Mohon tunggu...
Lailatu Muniroh
Lailatu Muniroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bunga abadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lembaga Pendidikan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah dalam Politik Pendidikan

12 September 2024   10:40 Diperbarui: 12 September 2024   10:45 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah merupakan dua ormas Islam terbesar di Indonesia. Dua  organisasi ini mempunyai banyak lembaga yang tersebar di wilayah Indonesia. Namun dari kedua Ormas tersebut ada Perbedaan corak dari lembaga pendidikan NU & Muhammadiyah sshingga menjadikan keduanya mempunyai ciri khas dan corak masing-masing nya. NU lebih mengarah pada lembaga pendidikan Pesantren Sedangkan Muhammadiyah mengarah pada lembaga Pendidikan Sekolah.

Pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam tertua yang hadir di negara ini yang berpaham keagamaan ala NU. Sehingga pesantren menjadi ciri khas NU. Namun sebaliknya Muhammadiyah justru tidak ingin membuat pesantren menjadi corak pertama pendidikan islam, Muhammadiyah ingin pendidikan islam beradaptasi dengan pendidikan moderen. Sehingga Muhammadiyah mengembangkan lembaga pendidikan sekolah dan universitas .

Adapun ciri khas antara NU dan Muhammadiyah di antaranya ialah, NU lebih fokus pada ilmu keagamaan sedangkan Muhammadiyah lebih fokus pada pendidikan umum. Walaupun begitu baik NU dan Muhammadiyah sudah semakin melebur dan tidak terlalu berbeda dalam soal pendidikan. NU sudah membangun sekolah seperti Muhammadiyah melalui LP Ma'arif. Dan sebaliknya Muhammadiyah pun banyak membangun pesantren dan mencetak generasi ahli agam.

Aspek Pendidikan

Aspek pendidikan NU dan Muhammadiyah dalam pengembangan SDM dalam menghadapi persaingan global. Beberapa aspek pendidikan  yang sama dan berbeda diantaranya :

  • Pengajaran : Kedua organisasi ini tidak hanya mengajarkan kecerdasan intelektual, tetapi juga kecerdasan spiritual.
  • Pendidikan dasar : NU berperan dalam pendidikan dasar melalui LP. Maarifnya. NU telah mendirikan ribuan pesantren di seluruh Indonesia.
  • Sistem pendidikan : Muhammadiyah berorientasi pada pembentukan kepribadian unggul, integritas moral, kompetensi kepemimpinan, dan pengembangan keterampilan sosial.
  • Tujuan pendidikan : Muhammadiyah bertujuan untuk mewujudkan manusia muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, cinta tanah air, berguna bagi masyarakat dan negara.
  • Peran dalam pendidikan : Muhammadiyah memiliki dua peran dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu majelis untuk sekolah (Disdakmen dan Dikti) serta untuk luar sekolah (Tabligh).
  • Kebijakan : NU dikenal dengan kebijakan toleransinya terhadap tradisi lokal. Muhammadiyah dikenal dengan semangat pemurnian Islam dan inovasinya di bidang pendidikan.

Pemikiran Pendidikan Islam NU dan Muhammadiyah 

Pemikiran Pendidikan Islam Nahdlatul Ulama K.H. Hasyim Asy'ari

Dalam pemikiran pendidikan Islam dalam Nahdlatul Ulama lebih memfokuskan pada pendidikan terhadap etika yang terdapat dalam kitab kuning yang teridiri dari delapan bab pembahasan.

1. Pentingnya Pendidikan

Dalam ayat Al-Qur'an terdapat banyak penjelasan tentang pentingnya menuntut  ilmu didalam Hadis pun juga banyak yang menjelaskannya. Ada beberapa point yang haus diperhatikan dalam menuntut ilmu. Berniat dan bersuci terlebih dahulu sebelum menuntut ilmu, tidaklah menghapkan hal duniawi saat menuntut ilmu. Tidak mengharapkan materi saat memberika ilmu, mempermudah dalam penyampaian ilmu. Belajar dan menuntut ilmu merupakan sebuah ibadah untuk mendapatkan ridha dari Allah serta menyalurkan ilmu kepada seseorang dalam berupaya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Murid.

a. Etika dalam belajar

Terdapat beberapa etika yang diajarkan K.H. Hasyim Asy'ari yaitu membersihkan niat, membersihkan hati dari tipu daya dunia, pintar dalam mengelola waktu, tidak menunda-nunda dalam menuntut ilmu, berhati-hati, qanaah dan bersabar terhadap ujian yang dialami. Menghindari segala sesuatu yang menyebabkan kebodohan serta rasa malas, mehindari segala sesuatu yang kurang bermanfaat serta menyederhanakan minuman dan makanan.

b. Etika murid

Terdapat beberapa etika murid yang diajarkan diantaranya yaitu memilih guru yang Profesional, mendengarkan apa yang dijelaskan oleh seorang guru, memuliakan guru, mengikuti jejak guru, mengunjungi guru, bersabar terhadap guru, bersikap sopan terhadap guru, tidak menyela guru saat berbicara, berbicara dengan sopan. Didalam Pesantren masih banyak sekali ditemukan etika-etika seperti ini.

c. Etika murid dalam pelajaran

Terdapat beberapa etika murid dalam pelajaran yaitu anatara lain seperti mempelajari ilmu-ilmu,berdiskusi, berhati-hati, menyimak pelajaran, berteman dengan orang yang memiliki ilmu yang lebih tinggi. Beberapa etika tersebut menenrangkan betapa pentingnya etika dalam pendidikan.

Pemikiran Pendidikan Islam Muhammadiyah

Pemikiran Pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan

Pembaharuan Tujuan Pendidikan

Tujuan awal pendidikan pada tahun 1936 dari ucapan K.H Ahmad Dahlan yaitu "Jadilah manusia yang maju, jangan pernah lelah dalam bekerja untuk Muhammadiyah" K.H Ahmad Dahlan dalam mewujudkannya dibagi menjadi tiga jenis pendidikan pertama yaitu pendidikan akhlak dan moral yang merupakan perjuangan dalam proses menumbuhkan karakter manusia yang bagus serta berlandaskan pada Al-Qur'an dan Al-sunnah, kedua yaitu pendidikan individu yang merupakan sebuah upaya dalam meningkatkan kesadaran individu yang saling berkaitan antara dunia dan akhirat dan juga akal dan pikiran. Yang ketiga yaitu pendidikan kemasyarakatan yang merupakan upaya dalam meningkatakan hidup masyarakat.

Teknik Penyelenggara Pendidikan Mengalihkan sistem pondok pesantren dengan sistem pendidikan yang modern sesuia dengan zamannya adalah modernisasi dalam sistem pendidikan yang merupakan upaya Muhammadiyah dalam meningkatakan teknik pelaksanaan pendidikan. Dengan menggunakan sistem pendidikan persekolahan barat namun dikonversi dan disesuaikan agar memilki sisi Islami serta berkarakter Nusantara. Terdapat dua modep sekolah yaitu umum dan Madrasah, K.H Ahmad Dahlan medirikan sekolah umum pada tahun 1911 yang mengkolaborasikan pengajaran Barat dengan pesantren. Sedangkan pada Madrasah bersifat agamis, K.H Ahmad Dahlan menggunakan model gubernamen perbedaan sekolah umum dan Madrasah terdapat didalam kurikulumnya. Didalam Muhammadiyah itu sendiri terdapat pembaharuan dari teknik interaksi belajar menggunakan model pembaharuan yang menggabungkan antara sistem pendidikan pesantren dengan pendidikan Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun