Mohon tunggu...
Lailatul Farohah
Lailatul Farohah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca bakat bermain bulutangkis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Siswa

21 Desember 2024   17:56 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang lain yang lebih lemah. Bullying dapat berupa kekerasan fisik, verbal, atau emosional. Bullying dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental korban, pelaku, dan orang yang melihatnya. Kesehatan mental adalah suatu keadaan kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk menyadari potensinya sendiri, mengatasi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif dan berkontribusi secara konstruktif pada masyarakat. Oleh karena itu kasus bullying harus mendapatkan penanganan yang tepat agar kesehatan mental siswa dapat terjaga. Pendidikan tidak hanya mengembangkan peradaban, namun juga memberikan pola, warna dan model terhadap peradaban itu sendiri (Pramudita et al., 2024).

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2023) mencatat terdapat sebanyak 2.355 pelanggaran terhadap perlindungan anak yang masuk KPAI hingga tahun 2023. Dari jumlah tersebut rinciannya yaitu anak sebagai korban bullying/perundungan 87 kasus, anak korban pemenuhan fasilitas pendidikan 27 kasus, anak korban kebijakan pendidikan 24 kasus, anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis, 236 kasus, anak korban kekerasan seksual 487 kasus, serta masih banyak kasus lainnya yang tidak teradukan ke KPAI. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa angka bullying di Indonesia masih marak terjadi didalam pendidikan. Perilaku negatif siswa yang semakin banyak menunjukkan bahwa pendidikan di sekolah belum mampu menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada siswa. Perilaku negatif tersebut tidak hanya merusak citra pendidikan, tetapi juga menimbulkan keresahan di masyarakat. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat bermain dan belajar bagi siswa justru menjadi tempat kekerasan. Bullying dapat berdampak negatif pada korban dan pelaku, baik secara fisik maupun mental. Korban bullying dapat mengalami penurunan prestasi akademik, gangguan kesehatan mental, dan bahkan trauma. Pelaku bullying juga dapat mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan sosial dan lebih rentan terhadap perilaku antisosial (Pramudita et al., 2024).

      Faktor faktor bulying Menurut (wahani et al., 2022) banyak sekali dampak dari perilaku bullying, baik secara mental, psikis, verbal, non verbal, dan lain sebaginya. ada 2 faktor yang melatarbelakangi terjadinya perilaku bullying ini, yaitu:

*Faktor Internal

Faktor internal seperti jenis kelamin, kepribadian seseorang, implusif dan adanya sifat pengganggu. Sifat pengganggu ini biasanya muncul jika terjadi keadaan kurang baik di lingkungan.

*Faktor Eksternal

Faktor eksternal seperti, faktor lingkungan sekolah, dan juga faktor lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan sosial yang buruk seperti kemiskinan, rendahnya tingkat ekonomi seseorang bisa memicu terjadinya perilaku bullying. Kondisi lingkungan seperti inilah yang dapat mempengaruhi seseorang dalam bertindak.

Menurut WHO(2013) Kesehatan mental adalah keadaan sejahtera mental yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuannya, belajar dengan baik dan bekerja dengan baik, serta berkontribusi pada komunitasnya. Kesehatan mental disekolah seperti Pengetahuan serta pemahaman pimpinan sekolah, para guru, terutama guru BK atau konselor tentang kesehatan mental sangatlah penting. Pimpinan dan para guru dapat menciptakan iklim kehidupan sekolah, baik fisik, emosional, sosial, mapun moral spiritual dalam rangka perkembangan kesehatan mental siswa yang optimal. Di sisi lain dapat pula memantau gejala gangguan mental para siswa sejak dini. Dengan pemahaman akan kesehatan mental siswa, guru dapat memahami masalah kesehatan mental yang dapat ditangani sendiri serta masalah yang membutuhkan penanganan khusus yang dapat dirujuk kepada para ahli yang lebih profesional.Guru perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memahami dan membantu siswa mengatasi masalah-masalah yang dialami siswa (Pramudita et al., 2024).

Faktor kesehatan mental Menurut Kusumastuti (2023) Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan mental yang perlu diketahui yaitu :

*Faktor biologis

 Beberapa jenis gangguan kesehatan mental disebabkan oleh gangguan sel saraf pada bagian otak tertentu. Akibatnya, komunikasi antar sel saraf menjadi terganggu sehingga otak tidak dapat berfungsi secara efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat tertentu, kondisi genetik, infeksi, cedera atau cacat otak.

*Faktor psikologis

Faktor psikologis juga bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti trauma saat masih kecil, kehilangan orang yang dicintai, pengabaian dari orang terdekat, dan ketidakmampuan diri untuk bersimpati pada orang lain.

*Faktor lingkungan

Lingkungan di mana Anda banyak menghabiskan waktu, seperti rumah, kantor, atau sekolah, dapat memengaruhi kesehatan mental. Lingkungan tempat tinggal dapat mengubah struktur dan fungsi otak sehingga bisa meningkatkan risiko gangguan daya ingat, kesulitan belajar, dan gangguan perilaku.

*Faktor sosial ekonomi

    Faktor sosial dan ekonomi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti tidak memiliki pekerjaan, pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, hutang, dan kemiskinan.

*Faktor kebiasaan

Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari juga akan sangat memengaruhi mental seseorang. Anda yang memiliki kebiasaan hidup sehat akan memiliki kesehatan mental yang baik, seperti rutin berolahraga, tidak pernah merokok, mengonsumsi makanan yang bernutrisi, dan mendapatkan tidur yang cukup.

Dengan demikian, perlunya tindakan preventif dan intervensi yang efektif untuk mengatasi masalah bullying. Pencegahan bullying bukan hanya tentang mengurangi insiden bullying itu sendiri, tetapi juga tentang melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan korban sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Penting untuk melibatkan semua pihak yang terlibat, termasuk guru, orang tua, staf sekolah, dan masyarakat secara luas, dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bullying. Selain itu, perlu juga dilakukan peningkatan pemahaman dan pelatihan bagi guru dan staf sekolah dalam mengidentifikasi dan menangani kasus bullying dengan tepat. Dengan upaya bersama, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang bebas dari bullying, di mana setiap individu merasa aman, dihormati, dan didukung dalam menjalani kehidupan mereka (Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin et al., 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun