Mohon tunggu...
Laela Sofrotun Nida
Laela Sofrotun Nida Mohon Tunggu... Guru - Santri Nurul Furqon - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Hanya sekedar berbagi. Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Jangan Asal Pilih Pemimpin

13 Februari 2024   20:14 Diperbarui: 13 Februari 2024   20:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disclaimer: Tulisan ini hanya sekedar opini saya. Tak perlu didebat, kita mungkin berbeda anggapan. Tapi tak perlu saling menabur kebencian ya! 

Tahun pemilu ini memang sangat berbeda. Sedangkal pengamatan saya selama ini, sepertinya begitu banyak konspirasi dibalik pemerintah dan partainya, pencalonan anak presiden yang menjadikan seolah-olah pak Jokowi gila kekuasaan, yang katanya memaksakan perubahan konstitusi dengan bantuan paman. 

Istilah dinasti politik yang begitu digaungkan. Apakah benar begitu faktanya? Padahal jelas berita menyampaikan Bu puan terang-terangan berkata akan mencalonkan Gibran jika MK mengizinkan putusan. Seketika saya berpikir 'Mungkin jika Gibran sekarang memihak ke Ganjar tidak akan ada drama politik seperti ini'. Toh, yang mengajukan awal keputusan MK dari PDIP, lho! Cek lagi aja beritanya. Dari sini, secara tidak langsung, kualitas Mas Gibran berarti diakui. 

Demo besar-besaran para aktivis dan civitas akademika kampus juga terang-terangan mengkritik pak Jokowi. Inilah demokrasi. Siapapun boleh mengungkapkan pendapatnya. 

Tetapi benarkah tidak ada dalang dari Paslon lain yang mengakibatkan marak demikian? 

Lucunya ada pengurus partai yang ikut, ada yang sambil pose foto tiga jari. Jelas ada keberpihakan bukan?

Bukankah kampus seharusnya netral? 

Ataukah jangan-jangan memang sudah dikonsep dari suatu partai untuk menjatuhkan Pak Jokowi. 

Lalu munculnya film Dirty Vote yang seolah memang sengaja ditayangkan ketika masa tenang pemilu.  Mengapa di saat masa tenang pemilu? Dan mengapa sangat menyudutkan Paslon tertentu, mereka bilang netral tapi tertera salam empat jari di bagian akhir. Apakah masih dianggap netral? Jika netral mengapa tidak ada pembahasan surat 31 ribu yang sudah tercoblos. 

Sebegitu-kah cara memanipulasi pikiran rakyat? 

Wallahu a'lam. Lagi-lagi ini adalah pikiran liar saya.

Rakyat akar rumput seperti saya hanyalah penikmat drama-drama politik yang setiap hari ramai disuguhkan di laman medsos. Hingga samar melihat berita mana yang hoax dan fakta. Teknologi canggih sekarang dengan mudah memanipulasinya. Dan terjadilah saling serang antar kubu demi membela jagoannya. 

Sehari lagi pemilu akan dilaksanakan. Tentu saya sudah punya pilihan yang tentunya melewati proses pengamatan dan analisa yang cukup panjang.

Meski kita ketahui bersama, tidak ada capres yang tidak ingin negaranya maju dan lebih baik. Semuanya memiliki tujuan dan cita-cita mulia. Tapi manusia tidak ada yang sempurna, semua memiliki kelebihan dan kekurangannya. Oleh sebab itu, kita bisa menentukan mana pemimpin yang sedikit mudharatnya.

Ada Paslon kubu yang bilang bahwa jika tak memilih Paslon X maka perlu dipertanyakan keislamannya? 

Seketika langsung ngakak saya, maaf! tolak ukur keislaman seseorang tidak berlandaskan dengan pemilihan pimpinan ya! Auto blunder dan menurut saya tidak layak jadi pemimpin negeri ini. Lucu-lucu sekali memang orang-orang ini! Demi kekuasaan sampai ber-statement demikian. 

Mohon maaf ya kalau ada yang tersinggung. Hehe

Setelah berkali-kali menyimak berita, debat, track-record, visi-misi paslon, jujur hati nurani saya jatuh pada nomor dua, pak Prabowo dan Mas Gibran. 

Banyak alasan saya mengapa memilih beliau. Bukan karena Gimik gemoy atau apalah lainnya.

Yang paling sangat dasar adalah dari karakter beliau yang sangat kelihatan tulus dan rendah hati tapi tak menghilangkan jiwa tegas militer dan patriotiknya. Dan yang paling saya suka adalah tidak suka menjatuhkan lawan. Sebab menurut saya karakter atau akhlak adalah poin pertama dan utama. Bahkan dalam Islam dituturkan bahwa Adab lebih didahulukan daripada ilmu. 

Saya memang tidak pernah bertemu dan kenal beliau, tapi Gusdur aja pernah menyampaikan jika orang yang paling ikhlas untuk negeri ini ya Beliau, Pak Prabowo. 

Beliau memang tak pandai beretorika, tapi faktanya banyak memberi bukti nyata. Contoh saja sekarang kekuatan militer Indonesia peringkat ke-13 se-dunia loh, anda bisa Googling sendiri jika tak percaya. Bukankah itu jerih payah beliau juga?

Bukti yang lain juga, disaat kubu lain sibuk kampanye jika menang akan memerdekakan palestina, pak Prabowo tanpa koar-koar malah sudah memberi bantuan 5M untuk Palestina. Contoh lain misalnya pencarian sumber mata air di daerah timur pun pernah beliau lakukan. Dan tentu masih banyak bukti nyata lainnya dalam membantu masyarakat.

Pak Prabowo orang yang kaya raya. Menurut anda, apakah masih gila kekuasaan di sisa umur nya yang sudah senja? Saya pribadi yakin kalau beliau benar-benar tulus mengabdikan dirinya untuk negeri ini. 

Lalu, mengenai visi misi. jika kita memikirkan jangka panjang untuk kemajuan negeri kita, saya lebih cenderung sependapat dengan program Paslon yang melanjutkan IKN. Why? 

Kita ketahui bahwa sudah dari zaman era presiden Sukarno, hal itu sudah ada di UU bahwa ibukota seharusnya pindah di tengah-tengah Nusantara. Dan baru terlaksana pembangunan ini di era pak jokowi. Lantas, jika kita bercermin pada negara-negara maju, mereka memiliki pusat pemerintahan sendiri. Lah jika tetap di Jakarta. Hendak ditaruh mana? Lhawong sekarang sudah sangat padat. 

Meskipun selalu akan ada resiko baik dari sisi lingkungan dan ekosistemnya. Itulah PR-nya. 

Jika kita ingin menjadi negara maju, ya memang harus berani. 

Dan jikalau pun Paslon tertentu yang menang dan IKN tidak dilanjutkan. Apakah pengeluaran triliunan akan disia-siakan dan mangkrak begitu saja. Rugi besar dong!

Lalu program Hilirisasi yang selalu digaungkan oleh Mas Gibran. Hilirisasi adalah suatu proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks. Singkatnya adalah mengolah bahan baku menjadi barang siap pakai. Jika dipikir akal logika saja, ini bisa memunculkan lapangan pekerjaan yang lebih luas. Bangsa kita akan mandiri karena memproduksinya sendiri. Dan herannya program ini digugat Eropa, dikucilkan AS, dan dihalau IMF. Karena tak serta merta akan ekspor kepada mereka. Noh, kelihatan warga asing takut jika Indonesia akan menjadi negara maju. 

Kita butuh pemimpin masa depan yang tak takut pada antek-antek asing, bukan. Dalam hal ini saya melihat ada pada sosok Pak Prabowo, pengalaman beliau berkomunikasi dan berdiplomasi dengan orang luar sudah sangat cakap, tak mau didikte, dan tegas menjunjung harkat martabat bangsa.

Pantas saja beliau juga ditakuti oleh warga asing.

Selain itu, beliau adalah ketua partai. Sudah jelas tak akan ada yang nyetir beliau. Berbeda dengan kubu sebelah, yang masih bisa disetir dan tunduk pada ketumnya. Eh.

Pak Prabowo dan Mas Gibran, menurut saya adalah paket lengkap. Pak Prabowo sangat ahli di bidang kemiliteran dan geopolitik, sedang Mas Gibran dengan isu-isu kekinian yang up to date. Meskipun muda, tapi beliau kreatif dan rendah hati. Buktinya, di-nyinyir, dihina-hina anak ingusan, ia tak melawan malah dijadikan pujian. Istilah belimbing sayur, Samsul, dijadikan gantungan kunci yang ia bagi-bagi sebagai souvenir kepada warga, bahkan istilah juga diselipkan di nama jaketnya. Meskipun kata orang ada yang bilang anak haram konstitusi, tapi kualitas anda memang tak perlu diragukan lagi. Buktinya kota Solo sekarang. 

Selama Paslon ini berkampanye pun, tak pernah saya lihat membawa isu nama-nama agama, tak menjatuhkan paslon lain, narasi yang beliau sampaikan selalu mengayomi dan mengajak kita bersatu, bukan malah membuat pecah belah. Bukankah itu yang disebut negarawan. Menurut saya begitulah seharusnya pemimpin, jangan mudah memprovokasi rakyat agar saling benci. Meskipun saya yakin beban pikiran dan perasaan beliau yang selalu dihina-hina sangat menyakitkan. Tapi hebatnya, ketika debat terakhir beliaulah yang menyampaikan terimakasih dan maaf kepada sesama Paslon lain. Daebak! Dua kata yang sangat mahal dan sangat naif disampaikan banyak orang. Lah ini dengan legowonya pak Prabowo menyampaikan kepada mereka yang notabene adalah pasangan yang kerap menjatuhkan beliau.

Oh iya. Isu HAM yang seringkali jadi gorengan politik untuk menyerang beliau. Masak iya mau milih pemimpin mantan Pembunuh dan Penculik aktivis 98. 

Tolong baca sejarah lagi deh manteman, di YouTube nya Pak Munir yang jelas beliau terlibat menerangkan jikalau pak Prabowo tidak bersalah, beliau hanya jadi kambing hitam politik kala itu. Dan buktinya setiap tahun kontestasi pemilu lolos-lolos saja, bahkan pernah jadi wapresnya Bu Megawati. Isu HAM nya Pak Prabowo terlihat sekali hanya waktu panas pemilu seperti ini bukan! 

Alasan lain saya memilih beliau juga didukung kuat oleh Idola saya, Habib Lutfi Bin Yahya. Ulama NU kharismatik yang terkenal kewaliannya, tak pernah menyudutkan Paslon lain, selalu membuat adem bilamana melihatnya. Dari sini justru semakin yakin akan pilihan saya. Ditambah Ning Imaz dan Gus Rifqil, idola saya juga. Pun mendukung dibarisan beliau. Menambah mantap keyakinan saya.

 

Tentu, masih banyak alasan kenapa memilih beliau dibanding Paslon lainnya. Bukan karena Paslon lain buruk, bukan! Tapi lebih berfikir untuk kemajuan Indonesia di masa depan. Alasan-alasan lain tak perlu saya terangkan, karena terlalu panjang untuk dijelaskan. 

Jujur baru kali ini saya excited mengikuti berita perpolitikan. Tentu, saya tidak ingin hanya menjadi penikmat saja, dan 'tidak golput' adalah salah satu bentuk saya berkontribusi dan berikhtiar memilih pemimpin masa depan Indonesia yang lebih baik. Tidak golput juga sebagai bentuk agar suara kita tidak dipakai oleh sekelompok orang yang hendak menyalahgunakan. 

 

Meskipun jika nantinya pilihan saya tidak menang, saya tetap akan menghargai dan mendoakan pak presiden yang akan memimpin negeri ini. Karena ketetapan Allah pasti itulah yang terbaik untuk bangsa ini. 

Sekali lagi, ini adalah pilihan saya. Tidak apa-apa jika barangkali kita berbeda pilihan. Tapi ingat tak perlu caci-maki, tetap jaga persaudaraan. Salam pemilu damai. Salam dua jari Indonesia Maju bersama Pra-Gib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun