Mohon tunggu...
Lailatul Qomariyah
Lailatul Qomariyah Mohon Tunggu... Guru - Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Nafas = Kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Soft Skills Pendidik dalam Pendidikan Islam

7 November 2020   23:40 Diperbarui: 7 November 2020   23:43 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan. Keberhasilan pendidik dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang diinginkan sangat tergantung kepada aktor atau pelaku pendidikan itu sendiri. Aktor yang dimaksud adalah para guru atau pendidik, baik di lingkungan formal, informal maupun nonformal. 

Hal ini menunjukkan bahwa pendidik mengemban tanggung jawab yang demikian besar terhadap keberhasilan proses pendidikan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, seorang pendidik di lingkungan formal khususnya, mau tidak mau mesti memiliki sejumlah kompetensi atau kemampuan khusus yang mendukung bagi pelaksanaan profesinya sebagai guru. 

Dalam praktiknya di lapangan, seorang guru senantiasa berhadapan dengan dua alternatif kemungkinan. Pertama, seorang guru dikatakan "berhasil" dalam mendidik, dan Kedua, seorang guru dikatakan "gagal" mendidik. Namun seringkali rasio diantara kedua kelompok guru tersebut seringkali tidak seimbang. 

Guru yang "berhasil" selalu saja lebih sedikit jumlahnya dibandingkan guru yang "gagal" atau minimal belum berhasil. Ketidakberhasilan tersebut antara lain disebabkan tidak terpenuhinya syarat-syarat menjadi guru yang berhasil. Syarat-syarat tersebut demikian banyak dan sangat kompleks serta menuntut kemauan dan kerja keras dan pribadi guru itu sendiri. Atau meminjam perkataan Elfindri dkk "bahwa menjadi guru dan pendidik butuh prasyarat yang banyak. "

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, persyaratan guru yang minimal harus menguasai 4 kompetensi, yaitu Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Personal (Kepribadian), Kompetensi Profesional, dan Kompetensi Sosial. Guru yang menguasai keempat kompetensi tersebut dengan baik, memberikan peluang lebih besar bagi keberhasilannya dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai guru di lingkungan formal (sekolah). 

Keempat kompetensi tersebut dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: (1) Hard Competence atau Hard Skill yang terdiri dari kompetensi Pedagogik dan kompetensi profesional, dan (2) Soft Competence atau Soft Skill yang mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. 

A. HARD SKILLS

1. Pengertian Hard Skills

a. Etimologi (lughatan) 

Hard skills terdiri dari dua kata, yaitu hard yang berarti keras, dan skills yang berarti keterampilan atau kecakapan. Jadi secara sederhana hard skill dapat diartikan sebagai seperangkat keterampilan yang wujudnya konkrit nya dapat ditangkap melalui indera (visible). Dengan demikian Berdasarkan pengertian tersebut maka Hard skills adalah skills yang dapat menghasilkan sesuatu yang sifatnya visible dan immediate (segera/langsung tampak). Hard skill dapat dinilai dan technical test atau practical test. 

b. Terminologi (istilah)

Secara istilah hard skill adalah skill yang dapat menghasilkan sesuat yang sifatnya visible dan immediate (segera/langsung tampak) serta dapat dinilai dari technical test atau practical test. Menurut Dennis E. Coates hard skill are technical or administrative procedures related to an organization's core business). (Hard skill merupakan prosedur yang bersifat teknis atau administratif yang berkaitan dengan pekerjaan yang utama). 

B. SOFT SKILLS

1. Pengertian Soft Skills

a. Etimologi (lughatan) 

Secara etimologi istilah soft skills berasal dan bahasa Inggris yang terdiri dari kata soft dan skill. Menurut Kamus Inggris-Indonesia, kata soft memiliki beberapa arti yaitu: lembek, lunak, lemah, lembut, halus, empuk dan mudah. Dan beberapa pengertian tersebut yang lebih tepat digunakan dalam pembahasan ini adalah kata lunak. 

Sementara kata skillbjuva memiliki beberapa pengertian, yaitu: kecakapan, kepandaian, keterampilan, dan keahlian. Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara sederhana dapat dipahami bahwa soft skill adalah keterampilan lunak/halus. Begitu halusnya keterampilan tersebut sehingga sulit untuk ditangkap melalui indera, sebab keterampilan tersebut bersifat sangat abstrak. 

b. Terminologi (Isthilahan) 

1) Menurut Berthal, soft skill yaitu perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia seperti membangun tim, pembuatan keputusan, inisiatif dan komunikasi. Wujud dan soft skills tersebut seperti: kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerjasama, beradaptasi, berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah. 

2) Thalib juga mengatakan bahwa soft skill merupakan keunggulan personal seseorang yang terkait dengan hal-hal nonteknis, termasuk diantaranya kemampuan berkomunikasi, bersosialisasi dan kemampuan mengendalikan diri sendiri. Berdasarkan definisi tersebut soft skills pada dasarnya merupakan keterampilan individu membina hubungan dengan orang lain atau masyarakat (interpersonal skills) dan keterampilan mengatur diri sendiri (intrapersonal skills) yang dapat mengembangkan unjuk kerja secara maksimal, sehingga soft skills menunjukkan kualitas diri yang bersifat ke dalam dan keluar. 

3. Menurut Rao, soft skill ("also called "people skills") are typically hard to observe, quantify and measure (soft skill atau disebut juga  people skill merupakan Keterampilan- keterampilan yang sifatnya dapat diamati, dihitung, dan diukur.) 

2. Pembagian Soft Skills

Soft skills dibagi kepada :

a. Kompetensi kepribadian atau interpersonal skills, yaitu kemampuan mengelola diri secara tepat, berupa :

1) Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, kebudayaan Indonesia, dengan indikator: (1) menghargai semua peserta didik tanpa membedakan statusnya, (2) dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku.. 

2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dangan indikator: (1) Pribadi yang mantap dan stabil, dan (2) pribadi yang arif bijaksana, bertanggung jawab dan mempunyai kewibawaan. 

3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang beriman, Islam dan ihsan, berakhlaq mulia, bertaqwa, menjadi teladan, dengan indikator : (1) jujur, tegas, dan manusiawi, (2) bertaqwa dan berakhlaq mulia, (3) menjadi uswah Allah hasanah bagi murid. 

(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, bangga menjadi guru, percaya diri,mandiri secara profesional, dengan indikator: (1) mengutamakan kepentingan profesi dan kepentingan lain, (2) bekerja secara profesional, (3) bekerja dengan niat ikhlas karna Allah. 

5. Mampu menjunjung tinggi, memahami, menerapkan dan berperilaku sesuai kode etik guru, dengan indikator: (1) berperilaku sesuai dengan kode etik, dan (2) mampu melaksanakan nya dalam mendidik. 

b. Kompetensi sosial atau interpersonal skills, yaitu kemampuan membangun relasi dengan orang lain, secara efektif berupa :

1) Kecakapan berkomunikasi, yaitu keterampilan seseorang menyampaikan pesan dan komunikator kepada komunikan dengan media tertentu sehingga bisa dipahami secara mudah. 

Sabda Rasulullah SAW. Artinya : "Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan ukuran akalnya. " (H.R. Muslim) 

2) Kecakapan memberikan motivasi, yaitu keterampilan memberikan dorongan terhadap orang lain dalam melakukan sesuatu. 

Dalam ajaran Islam, motivasi dapat disamKN dengan niat. Niat memberikan nilai terhadap sesuatu perbuatan.

Sabda Rasulullah SAW. Artinya : "Sesungguhnya setiap amal perbuatan seseorang tergantung kepada niat, dan sesungguhnya setiap manusia bakal memperoleh hasil pekerjaan nya dengan niatnya... " (H.R.Bukhari)

3. Kecakapan bekerja sama, yaitu keterampilan seseorang dalam bekerja sama atau membangun tim agar dapat membangun tim yang solid. Bekerjasama yang dimaksudkan disini adalah bekerja sama dalam hal yang bersifat positif. Allah memerintahkan manusia agar bekerja sama dalam kebaikan. Firman Allah SWT. Artinya : "Dan tolong menolong lah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Q.S. 5 : 2).

4. Kecakapan memimpin, yaitu keterampilan seseorang untuk mempengaruhi, memberi inspirasi, dan mengarahkan tindakan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam ajaran Islam, setiap manusia adalah pemimpin baik sebagai topik manager, midle manager, maupun sebagai lower manager. Sabda Rasulullah SAW. Artinya : "... setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian akan diminta pertanggungjawabannya tentang orang yang di pimpin nya.. " (HR.Bukhari) .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun