Mohon tunggu...
Kalam.as
Kalam.as Mohon Tunggu... Guru - Pecandu Kopi, Penikmat Lengsernya Matahari

Seseorang yang suka berhalusinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nisan Hati

30 Juni 2022   07:44 Diperbarui: 30 Juni 2022   07:52 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gagak hitam dengan mulut menganga

Tertunduk mencengkeram erat ranting cendana

Merapalkan ucapan bela sungkawa

Pada hati yang telah mati rasa

Kelabu berarak mengiring ke pemakaman

Memayung rindu yang baru saja datang

Bersama Sekar yang mewangi disepanjang jalan

" Tuhan, waktunya telah tiba" begitulah yang ia ucapkan

Dikuburkan berteman kenangan

Membangkitkan hiruk pikuk kesedihan

Ia hilang, terlelan

Tinggal kerangka kosong, sendirian

Tulang belulang itu tahu,

Semestanya kembali berduka kala itu,

Bibirnya melengkung sendu

Tubuhnya meluruh bertumpu

Ia berbisik pada batu yang terukir

HATI

LAHIR : 21 JANUARI 1998

WAFAT : 25 JUNI 2022

"Tenang, Tugasmu akan kulanjutkan, Terimakasih sudah bertahan. Hati, kamu akan dibangkitkan kembali, suatu saat nanti. Sampai bertemu kembali, di waktu yang tepat di ujung penantian ini. Jemput aku di ujung jalan itu, bersama potonganmu yang baru"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun