukuran dan kemanfaatan, perlu juga dilakukan analisis akuntansi terhadap realitas yang direpresentasikan. 

Dengan kata lain perlunya mengkaji akuntansi secara sintaksis, pragmatik, dan semantik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemaknaan laba. Semiotika adalah teori dan analisis tentang berbagai tanda atau simbol dan makna. 

Makna simbol laba dalam laporan keuangan yang pada hakikatnya merupakan representasi sempurna dari kenyataan yang sebenarnya (denotasi) ternyata pada pembaca berupa konotasi dan mitos. 

Dalam lambang laba terdapat konotasi, namun konotasi tersebut tidak ada pada tahap pesan itu sendiri melainkan pada tahap perhitungan laba yang disajikan dalam laporan keuangan. Konotasi muncul sebagai simbol laba dalam laporan keuangan yang akan dibaca oleh masyarakat dengan kodenya. 

Dua hal yang memungkinkan simbol laba berkonotasi atau mengandung kode. Konotasi memiliki simbol keuntungan seperti konotasi gambar pada kamera modern yang dikemukakan oleh Rolland Barthes. Barthes menyebut kenyataan dalam foto-foto yang kita alami sebagai kenyataan yang tidak nyata. Diketahui ketidaknyataan tersaji karena apa yang lampau (temporal anteriority), tidak pernah dapat memenuhi kategori.

  • Hermeneutika

Pada bagian ini saya menyajikan contoh alternatif hermeneutic: a. visi pedagogik yang mencakup tiga pandangan oleh "Chua" tentang akuntansi. "Visi" mengacu pada pengalaman subjektif seseorang dalam tindakan melihat, baik secara harfiah maupun kiasan. 

Denotasi inti penglihatan mencakup kemampuan penglihatan, baik fisik maupun metaforis: kompetensi dalam penegasan atau persepsi; dan cara seseorang melihat atau membayangkan sesuatu. "View" mengacu pada objek yang dilihat secara pasif. 

Denotasi pandangan meliputi hasil pemeriksaan, pemeriksaan, atau survei sistematis; observasi spesifik, interpretasi, atau opini penilaian nilai pribadi: prospek. pemandangan bidang. gambar, atau aspek sesuatu yang dilihat dari sudut pandang tertentu. 

Inti Perbedaan antara visi dan pandangan ini sesuai dengan kamus bahasa Inggris standar. Definisi yang digunakan di sini untuk menekankan kontras antara kata benda dan kata kerja: kontras antara penelitian akuntansi sebagai produk yang dilihat, pandangan dan penelitian akuntansi sebagai proses pembelajaran aktif untuk melihat lebih jelas, sebuah visi. 

Pandangan yang tersirat oleh klasifikasi asumsi dan konsekuensi oleh "Chua" pada dasarnya adalah model statis produk literatur penelitian. 

Berbeda dengan analisis penelitiannya yang menekankan faktor input dan produk output, beliau beranggapan penelitian akuntansi sebagai proses pembelajaran yang sadar diri. Beliau berpendapat bahwa visi proses pembelajaran ini, ketika digunakan sebagai kerangka kerja meta.

D. Desain dan Metode Penelitian

  • Akuntansi Sebagai Seni Model Hermeneutika

Berdasarkan pernyataan, peneliti akuntansi seharusnya menggunakan metode penelitian yang berakar pada sosiologi atau antropologi, bukan lagi menggunakan positivis. Para peneliti mulai mulai memperkenalkan studi akuntansi dengan menggunakan metode etnografi berdasarkan perspektif interaksi simbolik yang bermula pada filosofi interpretasi (Triyuwono, 2000). 

Dengan menerapkan metode ini, peneliti akuntansi haruslah dapat memhami mengenai realitas antara akuntasi yang jelas, lingkungan dan budaya organisasi. Hermeneutika secara terperinci dapat memberikan 

kerangka metodologis untuk membantu pelaksanaan analisis budaya dalam konteks pemahamannya sesuai dengan fungsi hermeneutika sendiri. Selain itu, dalam analisis ideologis yang dikemukakan oleh Thompson, Thompson juga memfokuskan bentuk tanda yang berkaitan dengan konteks historis dan sosial. Oleh sebab itu, analisis ideologi yang sistematis dapat dibayangkan sebagai bentuk khusus hermeneutika secara mendalam. 

Namun, beliau memperhatikan hubungan antara makna dan kekuasaannya. Dalam cara symbol yang digunakan untuk membangun dan mempertahankan hubungan dalam analisa dominasi yang dapat dibayangkan oleh pribadi. Dapat menimbulkan pertanyaan baru mengenai penggunaan dan interpretasi bentuk simbolik, hubungan antara introspeksi dan kritik.

  • Akuntansi Sebagai Seni Model Semiotika

Gallhofer dan Haslam (1991) mengemukakan bahwa "akuntansi dan seni biasanya memiliki banyak kesamaan" (hal. 489) karena beliau menggunakan bahasa kode, memiliki bentuk ekspresi, dan berinteraksi dalam media (konteks) sosial. Beliau juga menemukan bahwa "View" artistik atau mistisisme dan kredibilitas yang diidentifikasi dalam studi teori kritis 

Sekolah Frankfurt (Germany), terutama pendapat Benjamin (1999) dalam hal ini ditemukan dalam kredibilitas dan netralitas yang diberikan pada akuntansi. Ketika "View" ini tidak ada lagi (dalam kasus munculnya  mekanis seni, seperti yang dikemukakan oleh Benjamin), perubahan persepsi akuntansi dapat mengganggu kapitalisme, seperti 

yang dijelaskan oleh penulis di awal abad 20 (seperti yang sudah dijelaskan di atas). Beliau pada abad Jerman, Gallhofer dan Haslam (1996) kembali ke teori seni dan mengemukakan bahwa lebih banyak perhatian khsusu yang harus diberikan pada "isi dan konteks serta bentuk". Secara historis, posisi ganda akuntansi sebagai seni, sains, 

dan disiplin yang dilakukan oleh penelitian telah secara luas dibagi menjadi beberapa pendekatan yang terinspirasi secara artistik dan pendekatan yang lebih diposisikan secara akademis di bidang ekonomi dan psikologi maupun dalam sosiologi yang mengambil posisi netral. Terinspirasi oleh humaniora awal, beliau mempelajari estetika dalam 

akuntansi (Cooper et al.) pada tahun 1994, pekerjaan ekonomi awal berfokus pada dampak skema atau perputaran terjadinya ekonomi dalam kehidupannya (seperti Smith dan Taffler 1984) dan grafik keuangan (seperti Beattie dan Jones 1992) pada pengambilan keputusan yang akhirnya digunakan setelah semuanya diidentifikasi.

 Dalam edisi khusus organisasi dan masyarakat akuntansi tahun 1996 yang inovatif dapat diketahui laporan keuangan tahunan perusahaan (Graves et al. 1996, McKinstry 1996, Preston et al. 1996) mencakup tiga foto dan desain asli. Jurnal interpretasi disertaka, sejak saat itu mulailah kemajuan yang signifikan telah dibuat

 dalam penelitian akuntansi visual interpretative, termasuk karya yang diterbitkan dalam jurnal kshus akuntansi yaitu "Journal of Accounting, Auditing &Accountability" (2009). 

Dalam konteks yang lebih luas dari identitas profesional akuntan, baik bentuk visual (arsitektur, periklanan, fotografi pers, brosur rekrutmen film dan video) memberikan komentar secara terbuka karakter dan etika khas akuntan.

Daftar Pustaka:

Nofianti, Leni. 2012. Kajian Filosofi Akuntansi: Seni, Ilmu, Atau Teknologi. Pekbis Jurnal Vol.4 No.3.

Johnson, Orace. 2011. Language, Hermeneutics, And Accounting Education. University of Illinois Urbana-Champaign: Commerce and Business Administration. Faculty Working Paper No.89-1589

Kiz, Vladimir. 2020. The Art of Accounting. Novosibirsk State University: Economics and Management. Russian Federation.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun