Mohon tunggu...
Lailatul Arofah
Lailatul Arofah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Man jadda wajadah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Daring pada Perkembangan Psikososial Anak Saat Pandemi Covid-19

27 Desember 2022   11:37 Diperbarui: 27 Desember 2022   11:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran Daring Pada Perkembangan 

Psikososial Anak Saat Pandemi COVID-19

Oleh: Lailatul arofah (220105110015)

Abstrak

       Perkembangan psikososial AUD yang di artikan sebagai perkembangan yang terkait dengan emosional anak, motivasi dan perkembangan pribadi anak serta perubahan anak secara bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Dalam memahami aspek psikologi perkembangan anak yakni perkembangan fisik,kognitif,sosial,Bahasa dan emosional atau lebih di kenal dengan psikososial.

PENDAHULUAN

Selama masa pandemi COVID-19, pembelajaran online menjadi alternatif untuk penyelesaian masalah pendidikan di Indonesia. Keterbatasan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran online di lembaga pendidikan anak usia dini mengakibatkan gangguan perkembangan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gangguan perkembangan apa saja pada anak usia dini selama pembelajaran online. Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan orang tua. 

Partisipan melibatkan 125 anak, 8 orang tua, dan 7 guru di 4 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik  deskriptif dan content analysis. Pengumpulan data primer dan sekunder dengan melakukan  observasi lapangan dan wawancara. Display data penelitian dengan menggunakan program  aplikasi ATLAS.ti. Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajaran daring berpengaruh  pada gangguan perkembangan psikososial yaitu terbatasnya interaksi anak dengan orang lain dan berkurangnya keterampilan anak berkomunikasi. Gangguan ini berimplikasi pada mketerasingan anak dalam kehidupan sosialnya sehari-hari.

PEMBAHASAAN

Pembelajaran online akibat pandemi COVID-19 telah mempengaruhi tingkat  pencapaian perkembangan anak (Kristy L. Turner, Michael Hughes, 2020). Pencapaian  perkembangan anak sangat ditentukan oleh stimulasi lingkungan. Minimnya stimulasi saat  pembelajaran online telah mempengaruhi gangguan aspek-aspek perkembangan anak. Banyak guru mengalami kesulitan dalam pembuatan modul pembelajaran dan mengelola  pembelajaran jarak jauh. Kesibukan orang tua karena bekerja mengakibatkan kurangnya  pendampingan belajar dan bermain pada anak (Liu, 2020). Keterbatasan interaksi antara guru,  orang tua, dan siswa (anak) memiliki andil besar terhadap tugas-tugas perkembangan anak  yang tidak selesai (tercapai).[1] 

Pembelajaran online memang mengharuskan orang tua untuk mengawasi anak-anaknya saat belajar. Namun karena kurangnya pengawasan dari orang tua, hal ini mengakibatkan anak menjadi malas untuk sekolah. Dan yang paling parah adalah anak tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Keterbatasan sarana pendukung juga menjadi pemicu kemalasan pada anak.. Hubungan antara guru dan anak menjadi dingin.

 Pembelajaran daring juga mengakibatkan kesehatan mental anak menjadi menurun. Pasalnya anak-anak menjadi stress. Namun pembahasan materi yang sedikit. Hal itu bisa memicu kesehatan mental anak menjadi terganggu. Dari beberapa pendapat orang tua ini, sebenarnya memiliki dampak sendiri-sendiri. Bagi orang tua yang menganggap daring itu lebih baik, mereka akan mendukung penuh kegiatan anaknya. Namun, jika beberapa orang tua menganggap daring tidak efektif, maka mereka akan mencari solusi agar buah hatinya mendapat pembelajaran yang maksimal. Tidak sedikit juga akhirnya orang tua memutuskan untuk mendaftarkan anaknya les. Beberapa orang tua beralasan bahwa dengan les, anaknya mendapatkan materi yang belum sempat diajarkan di sekolah. Dengan cara seperti ini juga dapat memaksimalkan belajar pada anak. Sehingga dia tidak tertinggal materi pelajaran di sekolah.

 Namun terdapat juga orang tua yang pasrah dengan hal ini. Mereka lebih memilih anaknya putus sekolah. Alasannya adalah biaya yang mahal. Memang pembelajaran daring ini memiliki dampak positif dan negatinya masing-masing. Namun alangkah baiknya sebagai orang tua harus terus mengawasi dan menyemangati anaknya agar tuntas dibangku sekolah hingga menjadi mahasiswa. Karena pandemi bukan alasan untuk anak-anak putus sekolah.

 Beberapa orang tua berharap agar pandemi segera berakhir. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan seperti sedia kala. Agar anak-anak mereka mendapat fasilitas pembelajaran dengan maksimal.[2]

 Pembelajaran daring ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pembelajaran daring antara lain:

 A. Adanya pemerataan pendidikan ke berbagai tempat, bahkan ke tempat terpencil atau pedalaman sekalipun.

 B.  Kapasitas daya tampung pembelajaran jarak jauh lewat daring/online  tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas, sehingga antara pengajar dengan pembelajar tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas. Pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran memanfaatkan fasilitas handphone dan komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet.

 C.  Tidak diperlukannya ruang kelas untuk tatap muka dalam proses pembelajaran akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan kelas atau gedung sekolah, transportasi,atau alat tulis menulis, dan sebagainya.[3]

 DAFTAR PUSTAKA

Ambrosius Jofansirken. "Dampak Pembelajaran Daring Di Indonesia," 2022.

 SURIYANTI. "PENGARUH PEMBELAJARAN DARING PAUD TERHADAP PERILAKU DISIPLIN ANAK USIA DINI DI PAUD ISLAM INTEGRAL DARUL FIKRI KOTA BENGKULU," 2021.

 suyadi. "No Title." Dampak Pembelajaran Daring Pada Perkembangan Psikososial Anak Saat Pandemi COVID-19 6, no. 4 (2022): 30783090.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun