Persamaan dan Perbedaan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka
Kurikulum 13 (K13) dan Kurikulum Merdeka adalah dua kurikulum yang diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia. Meskipun keduanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi peserta didik, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan signifikan antara keduanya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai kedua kurikulum tersebut, baik dari segi tujuan, pendekatan, dan implementasinya.
Persamaan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka:
1. Fokus pada Pengembangan Kompetensi Siswa
Baik Kurikulum 13 (K13) maupun Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan kompetensi siswa. Keduanya bertujuan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki keterampilan yang siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
2. Pendekatan Berbasis Kompetensi
Keduanya menerapkan pendekatan berbasis kompetensi yang lebih mengutamakan pencapaian kemampuan peserta didik, daripada sekadar penguasaan materi pelajaran. Dalam K13, kompetensi tersebut dibagi menjadi kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal yang sama juga diterapkan dalam Kurikulum Merdeka.
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam kedua kurikulum tersebut. K13 mengintegrasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran sehari-hari, sementara Kurikulum Merdeka memperkenalkan cara yang lebih fleksibel dalam mengembangkan karakter peserta didik melalui berbagai kegiatan pembelajaran.
4. Pemanfaatan Teknologi dalam Pembelajaran
Teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran pada kedua kurikulum ini. K13 sudah mulai mendorong penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, sementara Kurikulum Merdeka lebih intensif mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat.
5. Pendekatan Tematik Interdisipliner
Dalam Kurikulum 13, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik, yang mengaitkan berbagai mata pelajaran dalam tema tertentu. Begitu pula dalam Kurikulum Merdeka, meskipun lebih fleksibel, ada kesamaan dalam mengaitkan berbagai mata pelajaran dengan tema tertentu untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih holistik.
Perbedaan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka:
1. Fleksibilitas dalam Implementasi
Salah satu perbedaan utama antara K13 dan Kurikulum Merdeka adalah tingkat fleksibilitasnya. K13 lebih terstruktur dan baku, sedangkan Kurikulum Merdeka memberikan ruang yang lebih besar bagi guru untuk merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa serta kondisi sekolah.
2. Pendekatan Pembelajaran
K13 lebih menekankan pada pendekatan pembelajaran yang bersifat tematik dan integratif, dengan pembagian waktu pelajaran yang telah ditentukan. Kurikulum Merdeka, di sisi lain, lebih mengutamakan pembelajaran berbasis proyek dan pengalaman langsung, memungkinkan siswa untuk lebih aktif dalam menentukan arah belajar mereka.
3. Peran Guru
Dalam Kurikulum 13, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan. Sementara itu, dalam Kurikulum Merdeka, guru berperan lebih sebagai pendamping yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka sesuai dengan minat dan bakat, dengan memberi kebebasan dalam memilih materi ajar dan metode pembelajaran.
4. Evaluasi dan Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 13 lebih fokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara menyeluruh. Penilaian dilakukan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian akhir tahun. Sedangkan, Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian autentik yang berbasis pada proses pembelajaran, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berfokus pada pencapaian kompetensi tertentu.
5. Penyederhanaan Mata Pelajaran
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah penyederhanaan mata pelajaran yang memungkinkan siswa untuk mendalami subjek-subjek yang lebih sesuai dengan minat mereka. Dalam K13, mata pelajaran sudah terstruktur dengan ketat, sementara di Kurikulum Merdeka, sekolah dapat memilih dan menyusun mata pelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.
6. Penerapan Kurikulum di Sekolah
Kurikulum 13 diterapkan secara seragam di seluruh sekolah di Indonesia, dengan penetapan materi yang harus diajarkan pada setiap tingkat kelas. Sebaliknya, Kurikulum Merdeka memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kondisi dan karakteristik siswa, serta menggunakan modul-modul pembelajaran yang sudah tersedia.
7. Struktur Kurikulum
Kurikulum 13 memiliki struktur yang lebih rigid, dengan jumlah jam pelajaran yang telah ditentukan untuk setiap mata pelajaran. Kurikulum Merdeka, di sisi lain, memiliki struktur yang lebih terbuka, memberi kesempatan kepada sekolah untuk menyesuaikan jumlah jam dan cara pengajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
8. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu metode utama. Ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung, menciptakan produk nyata sebagai hasil dari pembelajaran mereka. Kurikulum 13 lebih menekankan pada pembelajaran yang berbasis teori dan pelajaran yang lebih terstruktur.
9. Keterlibatan Orang Tua
Kurikulum Merdeka mendorong keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak, memberikan kebebasan bagi orang tua untuk ikut menentukan arah pendidikan anak. Sementara itu, dalam K13, meskipun keterlibatan orang tua diharapkan, namun tidak sebesar dalam Kurikulum Merdeka yang lebih mengedepankan pembelajaran yang lebih holistik.
10. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
Dalam K13, pengembangan karakter dilakukan melalui pengintegrasian nilai-nilai Pancasila dalam setiap pelajaran. Kurikulum Merdeka lebih eksplisit dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan utama pendidikan, dengan menekankan nilai-nilai moral, demokrasi, dan kewirausahaan melalui berbagai kegiatan pembelajaran.
Kesimpulan
Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi peserta didik. Namun, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan tersebut. K13 lebih terstruktur dan baku, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan memungkinkan berbagai inovasi dalam pembelajaran. Dengan memberi kebebasan kepada guru dan sekolah, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat lebih menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H