Mohon tunggu...
Lailatul munawaroh
Lailatul munawaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mempunyai hobi Menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Persamaan dan Perbedaan Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka

26 Desember 2024   14:04 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:04 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

3. Peran Guru
Dalam Kurikulum 13, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan. Sementara itu, dalam Kurikulum Merdeka, guru berperan lebih sebagai pendamping yang membantu siswa mengembangkan potensi mereka sesuai dengan minat dan bakat, dengan memberi kebebasan dalam memilih materi ajar dan metode pembelajaran.

4. Evaluasi dan Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum 13 lebih fokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara menyeluruh. Penilaian dilakukan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian akhir tahun. Sedangkan, Kurikulum Merdeka lebih menekankan pada penilaian autentik yang berbasis pada proses pembelajaran, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan berfokus pada pencapaian kompetensi tertentu.

5. Penyederhanaan Mata Pelajaran
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah penyederhanaan mata pelajaran yang memungkinkan siswa untuk mendalami subjek-subjek yang lebih sesuai dengan minat mereka. Dalam K13, mata pelajaran sudah terstruktur dengan ketat, sementara di Kurikulum Merdeka, sekolah dapat memilih dan menyusun mata pelajaran yang relevan dengan kebutuhan siswa.

6. Penerapan Kurikulum di Sekolah
Kurikulum 13 diterapkan secara seragam di seluruh sekolah di Indonesia, dengan penetapan materi yang harus diajarkan pada setiap tingkat kelas. Sebaliknya, Kurikulum Merdeka memberi kebebasan kepada sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kondisi dan karakteristik siswa, serta menggunakan modul-modul pembelajaran yang sudah tersedia.

7. Struktur Kurikulum
Kurikulum 13 memiliki struktur yang lebih rigid, dengan jumlah jam pelajaran yang telah ditentukan untuk setiap mata pelajaran. Kurikulum Merdeka, di sisi lain, memiliki struktur yang lebih terbuka, memberi kesempatan kepada sekolah untuk menyesuaikan jumlah jam dan cara pengajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

8. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu metode utama. Ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung, menciptakan produk nyata sebagai hasil dari pembelajaran mereka. Kurikulum 13 lebih menekankan pada pembelajaran yang berbasis teori dan pelajaran yang lebih terstruktur.

9. Keterlibatan Orang Tua
Kurikulum Merdeka mendorong keterlibatan orang tua dalam pembelajaran anak, memberikan kebebasan bagi orang tua untuk ikut menentukan arah pendidikan anak. Sementara itu, dalam K13, meskipun keterlibatan orang tua diharapkan, namun tidak sebesar dalam Kurikulum Merdeka yang lebih mengedepankan pembelajaran yang lebih holistik.

10. Pengembangan Profil Pelajar Pancasila
Dalam K13, pengembangan karakter dilakukan melalui pengintegrasian nilai-nilai Pancasila dalam setiap pelajaran. Kurikulum Merdeka lebih eksplisit dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan utama pendidikan, dengan menekankan nilai-nilai moral, demokrasi, dan kewirausahaan melalui berbagai kegiatan pembelajaran.

Kesimpulan

Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan dan mengembangkan potensi peserta didik. Namun, keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam mencapai tujuan tersebut. K13 lebih terstruktur dan baku, sedangkan Kurikulum Merdeka lebih fleksibel dan memungkinkan berbagai inovasi dalam pembelajaran. Dengan memberi kebebasan kepada guru dan sekolah, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat lebih menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan sesuai dengan perkembangan zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun